Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
metode pembelajaran yang baru untuk peserta didik sehingga peserta didik sangat tertarik. Peserta didik tampak lebih antusias dan aktif mengikluti pembelajaran.
Tugas kelompok memacu peserta didik untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan kelompok, setiap peserta didik dalam
kelompoknya terdorong untuk saling bekerjama dan saling membantu dalam memahami pertanyaan dan menjawab pertanyaan, serta saling membantu dalam
melakukan dialog dalam bahasa Jerman. Teknik yang menggunakan permainan memang mempunyai kelemahan
diantaranya adalah tidak semua topik dapat disajikan melalui teknik jigsaw, memerlukan banyak waktu, suasana kelas menjadi lebih ramai, dan dapat
mengganggu kelas-kelas lain. Berdasar hal tersebut guru perlu mempersiapkan dan merencanakan dengan baik kegiatan-kegiatan yang digunakan dalam
pembelajaran. Tahap terakhir dari pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw adalah penghargaan kelompok. Nilai-nilai yang diperoleh masing-masing
kelompok ketika mengerjakan tugas digunakan untuk menentukan penghargaan kelompok. Dengan diberikannya penghargaan kelompok, diharapkan dapat
memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan prestasi yang baik.
Menurut hasil wawancara dengan peserta didik, dapat diketahui bahwa peserta didik cukup menyukai pelajaran bahasa Jerman. Alasan dari mayoritas
peserta didik menyukai pembelajaran bahasa Jerman adalah karena cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang cukup menarik dan guru yang
lucu karena memiliki selera humor. Selain itu, peserta didik merasa bahwa guru
seringkali membantu dan dapat memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Disamping itu, tentunya juga terdapat peserta didik
yang tertarik untuk dapat menguasai bahasa Jerman. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa peserta didik yang menyetakan
bahwa mereka kurang tertarik dengan pembelajaran bahasa Jerman. Beberapa peserta didik tersebut merasa tidak tertarik disebabkan bahasa Jerman dirasa sulit
untuk dipahami sehingga membuat mereka merasa bosan. Pada dasarnya, mayoritas peserta didik memang masih merasakan
kesulitan dalam mempelajari bahasa Jerman. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara peneliti dengan peserta didik kelas XI IA-4 SMA Negeri 3 Kediri.
Mayoritas peserta didik menyatakan bahwa bahasa Jerman sulit dipahami. Kesulitan peserta didik antara lain disebabkan oleh kurangnya penguasaan
terhadap kosakata dan arti kata dalam bahasa Jerman, kesulitan dalam menguasai tata bahasa, serta kesulitan untuk berbicara dan membaca dalam bahasa Jerman.
Meskipun demikian, beberapa peserta didik berpendapat bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah karena guru selalu bersedia membantu peserta didik apabila
peserta didik merasa kesulitan. Hal inilah yang membuat pembelajaran bahasa Jerman manjadi cukup menarik bagi peserta didik meskipun masih sulit untuk
dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Jerman pada
SMA Negeri 3 Kediri, diketahui bahwa masih terdapat peserta didik yang kurang berminat dan terlihat bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran bahasa
Jerman. Sebelum pelaksanaan penelitian, guru hanya menerapkan teknik
pembelajaran konvensional tanpa adanya strategi khusus. Namun demikian, guru selalu berusaha memberi motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan
prestasi, diantaranya melalui pemberian hadiah bagi peserta didik yang berprestasi dan memiliki nilai lebih dari KKM.
Apabila dilihat dari fasilitas belajar yang tersedia dapat dikatakan bahwa fasilitas pada SMA Negeri 3 Kediri untuk pembelajaran bahasa Jerman cukup
lengkap. Fasilitas yang sering digunakan guru antara lain Lab. Bahasa, LCD dan proyektor, laptop, serta perpustakaan. Dalam mengajarkan keterampilan
berbicara, guru meminta peserta didik untuk membaca kemudian menanggapi isi dari wacana tersebut, dan meminta peserta didik untuk mencoba berdialog dengan
sesama peserta didik. Guru telah berusaha mengajarkan peserta didik untuk dapat berbicara dengan baik dan benar. Akan tetapi hal itu tidak bisa dipaksakan dengan
cepat, karena peserta didik baru mempelajari bahasa Jerman itu sendiri sehingga masih sulit dalam berbicara. Guru juga mengetahui bahwa mayoritas peserta didik
mengalami kesulitan dalam pelafalan kosakata dan mengartikan kosakata. Guru SMA Negeri 3 Kediri dapat dinilai cukup kreatif dalam mengajar.
Untuk menangani hambatan yang dialami peserta didik dalam mempelajari bahasa Jerman, guru seringkali menggunakan media pembelajaran yang dibuat
sendiri dengan berupa modul dan acuan-acuan lain yang diperoleh guru dari internet. Untuk menyelesaikan hambatan peserta didik sebisa mungkin guru
membuat buku panduan percakapan dan tata bahasa Jerman yang kata-katanya mudah dimengerti. Selain itu, guru juga mengajak peserta didik untuk latihan
berbicara yang intensif. Guru memiliki pendapat yang positif mengenai solusi
yang ditawarkan peneliti berupa pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw. Dengan metode yang bervariasi, guru tentunya dapat membuat peserta didik
menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk menyukai pembelajaran bahasa Jerman.