Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan di Sumut Menurut Kelompok Barang Jasa
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
Tw.III BAHAN
MAKANAN 6.77
4.74 6.67
‐1.16 6.93
‐3.92 ‐0.97
7.91 MAKANAN
JADI,MINUMAN,ROKOK TEMBAKAU 1.82
1.15 4.92
2.19 2.46
1.89 1.81
2.65 PERUMAHAN,
AIR, LISTRIK, GAS BHN BAKAR 1.35
1.16 2.74
3.12 1.16
0.56 0.06
0.64 SANDANG
5.61 6.24
‐1.38 0.57
3.64 7.22
‐3.20 0.95
KESEHATAN 0.19
2.67 3.19
1.73 0.40
0.04 0.09
1.30 PENDIDIKAN,
REKREASI DAN OLAHRAGA 0.49
0.01 0.84
6.33 0.19
0.00 ‐0.05
8.54 TRANSPOR,
KOMUNIKASI JASA KEUANGAN 0.58
0.39 2.84
‐0.02 ‐3.17
‐3.50 0.06
0.29 Umum
3.06 2.48
4.09 1.30
2.13 ‐0.73
‐0.18 3.31
Sumber : BPS, diolah
2007 2008
Kelompok 2009
a. Kelompok Bahan Makanan
Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan III-2009 mencapai 7,91, meningkat signifikan setelah pada triwulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,97. Kelompok ini membentuk
50 dari inflasi Sumut yang sebesar 3,31.
Grafik 2.7. Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Sumut
Berdasarkan subkelompok, subkelompok padi-padian adalah penyumbang terbesar inflasi kelompok bahan makanan. Berdasarkan Instruksi Presiden Inpres No.12008 tentang Kebijakan
Perberasan, harga gabah kering panen di tingkat petani ditetapkan Rp2.200kg. Harga gabah kering giling di gudang Bulog menjadi Rp2.840kg, sedangkan harga beras di gudang Bulog
menjadi Rp4.300kg.
31
Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2
b. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mencapai 0,29, meningkat dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 0,06. Penyumbang inflasi terbesar
adalah premium, solar, angkutan dalam kota, dan angkutan antar kota. Seperti telah disebutkan pada uraian-uraian sebelumnya, penyebab utama inflasi subkelompok ini adalah meningkatnya
arus transportasi menjelang mudik lebaran.
Grafik 2.8. Inflasi Triwulanan Kelompok Transportasi, Komunikasi Jasa Keuangan di Sumut
c. Kelompok Sandang