REALISASI APBD ProdukHukum BankIndonesia

59 Perkembangan Keuangan Daerah | BAB 4 Rp17,73 miliar lebih, wajib penanaman modal dari Rp10,41 miliar menjadi Rp10,49 miliar, wajib kebudayaan dan pariwisata dari Rp21,01 miliar menjadi Rp21,95 miliar lebih.

4.2. REALISASI APBD

Peranan keuangan daerah terhadap perkembangan perekonomian Sumut sampai dengan semester II-2009 relatif sama dibandingkan semester yang sama pada tahun sebelumnya. Daya serap APBD 2009 harus dipacu lebih signifikan untuk menggerakkan pembangunan dan pelayanan kebutuhan publik yang hingga posisi akhir Juni baru sekitar 33,88 dengan tetap taat azas dan taat prosedur. Daya serap APBD 2009 hingga posisi akhir Juni berkisar Rp1,23 triliun 33,88 dari total APBD Rp3,62 triliun, dengan masing-masing rincian belanja langsung Rp354,27 miliar dan belanja tidak langsung Rp743,16 miliar. Pemerintah Provinsi Sumut optimis pada akhir September 2009 daya serap APBD akan meningkat sampai 50. Khusus belanja modal yang terkait dengan tender pengadaan barang dan jasa saat ini baru terserap sekitar 15,73 Rp712,74 miliar dan diperkirakan meningkat menjadi 35,57 pada akhir September 2009. Untuk mencapai perkiraan tersebut, khusus untuk belanja modal yang berhubungan dengan tender proyek pengadaan barang dan jasa, SKPD memberikan uang muka kepada pemenang tender agar dapat segera realisasi proyek sehingga tidak ada lagi pembayaran proyek tahun 2009 di atas tanggal 31 Desember 2009 atau setelah tutup buku kas tahun berjalan. Oleh sebab itu, kedua belah pihak, yakni pimpinan SKPD mempercepat prosedur, sedangkan dunia usaha pemenang tender cermat melengkapi dokumen dan pelaksanaan proyek, sehingga semuanya tuntas sesuai tahun anggaran. Selain dana APBD, terdapat 9 SKPD yang juga memperoleh bantuan dana tugas pembantuan dari pusat yang jumlahnya sekitar Rp106,61 miliar yang realisasi daya serapnya baru 18,91. Sedangkan bantuan dana tugas pembantuan untuk 28 kabupaten dan kota sejumlah Rp787,30 miliar realisasinya hingga Juni 2009 sekitar 8,84. Sembilan SKPD itu antara lain Dinas Bina Marga, Sumberdaya Air, Perkebunan, Sosial, Perikanan dan Kelautan, Pertanian, Peternakan dan Tenaga Kerja. 60 Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksan Keuangan BPK terhadap laporan keuangan di lingkungan Pemerintah Daerah Pemda Sumatera Utara menunjukkan masih perlu adanya pembenahan. Opini penilaian meliputi Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau unqualified opinion, Wajar Dengan Pengecualian WDP atau qualified opinion , Tidak Wajar TW atau adverse opinion, dan Tidak Memberikan Pendapat TMP atau disclaimer opinion. Daerah Pemekaran Sumber: www.bpk.go.id , diolah PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SUMATERA UTARA B B B O O O K K K S SS 5 55 Boks 5 | Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sumatera Utara 61 Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sumatera Utara | Boks 5 Laporan keuangan Provinsi Sumatera Utara Sumut tahun 2008 dinilai Wajar Dengan Pengecualian WDP atau qualified opinion. Opini tersebut diberikan karena BPK menilai bahwa meskipun ada kekeliruan, namun kesalahan atau kekeliruan tersebut secara keseluruhan tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan Sumut. Sejalan dengan Prov. Sumut, 2 kota dan 5 kabupaten di Sumut juga dinilai WDP. Kota dan kabupaten tersebut adalah Kota Sibolga, Kota Tebingtinggi, Kab. Asahan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab. Pakpak Bharat, dan Kab. Serdang Bedagai. Sementara itu, laporan keuangan Kab. Tapanuli Selatan dinilai TMP pada tahun 2008. Dengan demikian laporan keuangan Kab. Tapanuli Selatan tidak bisa diartikan sudah benar atau salah. Ini mungkin saja terjadi karena auditor dalam hal ini BPK tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan sudah disajikan dengan benar atau salah. Beberapa Pemda Sumut menunjukkan kinerja yang meningkat terindikasi dari opini yang diberikan pada tahun sebelumnya TMP menjadi WDP. Pemda tersebut adalah Provinsi. Sumut, Kab. Asahan, Kab. Dairi, dan Kab. Karo. Sementara itu, Kab. Tapanuli Selatan semula dinilai WDP namun pada tahun 2008 justru menjadi TMP. Sumber : BPK BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran B B B A A A B B B 5 55 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara