Grafik 2.12. Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Sumut
g. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan III-2009 merupakan inflasi tertinggi dari tujuh kelompok penyumbang inflasi Sumut. Pada triwulan II-2009, kelompok ini
mengalami deflasi sebesar 0,05 kemudian naik signifikan menjadi 8,54 pada triwulan laporan. Diliaht berdasarkan andilnya, kelompok ini hanya menyumbang 0,06 terhadap inflasi
Sumut. Dari lima subkelompok, inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok perlengkapan pendidikan dan rekreasi.
Grafik 2.13. Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi Olahraga di Sumut
35
Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2
2.2.2. INFLASI MENURUT KOTA
Empat kota di Sumut mengalami inflasi pada triwulan laporan setelah pada triwulan sebelumnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 3,45, sedangkan terendah di
Kota Padang Sidempuan 2,66.
Tabel 2.3. Inflasi Triwulanan di Sumut Menurut Kota
Inflasi triwulanan tertinggi di empat kota perhitungan inflasi di Sumut berturut-turut yaitu Kota Sibolga 3,45, Kota Medan 3,35, Kota Pematangsiantar 3,26 dan Kota
Padangsidempuan 2,26.
2.3. INFLASI TAHUNAN
Secara tahunan, inflasi Sumut pada September 2009 mengalami peningkatan dibandingkan Juni 2009, yaitu dari 2,52 yoy menjadi 4,56. Inflasi Sumut selama setahun terakhir didominasi
oleh kenaikan harga bahan bakar, bahan makanan, emas perhiasan, dan makanan jadi. Barang- barang tersebut termasuk ke dalam sepuluh komoditas dengan inflasi tertinggi sekaligus
penyumbang terbesar inflasi secara tahunan yoy pada September 2009. Kesepuluh komoditas penyumbang terbesar inflasi tersebut membentuk 45 inflasi Sumut.
Faktor eksternal cukup besar pengaruhnya terhadap inflasi domestik selama setahun terakhir, tidak terkecuali di Sumut. Kenaikan harga komoditas di pasar internasional, terutama minyak
bumi, CPO, emas, kedelai, jagung, gandum, memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga BBM, berbagai bahan makanan dan emas perhiasan. Ketergantungan Indonesia terhadap
bahan baku impor merupakan salah satu faktor utama tingginya pengaruh kenaikan harga komoditas di pasar internasional terhadap harga produk nasional.
BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah
36
2.3.1. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA
Inflasi setiap kelompok barang dan jasa selama periode September 2008 hingga September 2009, cukup tinggi. Dari tujuh kelompok, empat di antaranya mengalami inflasi di atas 7, yaitu
kelompok bahan makanan 9,69, kelompok makanan jadi 9,27, kelompok sandang 8,80, serta kelompok pendidikan 8,81. Peningkatan signifikan terjadi pada inflasi
kelompok bahan makanan.
Tabel 2.4. Inflasi Tahunan di Sumut Menurut Kelompok Barang Jasa
Berdasarkan sumbangannya terhadap inflasi Sumut, kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi di Sumut. Kelompok ini membentuk 37 inflasi Sumut pada
September 2009. Selain kelompok bahan makanan, terdapat tiga kelompok barang dan jasa dengan penyumbang inflasi terbesar Sumut yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,95, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Keempat kelompok penyumbang terbesar inflasi
membentuk 86 inflasi tahunan di Sumut. Pembahasan lebih lanjut tentang inflasi per kelompok barang dan jasa diuraikan di bawah ini,
secara berurutan dari kelompok inflasi terbesar.
a. Kelompok Bahan Makanan