2.3.1. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA
Inflasi setiap kelompok barang dan jasa selama periode September 2008 hingga September 2009, cukup tinggi. Dari tujuh kelompok, empat di antaranya mengalami inflasi di atas 7, yaitu
kelompok bahan makanan 9,69, kelompok makanan jadi 9,27, kelompok sandang 8,80, serta kelompok pendidikan 8,81. Peningkatan signifikan terjadi pada inflasi
kelompok bahan makanan.
Tabel 2.4. Inflasi Tahunan di Sumut Menurut Kelompok Barang Jasa
Berdasarkan sumbangannya terhadap inflasi Sumut, kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi di Sumut. Kelompok ini membentuk 37 inflasi Sumut pada
September 2009. Selain kelompok bahan makanan, terdapat tiga kelompok barang dan jasa dengan penyumbang inflasi terbesar Sumut yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,95, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Keempat kelompok penyumbang terbesar inflasi
membentuk 86 inflasi tahunan di Sumut. Pembahasan lebih lanjut tentang inflasi per kelompok barang dan jasa diuraikan di bawah ini,
secara berurutan dari kelompok inflasi terbesar.
a. Kelompok Bahan Makanan
Inflasi kelompok bahan makanan meningkat signifikan dari 0,44 yoy menjadi 9,69 pada September 2009. Kelompok ini merupakan penyumbang terbesar inflasi di Sumut dan
membentuk 37 dari angka inflasi Sumut yang sebesar 4,56 yoy. Di antara sebelas subkelompok pada kelompok bahan makanan, penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok
37
Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2
padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya. Komoditas pada subkelompok ini yang menyumbang terbesar inflasi adalah beras dan mie instan.
Masih tingginya harga beras disebabkan oleh beberapa masalah distribusi. Meskipun produksi Sumut setiap tahun di atas volume kebutuhan beras penduduknya, sebagian kebutuhan
penduduk dipenuhi dari beras impor asal Thailand, sementara sebagian produksi lokal Sumut dikirim ke DKI Jakarta dan daerah lain untuk memenuhi permintaan di kota-kota lain. Sementara
itu, kenaikan harga mie instan disebabkan oleh kenaikan harga berbagai bahan bakunya, terutama gandum dan minyak sayur.
Grafik 2.14. Inflasi Kelompok Bahan Makanan
b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada September 2009 mencapai 9,27, lebih tinggi dibandingkan inflasinya pada Juni 2009, yang sebesar 8,77 yoy. Angka
tersebut mulai menurun setelah pada triwulan IV-2008 kelompok ini mencapai inflasi tahunan tertinggi sejak November 2006. Kelompok ini membentuk 16 inflasi Sumut.
BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah
38
Grafik 2.15. Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok Tembakau
Di antara tiga subkelompok, subkelompok makanan jadi masih merupakan penyumbang terbesar inflasi pada kelompk makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, sama dengan triwulan
sebelumnya. Subkelompok tersebut membentuk 70 inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Pada umumnya kenaikan harga berbagai makanan jadi disebabkan oleh
kenaikan harga bahan bakunya serta bahan bakar, seperti tepung terigu, sayuran, daging, gula pasir, minyak goreng, minyak tanah dan elpiji. Beberapa makanan jadi yang mengalami kenaikan
harga adalah kue kering berminyak gorengan, ayam goreng, dan sate.
c. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga