Bank Indonesia Padang
63
BAB IV PERKEM BAN GAN KEU AN GAN D AERAH
Dam pak krisis keuangan global juga m ulai berpengaruh t erhadap keuangan daerah, khususnya di sisi penerim aan pem erint ah. Penerimaan
pemerint ah baik pemerint ah pusat maupun pemerint ah daerah mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama t ahun sebelumnya. Turunnya
kegiat an ekspor, konsumsi masyarakat sert a harga BBM diperkirakan mempengaruhi penurunan realisasi beberapa jenis pajak pusat dan daerah sepert i
Pajak Penghasilan, Pajak Kendaraan Bermot or, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or. Di sisi belanja, pola realisasi belanja pemerint ah baik pemerint ah pusat
maupun daerah masih mengikut i pola yang sama pada t ahun-t ahun sebelumnya. Pada sisi pemerint ah pusat , realisasi belanja mayorit as t erjadi pada kelompok
belanja akt ivit as operasi sepert i belanja gaji dan belanja bant uan sosial t erkait bant uan langsung t unai dan bant uan operasional sekolah. Sement ara it u,di sisi
pemerint ah daerah masih t erbat asnya realisasi belanja t ercermin dari t erus meningkat nya posisi kas pemerint ah daerah di perbankan yang t erus meningkat
dari bulan ke bulan.
4.1. Keuangan Pem erint ah Pusat di Daerah
Jenis Pajak Pusat I-2006
I-2007 I-2008
IV-2008 I-2009
PPh 200,699,919,607
240,298,332,201 376,195,057,599
443,544,832,629 350,281,303,625
PPN 83,896,950,637
101,150,392,652 147,859,394,144
287,895,616,433 196,127,194,006
PBB 687,648,459
542,793,383 4,019,614,078
126,150,346,021 2,263,658,888
BPHTB 3,006,676,705
4,416,778,861 5,327,612,747
5,982,891,235 5,070,989,521
BM 4,070,175,221
11,256,356,737 3,698,720,378
5,803,004,547 5,419,536,324
PNBP 17,037,405,848
22,736,076,347 47,849,887,473
103,232,080,928 52,954,119,733
Sumber : Laporan Arus Kas LKPP Kanwil III DJPBN Padang, diolah Penerimaan Bukan Pajak termasuk penerimaan SDA
Pert um buhan penerim aan APBN di Sum bar t urun cukup t ajam pada t riw ulan I-2009. Dibandingkan t riw ulan I-2008, penerimaan APBN di Sumbar
hanya t umbuh sekit ar 4,64 , padahal angka pert umbuhan pada dua t riw ulan I sebelumnya mampu mencapai masing-masing 22,95 t riw ulan I-2007 dan
Tabel 4.1. Perkembangan Beberapa Pajak Pusat
Bank Indonesia Padang
64
53,77 t riw ulan I-2008. Penurunan ini bersumber dari menurunnya pendapat an Pajak Penghasilan PPh yang merupakan kont ribut or lebih dari sepert iga
pendapat an APBN di Sumat era Barat . Pendapat an PPh menurun sebesar Rp 25,91 milyar at au 6,89 dibandingkan t riw ulan I-2008. M enurunnya penerimaan
perusahaan perkebunan diperkirakan menjadi penyebab ut ama menurunnya penerimaan PPh. Sement ara it u, penerimaan Pajak Pert ambahan Nilai PPN masih
t umbuh cukup kuat . Penerimaan PPN t umbuh 32,64 at au sebesar Rp 48,26 milyar dibandingkan t riw ulan I-2008. Hal ini mengindikasikan bahw a kegiat an
konsumsi meski mengalami perlambat an namun masih cukup kuat .
- 5
10 15
20 25
30
- 200
400 600
800 1,000
1,200 1,400
1,600 1,800
I- 2006
II -2006
III -2006
IV -2006
I- 2007
II -2007
III -2007
IV -2007
I- 2008
II -2008
III -2008
IV -2008
I- 2009
Rp Milyar Rp milyar
PPh sisi kiri PPN sisi kiri
PBB sisi kiri BPHTB sisi kanan
Sumber : LAK-LKPP Kanwil III DJPBN Padang, diolah
50,000 100,000
150,000 200,000
250,000 300,000
350,000 400,000
450,000 500,000
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000
I-2007 II-2007
III-2007 IV-2007 I-2008
II-2008 III-2008 IV-2008
I-2009 A
k ti
v it
a s
O p
e ra
s i
R p
J u
ta
Belanja Aktivitas Operasi Belanja Aktivitas Investasi
Sumber : LAK-LKPP Kanwil III DJPBN Padang, diolah Grafik 4.3 Perkembangan beberapa pajak pusat
Grafik 4.4. Realisasi Belanja Aktivitas Operasi dan Aktivitas Investasi
M asih t ingginya pert um buhan PPN m engindikasikan bahw a kegiat an ekonom i m asih cukup kuat sehingga dapat m eningkat kan penerim aan
APBN di Sum bar pada t riw ulan-t riw ulan selanjut nya. Jika mencermat i graf ik
4.3. di at as, pola realisasi penerimaan APBN di Sumbar t ernyat a relat if sama dari t ahun ke t ahun. Realisasi penerimaan bergerak meningkat sejak t riw ulan I dan
berpuncak pada t riw ulan IV-2009. M elonjaknya harga komodit as pada t ahun 2007-2008 mengakibat kan kenaikan penerimaan cukup t ajam pada t ahun 2008.
Dengan demikian, kembali meningkat nya harga komodit as perkebunan diperkirakan akan kembali berpot ensi meningkat kan penerimaan APBN t erut ama
pada t riw ulan IV-2009.
65
Bank Indonesia Padang
Berbeda dengan realisasi penerim aan, realisasi belanja
1
APBN di Sum bar m eningkat cukup t ajam m encapai 41,68 dibandingkan t riw ulan I-2008.
Peningkat an realisasi belanja t ersebut bersumber dari belanja akt ivit as operasi yang meningkat 51,15 dari Rp 404,64 milyar t riw ulan I-2008 menjadi Rp 611,61
milyar t riw ulan I-2009. Sebaliknya, t erjadi penurunan realisasi belanja akt ivit as invest asi sebesar -12,31 , dari Rp 71 milyar menjadi Rp 62,26 milyar. Jika
dit elusuri lebih mendalam, kenaikan belanja akt ivit as operasi t ersebut bersumber dari kenaikan belanja lain-lain Rp 90,75 milyar, belanja bant uan sosial Rp 53
milyar, belanja pegaw ai Rp 35,17 milyar dan belanja barang Rp 27,97 milyar
sebagaimana t ergambar pada graf ik 4.3.
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
I-2006 I-2007
I-2008 I-2009
R p
Jut a
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-Lain
Sumber : Sekda-BI, diolah
10,000 20,000
30,000 40,000
50,000 60,000
70,000 80,000
R p
J u
ta
Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
Sumber : Sekda-BI, diolah Grafik 4.3 Perkembangan Belanja Aktivitas Operasi
Grafik 4.4. Perkembangan Belanja Aktivitas Investasi
Seiring dengan penurunan alokasi belanja invest asi pada t ahun 2009, realisasi belanja invest asi pada t riw ulan I-2009 m enunjukkan penurunan
dibandingkan t riw ulan I-2008. Penurunan paling t ajam t erjadi pada jenis
Belanja M odal Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar -14,57 graf ik 4.4.. Pada t riw ulan I-2009, realisasi Belanja M odal Jalan, Irigasi, dan Jaringan t ercat at sebesar
Rp 57,68 milyar. Sement ara it u, dari semua kelompok belanja modal, hanya kelompok Belanja M odal Peralat an dan M esin yang mengalami kenaikan
dibandingkan t riw ulan I-2008. Realisasi M odal Peralat an dan M esin t ercat at sebesar Rp 3,96 milyar at au meningkat 74,64 .
Perbaikan inf rast rukt ur di bidang pert anian m enjadi f okus kegiat an invest asi pem erint ah pusat di Sum bar t ahun 2009. Hal ini t erlihat dari paling
1
Tidak termasuk dana perimbangan
Bank Indonesia Padang
66
t ingginya pagu anggaran belanja modal unt uk pengelolaan sumber daya air di Sumbar dibandingkan proyek APBN lainnya di Sumbar yang mencapai Rp 201
milyar, melampaui anggaran unt uk pembangunan jalan dan jembat an provinsi Sumbar yang t ercat at sebesar Rp 171 milyar. Sement ara it u, upaya memperbaiki
inf rast rukt ur perkeret aapian di Sumbar akan dilanjut kan pada t ahun 2009 oleh pemerint ah. Pemerint ah melalui Depart emen Perhubungan mengalokasikan
anggaran invest asi sebesar Rp 34 milyar unt uk pembangunan perkeret apian di Sumbar menyusul pembukaan kembali jalur keret a api Padangpanjang-
Saw ahlunt o yang dibiayai oleh APBN t ahun 2008.
Pagu Anggaran Pengelolaan SDA
Rp 201 milyar Pembangunan jalan dan jembatan provinsi
Rp 171 milyar Pengembangan Perkeretaapian
Rp 34 milyar Bandara Rokot Sipora
Rp 12 milyar Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan
Rp 21 milyar Sumber : Perpres Rincian APBN
Nama proyek Tabel 4.2. Beberapa proyek APBN 2009 di Sumbar
4.2. Keuangan Pem erint ah Daerah Sebagaim ana penerim aan pem erint ah pusat , penerim aan pem erint ah
daerah juga m engalam i penurunan akibat krisis keuangan global.
Penurunan kegiat an konsumsi masyarakat khususnya pembelian kendaraan bermot or mempengaruhi realisasi beberapa komponen Pendapat an Asli Daerah
PAD sepert i Pajak Kendaraan Bermot or PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or BBNKB. Tidak hanya it u, penurunan harga BBM juga t urut
mempengaruhi perolehan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or PBBKB. Akibat krisis, penjualan kendaraan bermot or pada t riw ulan I-2009 mengalami
penurunan yang cukup drast is. Penjualan sepeda mot or anjlok 38,66 , penjualan t ruck t urun 34,57 , sement ara penjualan minibus t urun t ipis 1,92 . Turunnya
penjualan kendaraan bermot or ini t ent u perlu diant isipasi oleh pemerint ah daerah khususnya pemerint ah provinsi unt uk melakukan kalkulasi ulang proyeksi
Penerimaan Asli Daerah guna diajukan dalam APBD Perubahan pada akhir t riw ulan II-2009. Dalam APBD 2009, pemerint ah provinsi t erlihat sangat opt imis
dalam menent ukan t arget PAD yang komponen t erbesarnya adalah PKB dengan kenaikan t arget mencapai 28,71 t abel 4.3.
67
Bank Indonesia Padang
2,000,000 4,000,000
6,000,000 8,000,000
10,000,000 12,000,000
2 6
J a
n 2
6 M
a r
2 6
M a
y 2
6 J
u l
2 6
Se p
2 6
N o
v 2
7 J
a n
2 7
M a
r 2
7 M
a y
2 7
J u
l 2
7 Se
p 2
7 N
o v
2 8
J a
n 2
8 M
a r
2 8
M a
y 2
8 J
u l
2 8
Se p
2 8
N o
v 2
9 J
a n
2 9
M a
r
Rp Juta
Sumatera Barat Total Riau Total
Jambi Total Kepulauan Riau Total
Bengkulu Total
Sumber : EDW-BI, diolah
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2006
2007 2008
2009
Rp Juta
Jambi Kepulauan Riau
Riau Sumatera Barat
Sumber : EDW-BI, diolah
Grafik 4.5 Perkembangan posisi simpanan Pemda di Perbankan
Grafik 4.6. Perkembangan posisi deposito Pemda di Perbankan
Keterangan 2007
2008 2009
2008 2009
Penerimaan 1,117,772
1,316,985 1,523,886
17.82 15.71
PAD 482,766
562,292 723,748
16.47 28.71
Dana Perimbangan 603,373
742,744 786,623
23.10 5.91
Lain-Lain Pendapatan yang Sah 31,634
11,949 13,515
-62.23 13.10
Belanja 1,203,934
1,485,859 1,707,693
23.42 14.93
Belanja Langsung 556,118
782,103 923,465
40.64 18.07
Belanja Tidak Langsung 647,816
703,756 784,227
8.64 11.43
Surplus Defisit 86,162
168,874 183,807
96.00 8.84
Sumber : DJPK Depkeu dan DPKD Sumbar, diolah
Nilai Rp ribu Perubahan
Keterangan 2007
2008 2009
2008 2009
Penerimaan 8,031,198
9,124,955 8,222,492
13.62 -9.89
PAD 861,021
1,012,216 544,797
17.56 -46.18
Dana Perimbangan 6,906,328
7,882,559 7,328,952
14.14 -7.02
Lain-Lain Pendapatan yang Sah 263,849
230,180 348,745
-12.76 51.51
Belanja 8,832,756
10,431,519 9,938,903
18.10 -4.72
Belanja Langsung 4,374,449
5,338,855 4,474,540
22.05 -16.19
Belanja Tidak Langsung 4,458,307
5,092,664 5,464,363
14.23 7.30
Surplus Defisit 801,558
1,306,564 1,716,411
63.00 31.37
Sumber : DJPK Depkeu dan DPKD Sumbar, diolah
Nilai Rp ribu Perubahan
M eskipun realisasi PAD m engalam i penurunan, posisi sim panan pem erint ah daerah t erus m eningkat . Hal ini diperkirakan berasal dari t ransf er
dana perimbangan khususnya Dana Alokasi Umum DAU yang t erus mengalir set iap bulan ke kas daerah. Sement ara it u, realisasi belanja pemerint ah daerah
masih t erbat as pada realisasi belanja operasional sepert i belanja gaji pegaw ai dan belanja operasional rut in lainnya. Guna opt imalisasi penerimaan, beberapa
pemerint ah daerah di Sumat era Barat melakukan invest asi dengan menempat kan sebagian kas yang dimiliki dalam bent uk deposit o. Perilaku ini t idak hanya t erjadi
Tabel 4.3. APBD Pemerintah Provinsi Sumbar Tahun 2009
Tabel 4.4. APBD Pemerintah Kabupaten Kota se Sumbar Tahun 2009
Bank Indonesia Padang
68
di Sumat era Barat saja, namun juga t erjadi pada provinsi lain di Sumat era Bagian Tengah graf ik 4.6. Pada akhir M aret 2009, posisi deposit o pemerint ah daerah di
Sumat era Barat t ercat at sebesar Rp 567,89 milyar at au meningkat 125,02 dibandingkan posisi akhir Desember 2008.
Berbeda dengan pem erint ah provinsi yang cukup opt im is dalam m enent ukan t arget penerim aan, pem erint ah kabupat enkot a just ru
m em angkas t arget penerim aan khususnya PAD pada APBD 2009. Target
PAD pemerint ah kabupat enkot a t ahun 2009 menyusut hampir separuh dari t arget PAD t ahun 2008, sekit ar 46,18, dari Rp 1,01 t riliun menjadi Rp 544,79 milyar
t abel 4.4.. Secara t ot al, t arget penerimaan APBD pemkabpemko t ahun 2009 mengalami penurunan dari Rp 9,12 t riliun menjadi Rp 8,22 t riliun.at au 9,89 .
Pemangkasan t arget penerimaan t ent u membuat def isit APBD PemkabPemko mengalami peningkat an. Pada t ahun 2009, def icit APBD t ercat at sebesar Rp 1,31
t riliun sement ara pada t ahun sebelumnya t ercat at sebesar Rp 1,30 t riliun. Pembiayaan def isit t ersebut berasal dari Selisih Lebih Pembiayaan Tahun
Sebelumnya Silpa.
Urusan Pagu Anggaran
Pekerjaan Umum Rp 258 milyar
Otda, Pemerintahan Umum, dan Administrasi Keuangan Rp 68 milyar
Pendidikan Rp 43 milyar
Kesehatan Rp 36 milyar
Pertanian Rp 10 milyar
ESDM-Kelistrikan Rp 2,7 milyar
Kebudayaan Rp 2,5 milyar
Perhubungan Rp 2 milyar
Kelautan dan Perikanan Rp 1,8 milyar
Ketenagakerjaan Rp 1,5 milyar
Pariwisata Rp 1,1 milyar
Perindustrian Rp 1 milyar
Sumber : Perda Sumbar No. 12 tahun 2008
Sebagaim ana pem erint ah pusat , anggaran inf rast rukt ur m endapat priorit as ut am a unt uk belanja m odal pem erint ah provinsi Sum bar. Belanja
unt uk urusan Pekerjaan Umum mendapat kan pagu anggaran t ert inggi sebesar Rp 258 milyar. Dari jumlah t ersebut , Dinas Prasarana Jalan, Tat a Ruang dan
Pemukiman mendapat kan alokasi dana sebesar Rp 175 milyar sement ara sisanya
Tabel 4.5. Belanja Modal Beberapa Urusan Pada Pemprov Sumatera Barat Tahun 2009
69
Bank Indonesia Padang
sebesar Rp 83 milyar digunakan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. Beberapa proyek inf rast rukt ur yang t urut dibiayai Pemprov Sumbar ant ara lain
pembangunan jalan Sicincin M alalak sebesar Rp 63,94 milyar, pembangunan jembat an provinsi w ilayah I dan II sebesar Rp 27,20 milyar, dan pembangunan
jalan Duku-Sicincin sebesar Rp 11,53 milyar.
Bank Indonesia Padang
70
Halaman ini sengaja dikosongkan
B O
K S
Triwulan I-2009
Penyerapan Keuangan Daerah di Zona Sumbagteng Belum Optimal
PERKEMBANGAN KEUANGAN
DAERAH Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, penyerapan anggaran pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih terbatas pada belanja rutin. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya simpanan pemerintah daerah di perbankan yang terjadi pada semua provinsi di Sumbagteng pada bulan Januari 2009grafik 4.1.. Pada triwulan I-2009,