B O
K S
Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009
Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus mengalami perlambatan. Pertumbuhan
ekonomi tahunan triwulan I-2009 Zona Sumbagteng mengalami perlambatan cukup tajam, dari 5,37 pada triwulan IV-2009 menjadi 3,63 tabel 1.1.. Realisasi pertumbuhan ini lebih rendah
dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada KER Zona Sumbagteng edisi sebelumnya yang diprediksi masih dapat tumbuh sekitar 4,0-4,5. Semakin melambatnya pertumbuhan
ekonomi Zona Sumbagteng disebabkan oleh turut melambatnya permintaan domestik khususnya investasi dan konsumsi rumah tangga yang sempat menjadi penopang bagi perekonomian Zona
Sumbagteng. Lebih lagi, apabila dibandingkan triwulan IV-2008, pertumbuhan sektor domestik pada triwulan I-2009 hanya meningkat 0,02, bahkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
dibandingkan triwulan IV-2008 berkontraksi sebesar 1,31.
Dari sisi perusahaan, pertumbuhan investasi menurun seiring dengan ekspektasi dunia usaha yang memperkirakan krisis akan semakin dalam menimpa perekonomian Indonesia
dalam dua tahun ke depan. Dari sisi rumah tangga, konsumsi triwulan I-2009 memasuki siklus
yang menurun. Kurs rupiah yang masih cukup tinggi, serta tidak ada hari raya keagamaan merupakan faktor-faktor yang membuat pertumbuhan konsumsi melambat meskipun ekspektasi
inflasi menunjukkan penurunan.
Pangsa permintaan domestik semakin meningkat seiring dengan melemahnya kinerja sektor eksternal.
Pada tabel 1.2. terlihat bahwa sumbangan permintaan domestik terhadap perekonomian Zona Sumbagteng terus meningkat dari 68,49 pada triwulan I-2007 menjadi
74,31 pada triwulan I-2009. Meningkatnya pangsa permintaan domestik tersebut bersumber dari
2009 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Total PDRB 4.83
4.47 5.14
5.54 5.21
7.12 6.81
5.37 3.63
Domestik 3.81
9.74 -10.72
8.40 7.44
8.58 11.44
10.72 10.09
Konsumsi Rumah Tangga 5.79
6.90 8.23
8.37 9.03
8.92 9.63
10.40 6.44
Konsumsi Pemerintah 4.20
6.09 8.68
8.65 10.76
7.77 8.56
7.49 7.74
Investasi PMTB 14.07
9.53 6.80
10.36 11.45
13.15 14.31
12.25 8.63
Perubahan Stok -264.87
-46.75 -117.78
27.36 112.28
88.26 -6.49
9.39 -51.74
Eksternal 7.09
-5.93 75.65
-0.53 0.34
3.76 -3.65
-6.98 -11.42
Ekspor 11.48
4.94 38.02
9.45 8.66
10.16 6.14
1.58 0.34
Impor 16.32
17.66 15.19
19.78 17.10
16.14 15.20
8.94 10.56
Catatan : Komponen PDRB tidak termasuk perubahan stok dan statistical discrepancy Sumber : Estimasi Staf KBI
2009 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Total PDRB 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
Domestik 68.49
69.69 69.32
69.78 69.95
70.64 72.32
73.32 74.31
Konsumsi Rumah Tangga 41.68
42.33 42.59
42.80 43.20
43.05 43.71
44.84 44.37
Konsumsi Pemerintah 7.12
7.30 7.33
7.47 7.50
7.34 7.45
7.62 7.79
Investasi PMTB 21.36
21.39 21.44
22.19 22.63
22.59 22.94
23.64 23.72
Perubahan Stok -1.67
-1.34 -2.04
-2.68 -3.38
-2.35 -1.79
-2.78 -1.57
Eksternal 31.51
30.31 30.68
30.22 30.05
29.36 27.68
26.68 25.69
Ekspor 62.60
62.72 63.85
65.33 64.66
64.50 63.45
62.98 62.61
Impor 31.09
32.41 33.16
35.12 34.60
35.14 35.77
36.31 36.92
Catatan : Komponen PDRB tidak termasuk perubahan stok dan statistical discrepancy Sumber : Estimasi Staf KBI
2007 2008
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Jenis Penggunaan , y-o-y Pertumbuhan Tahunan per triwulan
Tabel 1.2. Pangsa PDRB Menurut Jenis Penggunaan 2007
2008
pertumbuhan konsumsi dan investasi yang cukup stabil. Selama enam triwulan terakhir, konsumsi pemerintah rata-rata tumbuh di atas 8 sementara investasi PMTB tumbuh antara 11-13,
sedangkan konsumsi rumah tangga terpuruk di triwulan I-2009 hanya tumbuh 6,44. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran struktur ekonomi akibat krisis keuangan global dimana
peran permintaan domestik semakin penting dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Sumber : DPKD Sumbar dan Jambi Sumber : KBI
Grafik 1.1. Perkembangan Penjualan Sepeda Motor di Sumbar dan Jambi
Grafik 1.2. Pemasukan Kas Negara di Riau dan Sumbar
Sumber : BPS Sumber : BI
Grafik 1.3. Nilai Tukar Petani Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Konsumsi
Beberapa indikator di atas menunjukkan bahwa permintaan domestik mulai menunjukkan arah yang melambat.
Penjualan sepeda motor terus menunjukkan arah yang menurun sejak bulan September 2008 grafik 1.1.. Penerimaan kas negara dari pajak juga
menunjukkan tren yang menurun sejak Desember 2008 grafik 1.2.. Nilai tukar petani yang menurun sejak September 2008 mempengaruhi konsumsi rumah tangga hingga triwulan I-2009.
Penurunan NTP ini terutama disebabkan jatuhnya harga CPO internasional yang mengakibatkan anjloknya harga Tandan Buah Segar hingga mencapai Rp 300kg di tingkat petani. Dari sisi
pembiayaan oleh perbankan, pertumbuhan kredit konsumsi menunjukkan perlambatan yang terjadi hampir di seluruh provinsi di Zona Sumbagteng grafik 1.4. Hal ini diikuti dengan semakin
memburuknya kolektibilitas kredit yang akan dijelaskan pada bab perbankan.
Ekspor Sumbagteng masih menunjukkan arah yang menurun meski tidak setajam triwulan I-2009.
Grafik 1.5. menunjukkan bahwa hingga Januari 2009, ekspor beberapa komoditas utama Sumbagteng masih mengalami tekanan meski tidak sekuat bulan-bulan sebelumnya. Faktor
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Jan Feb
2008 2009
un it
Penjualan sepeda motor
SUMBAR JAMBI
- 200.00
400.00 600.00
800.00 1,000.00
1,200.00 1,400.00
Ja n
u a
ri F
e b
ru a
ri M
a re
t A
p ri
l M
e i
Ju n
i Ju
li A
g u
s tu
s S
e p
te m
b e
r O
k to
b e
r N
o v
e m
b e
r D
e s
e m
b e
r Ja
n u
a ri
F e
b ru
a ri
2008 2009
Riau Sumbar
20 40
60 80
100 120
Sumbar Jambi
Riau 1,000,000
2,000,000 3,000,000
4,000,000 5,000,000
6,000,000 7,000,000
8,000,000 9,000,000
10,000,000
M a
r A
p r
M a
y J
u n
J u
l A
u g
Se p
O c
t N
o v
D e
c J
a n
Fe b
M a
r A
p r
M a
y J
u n
J u
l A
u g
Se p
O c
t N
o v
D e
c J
a n
Riau Sumbar
Jambi Kepri
kenaikan harga CPO internasional yang disebabkan kenaikan permintaan CPO di India dan China diperkirakan akan meningkatkan ekspor komoditas ini pada bulan-bulan mendatang. Grafik 1.7.
menunjukkan harga CPO mulai menunjukkan tren yang meningkat meski sangat jauh dari harga tertinggi pada triwulan I-2008.
Impor Sumbagteng yang didominasi dengan bahan baku juga menunjukkan arah yang menurun.
Penurunan impor ini mengindikasikan bahwa kegiatan sektor-sektor yang membutuhkan barang-barang tersebut mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya. Hal ini dikonfirmasi
dengan perlambatan sektor industri di Provinsi Riau dan kontraksi di Kepulauan Riau. Penurunan harga CPO pada triwulan sebelumnya juga mempengaruhi impor pupuk sebagai salah satu bahan
baku utama perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan beberapa anekdotal informasi, perusahaan perkebunan kelapa sawit melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan pemberian pupuk
seiring dengan jatuhnya harga CPO, juga melakukan penundaan perluasan areal lahan menunggu
perkembangan harga CPO.
Sumber : Sekda Sumber : Sekda
Grafik 1.5. Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Sumbagteng
Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Sumbagteng
Sumber : Bappebti Sumber : Sekda
Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Grafik 1.8. Perkembangan Impor Pupuk
500,000,000 ,000,000,000
,500,000,000 ,000,000,000
,500,000,000
Ja n
7 M
rt 7
M e
i 7
Ju l
7 Se
p 7
N o
v 7
Ja n
8 M
rt 8
M e
i 8
Ju l
8 Se
p 8
N o
v 8
Ja n
9 42 - FIXED VEGETABLE OILS
FATS 64 - PAPER,PAPERBOARDMFD
THEREOF 77 - ELECTRICAL
MACH., APPARATUS 75 - OFFICE MACH. AUT.DATA
PROC. TOTAL NILAI EKSPOR
20,000,000 40,000,000
60,000,000 80,000,000
100,000,000 120,000,000
140,000,000 160,000,000
180,000,000 200,000,000
U S
D
2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE 5 - CHEMICAL
6 - MANUFACTURED GOODS 7 - MACHINERY TRANSPORT EQP
11969
4372 6517
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
Ja n
-08 F
e b
-08 M
a r-
08 A
p r-
08 M
a y
-08 Ju
n -08
Ju l-
08 A
u g
-08 S
e p
-08 O
c t-
08 N
o v
-08 De
c -08
Ja n
-09 F
e b
-09 M
a r-
09
R p
K g
Harga CPO Spot Medan
- 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00
Ja n
6 M
r t
6 M
e i
6 Ju
l 6
Se p
6 N
o v
6 Ja
n 7
M r
t 7
Ju n
7 A
g s
t 7
O k
t 7
De s
7 Fe
b 8
A p
r 8
Ju n
8 A
g s
t 8
O k
t 8
De s
8
Impor Pupuk Ribu Ton
Dari sisi penawaran, sektor-sektor tradeables kembali mengalami perlambatan
ekonomi merespon menurunnya kinerja perdagangan internasional tabel 1.3. Penurunan
harga internasional pada triwulan sebelumnya dan krisis finansial global sangat mempengaruhi kinerja sektor-sektor terkait pada triwulan laporan. Sektor pertanian masih tumbuh dibawah rata-
rata selama tahun 2007-2008. Sektor industri pengolahan juga berada pada arah yang sama karena banyak industri yang terkait dengan sektor pertanian, seperti industri CPO, minyak goreng
kertas.
Seiring dengan penurunan permintaan domestik, kinerja sektor non-tradeables juga
mengalami perlambatan. Beberapa sektor penyumbang pertumbuhan mengalami pertumbuhan
yang melambat dibawah rata-rata selama tahun 2007-2008, antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor bangunan.
Sumber : Deptan Sumber : Deptan
Grafik 1.9. Perkembangan Produksi Karet Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Kelapa
Sawit
Dalam jangka panjang, sektor pertanian masih menjadi andalan Sumbagteng.
Perkembangan produksi karet, kelapa sawit, dan padi grafik 1.9-1.11 masih menunjukkan arah yang positif. Produksi yang menurun dalam jangka pendek merupakan hal yang wajar. Namun
permintaan produk-produk pertanian tidak akan mengalami penurunan yang permanen. Hal yang patut mendapatkan perhatian adalah terus menurunnya kinerja sektor pertambangan. Lifting
minyak mentah terus mengalami penurunan terutama di Provinsi Riau grafik 1.12-1.13. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk memperkuat sektor lainnya guna
mengantisipasi penurunan sektor pertambangan.
2009 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Total PDRB 4.83
4.47 5.14