5.14 5.21 6.81 3.63 -10.72 7.44 11.44 10.09 -3.65 69.32 69.95 72.32 74.31 30.68 30.05 27.68 25.69 ProdukHukum BankIndonesia KER Sumbar TwI2009

B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi tahunan triwulan I-2009 Zona Sumbagteng mengalami perlambatan cukup tajam, dari 5,37 pada triwulan IV-2009 menjadi 3,63 tabel 1.1.. Realisasi pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada KER Zona Sumbagteng edisi sebelumnya yang diprediksi masih dapat tumbuh sekitar 4,0-4,5. Semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng disebabkan oleh turut melambatnya permintaan domestik khususnya investasi dan konsumsi rumah tangga yang sempat menjadi penopang bagi perekonomian Zona Sumbagteng. Lebih lagi, apabila dibandingkan triwulan IV-2008, pertumbuhan sektor domestik pada triwulan I-2009 hanya meningkat 0,02, bahkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dibandingkan triwulan IV-2008 berkontraksi sebesar 1,31. Dari sisi perusahaan, pertumbuhan investasi menurun seiring dengan ekspektasi dunia usaha yang memperkirakan krisis akan semakin dalam menimpa perekonomian Indonesia dalam dua tahun ke depan. Dari sisi rumah tangga, konsumsi triwulan I-2009 memasuki siklus yang menurun. Kurs rupiah yang masih cukup tinggi, serta tidak ada hari raya keagamaan merupakan faktor-faktor yang membuat pertumbuhan konsumsi melambat meskipun ekspektasi inflasi menunjukkan penurunan. Pangsa permintaan domestik semakin meningkat seiring dengan melemahnya kinerja sektor eksternal. Pada tabel 1.2. terlihat bahwa sumbangan permintaan domestik terhadap perekonomian Zona Sumbagteng terus meningkat dari 68,49 pada triwulan I-2007 menjadi 74,31 pada triwulan I-2009. Meningkatnya pangsa permintaan domestik tersebut bersumber dari 2009 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Total PDRB 4.83

4.47 5.14

5.54 5.21

7.12 6.81

5.37 3.63

Domestik 3.81

9.74 -10.72

8.40 7.44

8.58 11.44

10.72 10.09

Konsumsi Rumah Tangga 5.79 6.90 8.23 8.37 9.03 8.92 9.63 10.40 6.44 Konsumsi Pemerintah 4.20 6.09 8.68 8.65 10.76 7.77 8.56 7.49 7.74 Investasi PMTB 14.07 9.53 6.80 10.36 11.45 13.15 14.31 12.25 8.63 Perubahan Stok -264.87 -46.75 -117.78 27.36 112.28 88.26 -6.49 9.39 -51.74 Eksternal 7.09 -5.93 75.65 -0.53 0.34

3.76 -3.65

-6.98 -11.42 Ekspor 11.48 4.94 38.02 9.45 8.66 10.16 6.14 1.58 0.34 Impor 16.32 17.66 15.19 19.78 17.10 16.14 15.20 8.94 10.56 Catatan : Komponen PDRB tidak termasuk perubahan stok dan statistical discrepancy Sumber : Estimasi Staf KBI 2009 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Domestik 68.49

69.69 69.32

69.78 69.95

70.64 72.32

73.32 74.31

Konsumsi Rumah Tangga 41.68 42.33 42.59 42.80 43.20 43.05 43.71 44.84 44.37 Konsumsi Pemerintah 7.12 7.30 7.33 7.47 7.50 7.34 7.45 7.62 7.79 Investasi PMTB 21.36 21.39 21.44 22.19 22.63 22.59 22.94 23.64 23.72 Perubahan Stok -1.67 -1.34 -2.04 -2.68 -3.38 -2.35 -1.79 -2.78 -1.57 Eksternal 31.51

30.31 30.68

30.22 30.05

29.36 27.68

26.68 25.69

Ekspor 62.60 62.72 63.85 65.33 64.66 64.50 63.45 62.98 62.61 Impor 31.09 32.41 33.16 35.12 34.60 35.14 35.77 36.31 36.92 Catatan : Komponen PDRB tidak termasuk perubahan stok dan statistical discrepancy Sumber : Estimasi Staf KBI 2007 2008 Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Menurut Jenis Penggunaan , y-o-y Pertumbuhan Tahunan per triwulan Tabel 1.2. Pangsa PDRB Menurut Jenis Penggunaan 2007 2008 pertumbuhan konsumsi dan investasi yang cukup stabil. Selama enam triwulan terakhir, konsumsi pemerintah rata-rata tumbuh di atas 8 sementara investasi PMTB tumbuh antara 11-13, sedangkan konsumsi rumah tangga terpuruk di triwulan I-2009 hanya tumbuh 6,44. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran struktur ekonomi akibat krisis keuangan global dimana peran permintaan domestik semakin penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Sumber : DPKD Sumbar dan Jambi Sumber : KBI Grafik 1.1. Perkembangan Penjualan Sepeda Motor di Sumbar dan Jambi Grafik 1.2. Pemasukan Kas Negara di Riau dan Sumbar Sumber : BPS Sumber : BI Grafik 1.3. Nilai Tukar Petani Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Konsumsi Beberapa indikator di atas menunjukkan bahwa permintaan domestik mulai menunjukkan arah yang melambat. Penjualan sepeda motor terus menunjukkan arah yang menurun sejak bulan September 2008 grafik 1.1.. Penerimaan kas negara dari pajak juga menunjukkan tren yang menurun sejak Desember 2008 grafik 1.2.. Nilai tukar petani yang menurun sejak September 2008 mempengaruhi konsumsi rumah tangga hingga triwulan I-2009. Penurunan NTP ini terutama disebabkan jatuhnya harga CPO internasional yang mengakibatkan anjloknya harga Tandan Buah Segar hingga mencapai Rp 300kg di tingkat petani. Dari sisi pembiayaan oleh perbankan, pertumbuhan kredit konsumsi menunjukkan perlambatan yang terjadi hampir di seluruh provinsi di Zona Sumbagteng grafik 1.4. Hal ini diikuti dengan semakin memburuknya kolektibilitas kredit yang akan dijelaskan pada bab perbankan. Ekspor Sumbagteng masih menunjukkan arah yang menurun meski tidak setajam triwulan I-2009. Grafik 1.5. menunjukkan bahwa hingga Januari 2009, ekspor beberapa komoditas utama Sumbagteng masih mengalami tekanan meski tidak sekuat bulan-bulan sebelumnya. Faktor 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb 2008 2009 un it Penjualan sepeda motor SUMBAR JAMBI - 200.00 400.00 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 Ja n u a ri F e b ru a ri M a re t A p ri l M e i Ju n i Ju li A g u s tu s S e p te m b e r O k to b e r N o v e m b e r D e s e m b e r Ja n u a ri F e b ru a ri 2008 2009 Riau Sumbar 20 40 60 80 100 120 Sumbar Jambi Riau 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 10,000,000 M a r A p r M a y J u n J u l A u g Se p O c t N o v D e c J a n Fe b M a r A p r M a y J u n J u l A u g Se p O c t N o v D e c J a n Riau Sumbar Jambi Kepri kenaikan harga CPO internasional yang disebabkan kenaikan permintaan CPO di India dan China diperkirakan akan meningkatkan ekspor komoditas ini pada bulan-bulan mendatang. Grafik 1.7. menunjukkan harga CPO mulai menunjukkan tren yang meningkat meski sangat jauh dari harga tertinggi pada triwulan I-2008. Impor Sumbagteng yang didominasi dengan bahan baku juga menunjukkan arah yang menurun. Penurunan impor ini mengindikasikan bahwa kegiatan sektor-sektor yang membutuhkan barang-barang tersebut mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya. Hal ini dikonfirmasi dengan perlambatan sektor industri di Provinsi Riau dan kontraksi di Kepulauan Riau. Penurunan harga CPO pada triwulan sebelumnya juga mempengaruhi impor pupuk sebagai salah satu bahan baku utama perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan beberapa anekdotal informasi, perusahaan perkebunan kelapa sawit melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan pemberian pupuk seiring dengan jatuhnya harga CPO, juga melakukan penundaan perluasan areal lahan menunggu perkembangan harga CPO. Sumber : Sekda Sumber : Sekda Grafik 1.5. Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Sumbagteng Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Sumbagteng Sumber : Bappebti Sumber : Sekda Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Grafik 1.8. Perkembangan Impor Pupuk 500,000,000 ,000,000,000 ,500,000,000 ,000,000,000 ,500,000,000 Ja n 7 M rt 7 M e i 7 Ju l 7 Se p 7 N o v 7 Ja n 8 M rt 8 M e i 8 Ju l 8 Se p 8 N o v 8 Ja n 9 42 - FIXED VEGETABLE OILS FATS 64 - PAPER,PAPERBOARDMFD THEREOF 77 - ELECTRICAL MACH., APPARATUS 75 - OFFICE MACH. AUT.DATA PROC. TOTAL NILAI EKSPOR 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000 U S D 2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE 5 - CHEMICAL 6 - MANUFACTURED GOODS 7 - MACHINERY TRANSPORT EQP 11969 4372 6517 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Ja n -08 F e b -08 M a r- 08 A p r- 08 M a y -08 Ju n -08 Ju l- 08 A u g -08 S e p -08 O c t- 08 N o v -08 De c -08 Ja n -09 F e b -09 M a r- 09 R p K g Harga CPO Spot Medan - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 Ja n 6 M r t 6 M e i 6 Ju l 6 Se p 6 N o v 6 Ja n 7 M r t 7 Ju n 7 A g s t 7 O k t 7 De s 7 Fe b 8 A p r 8 Ju n 8 A g s t 8 O k t 8 De s 8 Impor Pupuk Ribu Ton Dari sisi penawaran, sektor-sektor tradeables kembali mengalami perlambatan ekonomi merespon menurunnya kinerja perdagangan internasional tabel 1.3. Penurunan harga internasional pada triwulan sebelumnya dan krisis finansial global sangat mempengaruhi kinerja sektor-sektor terkait pada triwulan laporan. Sektor pertanian masih tumbuh dibawah rata- rata selama tahun 2007-2008. Sektor industri pengolahan juga berada pada arah yang sama karena banyak industri yang terkait dengan sektor pertanian, seperti industri CPO, minyak goreng kertas. Seiring dengan penurunan permintaan domestik, kinerja sektor non-tradeables juga mengalami perlambatan. Beberapa sektor penyumbang pertumbuhan mengalami pertumbuhan yang melambat dibawah rata-rata selama tahun 2007-2008, antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor bangunan. Sumber : Deptan Sumber : Deptan Grafik 1.9. Perkembangan Produksi Karet Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit Dalam jangka panjang, sektor pertanian masih menjadi andalan Sumbagteng. Perkembangan produksi karet, kelapa sawit, dan padi grafik 1.9-1.11 masih menunjukkan arah yang positif. Produksi yang menurun dalam jangka pendek merupakan hal yang wajar. Namun permintaan produk-produk pertanian tidak akan mengalami penurunan yang permanen. Hal yang patut mendapatkan perhatian adalah terus menurunnya kinerja sektor pertambangan. Lifting minyak mentah terus mengalami penurunan terutama di Provinsi Riau grafik 1.12-1.13. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk memperkuat sektor lainnya guna mengantisipasi penurunan sektor pertambangan. 2009 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Total PDRB 4.83

4.47 5.14