5.14 5.21 6.81 3.63 3.31 3.00 5.51 2.17 9.02 9.93 9.33 6.27 ProdukHukum BankIndonesia KER Sumbar TwI2009

Dari sisi penawaran, sektor-sektor tradeables kembali mengalami perlambatan ekonomi merespon menurunnya kinerja perdagangan internasional tabel 1.3. Penurunan harga internasional pada triwulan sebelumnya dan krisis finansial global sangat mempengaruhi kinerja sektor-sektor terkait pada triwulan laporan. Sektor pertanian masih tumbuh dibawah rata- rata selama tahun 2007-2008. Sektor industri pengolahan juga berada pada arah yang sama karena banyak industri yang terkait dengan sektor pertanian, seperti industri CPO, minyak goreng kertas. Seiring dengan penurunan permintaan domestik, kinerja sektor non-tradeables juga mengalami perlambatan. Beberapa sektor penyumbang pertumbuhan mengalami pertumbuhan yang melambat dibawah rata-rata selama tahun 2007-2008, antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor bangunan. Sumber : Deptan Sumber : Deptan Grafik 1.9. Perkembangan Produksi Karet Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit Dalam jangka panjang, sektor pertanian masih menjadi andalan Sumbagteng. Perkembangan produksi karet, kelapa sawit, dan padi grafik 1.9-1.11 masih menunjukkan arah yang positif. Produksi yang menurun dalam jangka pendek merupakan hal yang wajar. Namun permintaan produk-produk pertanian tidak akan mengalami penurunan yang permanen. Hal yang patut mendapatkan perhatian adalah terus menurunnya kinerja sektor pertambangan. Lifting minyak mentah terus mengalami penurunan terutama di Provinsi Riau grafik 1.12-1.13. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk memperkuat sektor lainnya guna mengantisipasi penurunan sektor pertambangan. 2009 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Total PDRB 4.83

4.47 5.14

5.54 5.21

7.12 6.81

5.37 3.63

Tradeable 3.48

2.78 3.31

3.62 3.00

5.89 5.51

3.63 2.17

Pertanian 5.07 5.51 6.02 6.32 5.46 5.66 5.72 2.89 3.78 Pertambangan dan Penggalian 0.42 -0.26 -0.25 -0.32 -0.20 5.43 4.90 3.60 2.54 Industri Pengolahan 7.02 5.27 6.54 7.44 5.75 6.78 6.22 4.31 0.29 Non Tradeable 7.71

8.06 9.02

9.54 9.93

9.73 9.33

8.06 6.27

Listrik, Gas, dan Air Bersih 4.53 5.76 7.43 7.70 10.21 7.52 -0.02 0.23 3.37 Bangunan 9.69 11.55 13.89 16.01 15.94 14.66 13.11 12.34 9.70 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.33 7.26 8.02 7.89 8.68 9.17 8.91 6.25 4.05 Pengangkutan dan Komunikasi 8.16 8.42 9.07 9.44 10.35 9.85 9.62 9.41 6.98 Keuangan 8.52 9.59 10.72 12.69 12.18 11.04 11.09 9.56 8.70 Jasa-Jasa 7.03 7.14 7.93 8.48 8.01 7.72 7.85 8.16 7.44 Sumber : estimasi Staf KBI Pertumbuhan Tahunan per triwulan 2008 2007 Tabel 1.3. Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha , y-o-y 0.00 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 300,000.00 350,000.00 400,000.00 200020012002200320042005200620072008 T on Sumatera Barat Riau Jambi 0.00 1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 T on Sumatera Barat Riau Jambi Sumber : Deptan Sumber : Dep ESDM Grafik 1.11. Perkembangan Produksi Padi Grafik 1.12. Perkembangan Lifting Minyak Mentah di Provinsi Riau Sumber : Dep. ESDM Grafik 1.13. Perkembangan Lifting Minyak Mentah di Provinsi Riau P ERKIRAAN E KONOMI D AERA H Pertumbuhan ekonomi Zona Sumatera Bagian Tengah diperkirakan masih menunjukkan arah perlambatan pada triwulan II-2009 dengan angka pertumbuhan antara 2,5-3,0. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terjadi seiring dengan dampak krisis keuangan global yang semakin dalam. Dampak krisis melalui jalur perdagangan trade channel akan berdampak pada pertumbuhan ekspor Zona Sumbagteng yang diperkirakan akan menurun akibat permintaan dunia yang rendah. Harga internasional beberapa komoditas ekspor unggulan di Zona Sumbagteng yang masih lebih rendah dibandingkan sebelum puncak krisis keuangan global turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ini. Nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih berada pada level relatif tinggi, akan tetap menekan industri manufaktur dengan meningkatnya biaya bahan baku impor. Berbagai insentif yang diberikan pemerintah melalui pengurangan pajak, masih memberi harapan bagi perusahaan untuk mempertahankan produksi output-nya, namun ekspansi bisnis masih akan tetap sulit dilakukan. Tabel 1.4. Perkembangan Pertumbuhan PDRB dan Proyeksi Triwulan II-2009 0.00 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 T on Sumbar Riau Jambi Bengkulu 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 B a rr e l Jambi Jambi South Sumatera Kepulauan Riau 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 B a rr e l Riau Konsumsi 5.55 6.78 8.29 8.41 9.28 8.75 9.47 9.97 6.63 7.81 - 8.33 Investasi -0.26 17.83 -38.51 8.38 2.88 8.14 16.49 12.65 19.21 16.45 - 17.01 Ekspor Neto 7.09 -5.93 75.65 -0.53 0.34

3.76 -3.65

-6.98 -11.42 -16.23 - -15.82 PDRB Zona Sumbagteng 4.83

4.47 5.14