Dari sisi penawaran, sektor-sektor tradeables kembali mengalami perlambatan
ekonomi merespon menurunnya kinerja perdagangan internasional tabel 1.3. Penurunan
harga internasional pada triwulan sebelumnya dan krisis finansial global sangat mempengaruhi kinerja sektor-sektor terkait pada triwulan laporan. Sektor pertanian masih tumbuh dibawah rata-
rata selama tahun 2007-2008. Sektor industri pengolahan juga berada pada arah yang sama karena banyak industri yang terkait dengan sektor pertanian, seperti industri CPO, minyak goreng
kertas.
Seiring dengan penurunan permintaan domestik, kinerja sektor non-tradeables juga
mengalami perlambatan. Beberapa sektor penyumbang pertumbuhan mengalami pertumbuhan
yang melambat dibawah rata-rata selama tahun 2007-2008, antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor bangunan.
Sumber : Deptan Sumber : Deptan
Grafik 1.9. Perkembangan Produksi Karet Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Kelapa
Sawit
Dalam jangka panjang, sektor pertanian masih menjadi andalan Sumbagteng.
Perkembangan produksi karet, kelapa sawit, dan padi grafik 1.9-1.11 masih menunjukkan arah yang positif. Produksi yang menurun dalam jangka pendek merupakan hal yang wajar. Namun
permintaan produk-produk pertanian tidak akan mengalami penurunan yang permanen. Hal yang patut mendapatkan perhatian adalah terus menurunnya kinerja sektor pertambangan. Lifting
minyak mentah terus mengalami penurunan terutama di Provinsi Riau grafik 1.12-1.13. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk memperkuat sektor lainnya guna
mengantisipasi penurunan sektor pertambangan.
2009 Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Total PDRB 4.83
4.47 5.14
5.54 5.21
7.12 6.81
5.37 3.63
Tradeable 3.48
2.78 3.31
3.62 3.00
5.89 5.51
3.63 2.17
Pertanian 5.07
5.51 6.02
6.32 5.46
5.66 5.72
2.89 3.78
Pertambangan dan Penggalian 0.42
-0.26 -0.25
-0.32 -0.20
5.43 4.90
3.60 2.54
Industri Pengolahan 7.02
5.27 6.54
7.44 5.75
6.78 6.22
4.31 0.29
Non Tradeable 7.71
8.06 9.02
9.54 9.93
9.73 9.33
8.06 6.27
Listrik, Gas, dan Air Bersih 4.53
5.76 7.43
7.70 10.21
7.52 -0.02
0.23 3.37
Bangunan 9.69
11.55 13.89
16.01 15.94
14.66 13.11
12.34 9.70
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.33
7.26 8.02
7.89 8.68
9.17 8.91
6.25 4.05
Pengangkutan dan Komunikasi 8.16
8.42 9.07
9.44 10.35
9.85 9.62
9.41 6.98
Keuangan 8.52
9.59 10.72
12.69 12.18
11.04 11.09
9.56 8.70
Jasa-Jasa 7.03
7.14 7.93
8.48 8.01
7.72 7.85
8.16 7.44
Sumber : estimasi Staf KBI
Pertumbuhan Tahunan per triwulan 2008
2007 Tabel 1.3. Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha , y-o-y
0.00 50,000.00
100,000.00 150,000.00
200,000.00 250,000.00
300,000.00 350,000.00
400,000.00
200020012002200320042005200620072008
T on
Sumatera Barat Riau
Jambi
0.00 1,000,000.00
2,000,000.00 3,000,000.00
4,000,000.00 5,000,000.00
6,000,000.00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 T
on
Sumatera Barat Riau
Jambi
Sumber : Deptan Sumber : Dep ESDM
Grafik 1.11. Perkembangan Produksi Padi Grafik 1.12. Perkembangan Lifting Minyak
Mentah di Provinsi Riau
Sumber : Dep. ESDM Grafik 1.13. Perkembangan Lifting Minyak
Mentah di Provinsi Riau P
ERKIRAAN
E
KONOMI
D
AERA
H Pertumbuhan ekonomi Zona Sumatera Bagian Tengah diperkirakan masih
menunjukkan arah perlambatan pada triwulan II-2009 dengan angka pertumbuhan antara 2,5-3,0.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terjadi seiring dengan dampak krisis keuangan global yang semakin dalam. Dampak krisis melalui jalur perdagangan trade
channel akan berdampak pada pertumbuhan ekspor Zona Sumbagteng yang diperkirakan akan menurun akibat permintaan dunia yang rendah. Harga internasional beberapa komoditas ekspor
unggulan di Zona Sumbagteng yang masih lebih rendah dibandingkan sebelum puncak krisis keuangan global turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ini. Nilai tukar rupiah yang
diperkirakan masih berada pada level relatif tinggi, akan tetap menekan industri manufaktur dengan meningkatnya biaya bahan baku impor. Berbagai insentif yang diberikan pemerintah melalui
pengurangan pajak, masih memberi harapan bagi perusahaan untuk mempertahankan produksi
output-nya, namun ekspansi bisnis masih akan tetap sulit dilakukan. Tabel 1.4. Perkembangan Pertumbuhan PDRB dan Proyeksi Triwulan II-2009
0.00 500,000.00
1,000,000.00 1,500,000.00
2,000,000.00 2,500,000.00
T on
Sumbar Riau
Jambi Bengkulu
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
B a
rr e
l
Jambi Jambi South Sumatera
Kepulauan Riau
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
B a
rr e
l
Riau
Konsumsi 5.55
6.78 8.29
8.41 9.28
8.75 9.47
9.97 6.63
7.81 - 8.33 Investasi
-0.26 17.83
-38.51 8.38
2.88 8.14
16.49 12.65
19.21 16.45 - 17.01
Ekspor Neto 7.09
-5.93 75.65
-0.53 0.34
3.76 -3.65
-6.98 -11.42
-16.23 - -15.82
PDRB Zona Sumbagteng 4.83
4.47 5.14