82
Hasil dari uji multikolinearitas melalui matrikorelasi tersebut adalah seperti pada gambar 6.1 berikut ini yang menunjukan korelasi parsial antar variabel
independen :
GAMBAR 6.1 MATRIKORELASI
LN_KUK LN_INFLASI
LN_DN LN_BKRIIL
LN_KUK 1.000000
0.734282 0.935273
-0.832485 LN_INFLASI
0.734282 1.000000
0.808549 -0.761097
LN_DN 0.935273
0.808549 1.000000
-0.849525 LN_BKRIIL -0.832485 -0.761097 -0.849525
1.000000
Data diolah
Dari nilai koefisien korelasi parsial antar variabel independen diatas yaitu angka yang dicetak tebal tersebut tidak ada yang diatas 0.85 yaitu 0.808549,
-
0.761097, -0.849525 0.85 maka dapat dikatakan bahwa terbebas dari masalah
multikolinearitas. bisa dilihat pada lampiran 5.
6.3.2 Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka dapat digunakan metode uji White. Hipotesis nul dalam uji ini adalah tidak adanya
heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas melalui nilai probabilitas Chi squares atau pada probabilitas
ρ nya, jika lebih kecil dari alpha maka ditemukannya heteroskedastisitas dan menolak hipotesis nul begitu juga
sebaliknya. Dalam perhitungan ini ditemukan bahwa nilai dari probabilitas chi- square
ρ nya adalah sebesar 0.651636 yaitu alpha 0.05 maka dapat dikatakan
83
bahwa bebas dari masalah heterokedastisitas dan hipotesis nol dapat diterima. bisa dilihat pada lampiran 6 .
6.3.3 Uji Autokorelasi
Untuk menguji adanya autokorelasi dapat digunakan metode Bruesch- Godfrey yang dikenal telah mengembangkan metode uji Langrange Multiplier
LM. Hipotesis nul yang dibuat adalah tidak adanya autokorelasi, jika kita menolak hipotesis nul maka ada ditemukannya autokorelasi. Ada tidak nya
masalah autokorelasi bisa diketahui dari melihat probabilitas ρ nya, yaitu jika
lebih kecil dari alpha maka ditemukannya autokorelasi dan menolak hipotesis nul begitu juga sebaliknya Agus W, 2005, 186.
Dari hasil perhitungan untuk uji auto didapatkan nilai
probabilitas chi- square
ρ nya 0.441087 yaitu dari alpha 0.05 maka dapat dikatakan bahwa lolos dari masalah autokorelasi sehingga dapat menerima hipotesis nol yaitu tidak ada
masalah autokorelasi. bisa dilihat pada lampiran 7.
6.4 Interpretasi Evaluasi Koefisien Hasil Regresi LN lnY=
β0+β1lnX1+β2lnX2+β3lnX3+e lnKUK=-8.347716-0.51664
lnINFLASI +1.585794 lnDN-0.480499lnBK
Dari hasil perhitungan formulasi logaritma natural diatas koefisien merupakan elastisitas, yaitu presentase perubahan regressen atau Y dependen
variabel karena presentase perubahan regressor atau X independen variabel .
Intepretasi dari hasil regressi model logaritma natural diatas secara statistik dan ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut :
84
1. Nilai jumlah alokasi KUK apabila tidak dipengaruhi oleh ke-tiga variabel
independen menurun sebesar -8.347716 . 2.
Apabila inflasi naik sebesar 1 maka akan mengakibatkan penurunan pada jumlah alokasi KUK sebesar -0.516640
. Tingkat laju inflasi sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian, khususnya kegiatan perbankan. Kondisi laju inflasi
yang tinggi menyebabkan pemerintah Bank Indonesia mengeluarkan regulasi untuk menaikan suku bunga simpanan bank-bank di Indonesia. Ini dalam rangka
agar inflasi dapat terkendali. Namun akibat lainnya adalah bank-bank terpaksa menaikan suku bunga pinjamannya kredit. Ini dilakukan bank agar bank tidak
mengalami negative spread. Negative spread adalah suatu kondisi dimana suku bunga simpanan lebih tinggi, dari suku bunga kredit seperti yang dialami
Indonesia saat krisis. Apabila ini terjadi maka bank-bank akan kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya. Disatu sisi bank wajib membayar bunga simpanan pada
masyarakat yang tinggi, namun disisi lain penerimaan margin keuntungan bank dari kredit juga menurun. Sebab pada saat itu suku bunga kredit sudah dinaikan
sedemikian tingginya, dan sangat memeberatkan, dan merugikan masyarakat. Khususnya perekonomian Indonesia. Beranjak dari pengalaman tersebut, maka
bank-bank tidak mau mengalami negative spread, sehigga pada saat suku bunga simpanan dinaikan oleh pemerintah dalam hal ini adalah BI sebagai pengendali
inflasi, maka bank-bank akan dengan sendirinya menaikan suku buga kreditnya pinjaman. Apabila suku bunga kredit naik maka sudah otomatis minat
masyarakat untuk meminjam kredit semakin menurun, berarti jumlah alokasi kreditpun menurun, termasuk kredit untuk usaha kecil KUK.