Kebijakan Bank Indonesia dan Bank-Bank Umum dalam Penyaluran Kredit Usaha Kecil

20 dengan tetap memperhatikan program moneter. Sampai akhir Maret 2003, dana SUP yang tersedia adalah sekitar Rp 3 triliun. Untuk mengoptimalkan dana SUP tersebut, perlu dilakukan upaya penyiapan program yang dapat memanfaatkan dana tersebut yang kunci pokoknya dipegang oleh BI. BI memiliki strategi guna kelancaran proses pengucuran dana tersebut kepada UMKM dengan berbagai point penting yaitu: 1. Meningkatkan hubungan bank dengan lembaga keuangan linkage program. Dalam rangka meningkatkan kemampuan BPR dalam menyalurkan kredit kepada usaha mikro dan membantu bank dan lembaga keuangan dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, maka BI mendorong linkage program antara BPR dan bank umumlembaga keuangan. Sinergi bank umum dan BPR dalam bentuk linkage program merupakan salah satu strategi dalam memperkuat kapasitasnya. Berdasarkan data sampai Juni 2003, kerjasama tersebut telah melibatkan 923 BPR dengan 29 lembaga keuangan 28 bank umum dan PT PNM, dengan plafon Rp 548 miliar dan baki debet Rp 331 miliar. 2. Membentuk Unit Layanan Mikro ULM. Beberapa bank umum seperti BRI dan Bank BNI telah membentuk unit layanan mikro ULM untuk melayani KUK 3. Pembentukan UKM Centre. Beberapa bank umum seperti Bank Niaga dan Bank Danamon telah membentuk UKM Centre yang berlokasi di daerah-daerah tertentu yang 21 diharapkan dapat berfungsi untuk merealisasikan business plan penyaluran kredit kepada UKM, pelaksanaan linkage program dengan BPR dalam penyaluran kredit kepada UKM dan sumber informasi bagi masyarakat yang memerlukan. 4. Pola Kemitraan Terpadu. Untuk mempermudah akses kepada layanan perbankan, beberapa bank umum juga memberikan kredit kepada usaha mikro dan usaha kecil dengan pola kemitraan, yaitu keterkaitan antara usaha besar dengan UKM yang mempunyai potensi keterkaitan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Bank Indonesia dan bank-bank umum telah melakukan suatu tindakan strategis untuk meningkatkan perkembangan sektor riil melalui kredit yang disalurkan kepada UKM. UKM sebagai sasaran pokok dari strategi kebijakan perbankan dalam perkreditan KUK tersebut diharapkan dapat menyerap penuh dana dari bank-bank umum. Penyerapan dana dari bank-bank umum oleh UKM dengan demikian patut untuk selalu diperhatikan, sehingga jika ditemukan kendala ditengah jalan dapat segera dicarikan solusinya.

2.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mengembangkan Usaha Kecil di Indonesia

Melalui berbagai departemen seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Departemen Perindustrian maupun Departemen Perdagangan, pemerintah melancarkan progam-progam pembinaan yang terpadu pada pengembangan Usaha Kecil. Pemerintah tetap konsisten dengan rencana dan progam kerjanya dalam Pengembangan Perusahaan 22 Kecil, hal tersebut dibuktikan melalui Pola Kebijaksanaan dan Pengembangan IndustriUsaha Kecil sebagai berikut: 1. Sistem keterkaitan Bapak Angkat-Mitra Usaha. 2. Penjualan saham perusahaan besar yang sehat kepada koperasi. 3. Mewajibkan Badan Usaha Milik Negara BUMN menyisihkan dana pembinaan sebesar 1-5 dari keuntungan bersih. 4. Menugaskan lembaga perbankan mengalokasikan dana kredit usaha kecil dan koperasi sebanyak 20 dari portofolio kredit yang disalurkan KUK

2.4 Kondisi Historis Usaha Kecil di Indonesia dan Prospek Kedepan

Pemerintah telah bertekat untuk mengembangkan sektor small-of business atau industriusaha berskala kecil dalam Progam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II PJPT II . Hal ini terbukti dengan terbentuknya Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil pada masa pemerintahan dalam kabinet Pembangunan dalam Pelita ke VI. Oleh karena itu merupakan momentum yang sangat tepat untuk kalangan wirausaha dan calon wirausaha di Indonesia untuk memulai melangkah dan mengembangkan kemampuan kewirausahaannya berkompetisi dengan usaha-usaha kecil yang telah lebih dulu ada. Pemerintah melalui Departemen Perindustrian, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perdagangan serta pihak Perbankan telah melakukan upaya yang semaksimal mungkin dalam membantu pengusaha kecil, industri kecil maupun sektor informal. Melaului strategi pengembangan usaha kecil, pada akhir pelita III hal telah terbukti bahwa telah tercapai jumlah unit skala kecil yang tersebar di