BAB III KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PERTANAHAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH
A. Kewenangan Pemerintah Provinsi di Bidang Pertanahan
Kewenangan di bidang pelayanan pertanahan, oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah didesentralisasikan kepada
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota. Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh seorang Gubernur yang di samping sebagai Kepala Daerah
Provinsi juga berfungsi selaku wakil Pemerintah di daerah. Dalam kedudukan Gubernur sebagai sebagai wakil Pemerintah di daerah mengandung makna bahwa
eksistensi Gubernur adalah untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan termasuk dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.
Penunjukan Gubernur sebagai wakil Pemerintah dimaksudkan pula untuk meningkatkan pemberdayaan pemerintahan lokal, tidak bertujuan untuk melakukan
resentralisasi kekuasaan pemerintahan seperti yang terjadi pada era Orde Baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah. Dengan adanya instansipejabat perantara antara Pemerintah Pusat dan Daerah otonom KabupatenKota maka akan tercipta suatu keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
antara kepentingan yang bersifat nasional dengan kepentingan regional dan kepentingan lokal. Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dipertegas lagi eksistensi Gubernur agar pelaksanaan fungsi sebagai kepala daerah otonom dan wakil Pemerintah Pusat di daerah dapat berjalan
secara efektif. Jika Pemerintah Pusat memiliki kewenangan yang bersifat standar, norma dan pedoman nasional, maka Pemerintah Provinsi memiliki kewenangan yang
bersifat lintas kabupaten kota dan koordinasi penyelenggaraan kewenangan di wilayah provinsi tersebut. Sedangkan Pemerintah KabupatenKota memiliki
kewenangan mengatur dan mengurus dalam bidang-bidang tertentu sesuai kewenangan yang dimiliki berdasarkan standar dan norma dari Pemerintah Pusat dan
dari Pemerintah Provinsi. Terkait dengan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Provinsi, dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
ditentukan bahwa kewenangan pemerintah provinsi adalah mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan
meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Menurut Pasal 7 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
,
Universitas Sumatera Utara
urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi adalah berkaitan dengan pelayanan dasar, yang meliputi
94
1. pendidikan;
:
2. kesehatan;
3. lingkungan hidup;
4. pekerjaan umum;
5. penataan ruang;
6. perencanaan pembangunan;
7. perumahan;
8. kepemudaan dan olah raga;
9. penanaman modal,
10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11. kependudukan dan catatan sipil;
12. ketenagakerjaan;
13. ketahanan pangan;
14. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
15. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
16. perhubungan;
17. komunikasi dan informatika;
18. pertanahan;
19. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
20. otonomi daerah; pemerintahan umum; administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; 21.
pemberdayaan masyarakat dan desa; 22.
sosial; 23.
kebudayaan; 24.
statistik; 25.
kerarsipan; 26.
perpustakaan. Sedang urusan pilihan yang merupakan urusan pemerintah provinsi ditentukan
dalam Pasal 7 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah KabupatenKota
. Urusan pilihan tersebut merupakan urusan
94
Pasal 7 ayat 2, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan. Adapun urusan pilihan yang dapat ditangani oleh Pemerintah Provinsi meliputi
95
1. kelautan dan perikanan;
:
2. pertanian;
3. kehutanan;
4. energi dan sumber daya mineral;
5. pariwisata;
6. industri;
7. perdagangan;
8. ketransmigrasian.
Salah satu kewenangan Provinsi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
lamiran I tersebut adalah bidang pertanahan. Kewenangan mengurus bidang pertanahan yang dimiliki Pemerintah Provinsi secara rinci termuat dalam Lampiran
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
, yaitu meliputi
96
A. Sub Bidang Ijin Lokasi, kewenangan Pemerintah Provinsi meliputi:
:
1. Penerimaan permohonan dan pemeriksaan kelengkapan persyaratan.
2. Kompilasi bahan koordinasi.
3. Pelaksanaan rapat koordinasi.
4. Pelaksanaan peninjauan lokasi.
95
Pasal 7 ayat 4, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
96
Lampiran, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyiapan berita acara koordinasi berdasarkan pertimbangan teknis
pertanahan dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan pertimbangan teknis lainnya dari instansi terkait.
6. Pembuatan peta lokasi sebagai lampiran surat keputusan ijin lokasi
yang diterbitkan. 7.
Penerbitan surat keputusan ijin lokasi. 8.
Pertimbangan dan usulan pencabutan ijin dan pembatalan surat keputusan ijin lokasi atas usulan kabupatenAota dengan pertimbangan
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi. 9.
Monitoring dan pembinaan perolehan tanah. B.
Sub Bidang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, kewenangannya meliputi:
1
Pengadaan tanah untuk pembangunan lintas kabupaten kota.
2
Penetapan lokasi.
3
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4
Pelaksanaan penyuluhan.
5
Pelaksanaan inventarisasi.
6
Pembentukan tim penilai tanah khusus Provinsi DKI.
7
Penerimaan hasil penaksiran nilai tanah dari lembagatim penilai tanah.
8
Pelaksanaan musyawarah.
9
Penetapan bentuk dan besamya ganti kerugian.
10
Pelaksanaan pemberian ganti kerugian.
11
Penyelesaian sengketa bentuk dan besarnya ganti kerugian.
12
Pelaksanaan pelepasan hak dan penyerahan tanah di hadapan Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota.
C. Sub Bidang Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan, kewenangannya
meliputi: 1.
Penyelesaian sengketa tanah garapan lintas kabupaten kota. 2.
Penerimaan dan pengkajian laporan pengaduan sengketa tanah garapan.
3. Penelitian terhadap obyek dan subyek sengketa.
4. Pencegahan meluasnya dampak sengketa tanah garapan.
5. Koordinasi dengan instansi terkait untuk menetapkan langkah-langkah
penanganananya. 6.
Fasilitasi musyawarah antara para pihak yang bersengketa untuk mendapatkan kesepakatan para pihak.
D. Sub Bidang Penyelesaian Masalah Ganti Kerugian dan Santunan Tanah
untuk Pembangunan, kewenangannya meliputi: 1.
Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pembinaan dan pengawasan pemberian ganti kerugian dan santunan
tanah untuk pembangunan. E.
Sub Bidang Penetapan Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah, Serta Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum dan Tanah Absentee,
kewenangannya meliputi: 1.
Pembentukan panitia pertimbangan landreform provinsi. 2.
Penyelesaian permasalahan penetapan subyek dan obyek tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee.
3. Pembinaan penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee. F.
Sub Bidang Penetapan Tanah Ulayat, kewenangannya meliputi: 1.
Pembentukan panitia peneliti lintas kabupatenkota. 2.
Penelitian dan kompilasi hasil penelitian. 3.
Pelaksanaan dengar pendapat umum dalam rangka penetapan tanah ulayat.
4. Pengusulan rancangan peraturan daerah provinsi tentang penetapan
tanah ulayat. 5.
Penanganan masalah tanah ulayat melalui musyawarah dan mufakat. G.
Sub Bidang Pemanfaatan dan Penyelesaian Masalah Tanah Kosong, kewenangannya meliputi:
1. Penyelesaian masalah tanah kosong.
2. Pembinaan pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong.
H. Sub Bidang Ijin Membuka Tanah, kewenangan Provinsi meliputi:
1. Penyelesaian permasalahan pemberian ijin membuka tanah.
2. Pengawasan dan pengendalian pemberian ijin membuka tanah. tugas
pembantuan. I.
Sub Bidang Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupatenkota, kewenangan Provinsi meliputi : Perencanaan penggunaan tanah lintas
kabupatenkota yang berbatasan.
B. Kewenangan Pemerintah KabupatenKota di Bidang Pertanahan