Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Analisis Data

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret 2012 sampai dengan Mei 2012. Penelitian dilaksanakan pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Aek Nauli Kabupaten Simalungun dan Sektor Tele Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara serta di Laboratorium Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Aek Nauli Kabupaten Simalungun memiliki formasi geologi Tuf Toba Masam, Perbukitan dan Pegunungan dengan jenis tanah secara umum berdasarkan klasifikasi USDA adalah Dystropepts dan Hydrandepts dan berdasarkan klasifikasi FAO adalah Latosol Coklat dan Andosol. Tipe iklim masuk dalam tipe A sangat basah dengan curah hujan rata- rata 238 mmbulan. Ketinggian tempat berkisar 250 – 1.500 mdpl. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Tele Kabupaten Samosir memiliki formasi geologi secara umum Tuf Toba Masam dengan jenis tanah secara umum berdasarkan klasifikasi USDA adalah Dystropepts, Andaquepts, Troporthents dan Hydrandepts dan berdasarkan klasifikasi FAO adalah Latosol Coklat dan Andosol Coklat. Tipe iklim masuk dalam tipe A sangat basah dengan curah hujan rata- rata 220 mmbulan. Ketinggian tempat berkisar 900 – 1.850 mdpl. Universitas Sumatera Utara

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah tegakan Eucalyptus sp., tumbuhan bawah dan nekromassa. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah Global Positioning System GPS, spidol, parang, pita ukur meteran, tali rafia, phiband, timbangan, neraca analitik, oven, blangko pengamatan, kamera digital, gunting, kantong plastik, kantong kertas semen, kuadran, sekop, ayakan dan ember.

3.3. Metode Penelitian

Variabel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas umur dan ketinggian tempat tumbuh tegakan Eucalyptus sp. Variabel kelas umur dibagi atas kelas umur 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Variabel ketinggian tempat tumbuh dibagi atas ketinggian 1.000 mdpl, 1.000 – 1.500 mdpl dan 1.500 mdpl. Masing-masing variabel dilakukan 3 tiga ulanganpetak pengukuran.

3.3.1. Pendugaan potensi karbon tersimpan

Penelitian untuk pendugaan potensi karbon tersimpan dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium. Pengumpulan data dan pengambilan sampel dilaksanakan di lapangan dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium. Penelitian di lapangan dilaksanakan dengan membuat petak pengukuran dengan metode jalur. Pengukuran tegakan Eucalyptus sp. menggunakan metode non destructive, pengukuran tumbuhan bawah dan nekromassa dengan metode destructive. Sampel yang didapatkan di lapangan akan diuji di laboratorium. Hasil pengolahan data yang telah diperoleh akan diuji secara statistik untuk mengetahui Universitas Sumatera Utara pengaruh variabel yang diambil dalam penelitian ini terhadap pendugaan potensi karbon tersimpan yang dihasilkan.

3.3.2. Penyerapan karbon dioksida

Hasil pendugaan potensi karbon tersimpan yang paling kecil dan paling optimal menjadi data untuk perhitungan penyerapan karbon dioksida. Penyerapan karbon dioksida didapat dengan mengkonversi data potensi karbon tersimpan.

3.3.3. Nilai jasa lingkungan dari penyerapan karbon dioksida

Nilai jasa lingkungan dari penyerapan karbon dioksida diperoleh dengan mengalikan nilai penyerapan karbon dioksida dengan harga karbon yang berlaku.

3.3.4. Mekanisme penerapan reducing emissions from deforestation and

forest degradation REDD hutan tanaman Eucalyptus sp. Kajian penerapan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation REDD dari Hutan Tanaman Eucalyptus sp. didasarkan pada hasil pendugaan potensi karbon tersimpan, penyerapan karbon dioksida dan nilai jasa lingkungan yang telah diperoleh. Kajian dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil-hasil yang diperoleh tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.30Menhut-II2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan REDD. 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pendugaan potensi karbon tersimpan Penelitian untuk mencari pendugaan potensi karbon tersimpan dilaksanakan berdasarkan petunjuk praktis yang telah dikembangkan oleh Hairiah dan Rahayu 2007 dimana perhitungan biomassa tegakan menggunakan Universitas Sumatera Utara persamaan allometrik yang telah ada sebelumnya serta perhitungan biomassa tumbuhan bawah dan nekromassa berdasarkan berat kering dari hasil uji laboratorium. 3.4.1.1. Pengukuran biomassa tegakan Eucalyptus sp. Biomassa tegakan pada hutan tanaman diukur pada petak pengukuran. Penentuan petak pengukuran ditentukan secara simple random sampling. Menurut Hanafiah 2006, metode pengambilan sampel ini digunakan apabila kita memilih sampel dari populasi yang berkarakteristik homogen seperti seareal lahan Hutan Tanaman Industri HTI yang ditumbuhi oleh sejenis tanaman hutan yang pertumbuhannya seragam. Petak pengukuran dibuat dengan ukuran 6 m x 40 m. Pengukuran dilakukan dengan cara non destructive. Data biomassa tegakan diperoleh dengan mengukur diameter setinggi dada dbh semua tegakan yang terdapat di dalam petak pengukuran. Perhitungan biomassa tegakan menggunakan persamaan allometrik yang telah didapatkan oleh Eamus et al. 2000 sebagai berikut : B = 0,162 x D dimana, B = Biomassa Tegakan dan D = Diameter setinggi dada dbh 2,383

3.4.1.2. Pengukuran biomassa tumbuhan bawah

Biomassa tumbuhan bawah diukur pada petak pengukuran kuadran dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m yang terletak di dalam petak pengukuran biomassa tegakan Eucalyptus sp. Pengambilan sampel biomassa tumbuhan bawah harus dilakukan dengan metode destructive. Tumbuhan bawah yang diambil sebagai sampel adalah herba dan rumput-rumputan yang terdapat dalam kuadran. Semua sampel dimasukkan ke dalam kantong kertas dan beri label sesuai variabel. Universitas Sumatera Utara Pada uji laboratorium, sampel tumbuhan bawah yang diambil ditimbang berat basah daun atau batang. Selanjutnya ambil subsampel tanaman dari masing- masing biomassa daun dan batang sekitar 100 gr. Bila biomassa sampel yang didapatkan hanya sedikit 100 gr, maka semua sampel ditimbang dan jadikan sebagai subsampel. Subsampel dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o Total berat kering tumbuhan bawah per kuadran dihitung dengan rumus sebagai berikut Hairiah dan Rahayu 2007 : C selama 2 x 24 jam. Setelah pengovenan selesai, ditimbang berat keringnya. ����� �� �� = BK subsampel gr BB subsampel gr x Total BB gr dimana, BK = berat kering dan BB = berat basah

3.4.1.3. Pengukuran nekromassa

Pengukuran nekromassa dilakukan terhadap nekromassa berkayu dan nekromassa tidak berkayu. Nekromassa berkayu berupa pohon mati yang masih berdiri maupun yang roboh, tunggul tanaman, cabang dan ranting. Nekromassa tidak berkayu berupa serasah daun yang masih utuh serasah kasar dan bahan organik lainnya yang telah terdekomposisi sebagian serta berukuran 2 mm serasah halus. Pengukuran nekromassa berkayu dengan mengukur diameter semua pohon mati yang berdiri maupun yang roboh, tunggul tanaman mati, cabang dan ranting. Selanjutnya nekromassa tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan perhitungan biomassa tegakan. Pengukuran ini dilakukan pada petak pengukuran yang sama dengan petak pengukuran tegakan. Pengukuran nekromassa tidak berkayu dilakukan dengan mengambil sampel serasah daun. Semua sisa-sisa bagian tanaman mati, daun-daun dan Universitas Sumatera Utara ranting-ranting gugur yang terdapat dalam tiap-tiap kuadran dimasukkan ke dalam kantong kertas dan diberi label sesuai variabel pengukuran. Pengambilan sampel ini dilakukan pada petak pengukuran yang sama dengan petak pengukuran tumbuhan bawah. Pada uji laboratorium, semua serasah dikeringkan di bawah sinar matahari. Bila sudah kering goyang-goyangkan dan ditimbang sampel serasah kering matahari gr. Selanjutnya ambil subsampel serasah dari sekitar 100 gr. Bila biomassa sampel yang didapatkan hanya sedikit 100 gr, maka semua sampel ditimbang dan jadikan sebagai subsampel. Subsampel dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o Total berat kering tumbuhan bawah per kuadran dihitung dengan rumus sebagai berikut Hairiah dan Rahayu 2007 : C selama 2 x 24 jam. Setelah pengovenan selesai, ditimbang berat keringnya. ����� �� �� = BK subsampel gr BB subsampel gr x Total BB gr dimana, BK = berat kering dan BB = berat basah

3.4.1.4. Pengukuran potensi karbon tersimpan

Semua data biomassa dan nekromasa yang telah diperoleh di jumlahkan per variabel pengukuran yang merupakan estimasi akhir jumlah C tersimpan. Konsentrasi C dalam bahan organik biasanya sekitar 46, oleh karena itu estimasi potensi karbon tersimpan per komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat massanya dengan konsentrasi C, sebagai berikut Hairiah dan Rahayu 2007 : Potensi Karbon Tersimpan TonHa = Biomassa atau nekromassa x 0,46 Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Penyerapan karbon dioksida

Data penyerapan karbon dioksida dapat dihitung melalui persamaan kimiawi C + 0 2 → CO 2 , dimana 1 gram karbon C equivalen dengan 3,67 gram CO 2 sehingga jumlah CO 2 CO yang dapat diserap oleh tegakan hutan adalah jumlah karbon tersimpan dikali dengan 3,67 atau dengan rumus Mirbach 2000 : 2 dimana, CO = C x 3,67 2

3.4.3. Nilai jasa lingkungan dari penyerapan karbon dioksida

= penyerapan karbon dioksida dan C = potensi karbon tersimpan Nilai jasa lingkungan dari penyerapan karbon dioksida diperoleh dengan mengalikan nilai penyerapan karbon dioksida dengan harga karbon yang berlaku dikurangi dengan biaya transaksi. Harga karbon yang digunakan mengacu pada The World Bank 2011 sebesar US5,8 per ton CO 2

3.4.4. Mekanisme penerapan reducing emissions from deforestation and

e. Antinori dan Sathaye 2007 menyatakan biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses administrasi, monitoring dan verifikasi jasa pengurangan emisi dan penyerapan karbon dioksida. Besarnya biaya transaksi pada sektor kehutanan adalah US1,23. forest degradation REDD hutan tanaman Eucalyptus sp. Kajian penerapan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation REDD dari Hutan Tanaman Eucalyptus sp. didasarkan pada hasil pendugaan potensi karbon tersimpan, penyerapan karbon dioksida dan nilai jasa lingkungan yang telah diperoleh. Kajian dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil-hasil yang diperoleh tersebut berdasarkan peraturan dan kebijakan yang berlaku, terutama yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan. Parameter yang diambil dalam kajian ini adalah : Universitas Sumatera Utara a. Areallahan, lokasi dan jenis tegakan yang tumbuh di atasnya. b. Data stok karbon dan penyerapan karbon dioksida. c. Estimasi pendapatan dari REDD. d. Pelaku REDD. e. Kelengkapan persyaratan REDD. f. Verifikasi dan sertifikasi.

3.5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk pendugaan potensi karbon tersimpan adalah analisis ragam Rancangan Acak Kelompok RAK Faktorial dengan 2 dua variabel penelitian yaitu kelas umur dan ketinggian tempat tumbuh. Kombinasi perlakuan variabel seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Pendugaan Potensi Karbon Tersimpan Hutan Tanaman Eucalyptus sp. Kelas Umur A Ketinggian Tempat Tumbuh B B1 B2 B3 A1 A1 B1 A1 B2 A1 B3 A2 A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 A3 B1 A3 B2 A3 B3 A4 A4 B1 A4 B2 A4 B3 A5 A5 B1 A5 B2 A5 B3 Keterangan : A = Kelas Umur 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun B = Ketinggian Tempat Tumbuh 1.000 mdpl, 1.000 – 1.500 mdpl dan 1.500 mdpl Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang digunakan adalah : H o H : Variabel penelitian tidak berpengaruh terhadap pendugaan potensi karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. 1 Untuk mengetahui pengaruh variabel penelitian terhadap pendugaan potensi karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. dilakukan analisis keragaman dengan kriteria uji jika F hitung F tabel maka H : Variabel penelitian berpengaruh terhadap pendugaan potensi karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. diterima dan jika F hitung F tabel maka H ditolak. Untuk mengetahui variabel penelitian mana yang berpengaruh maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Uji Wilayah Berganda Duncan Duncan Multiple Range Test. Universitas Sumatera Utara

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendugaan Potensi Karbon Tersimpan 4.1.1. Biomassa tegakan Eucalyptus sp. Data hasil pengukuran biomassa tegakan Eucalyptus sp. disajikan pada Lampiran 1 dan grafik biomassa tegakan Eucalyptus sp. rata-rata disajikan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Grafik Biomassa Tegakan Eucalyptus sp. Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai biomassa tegakan Eucalyptus sp. meningkat dengan bertambahnya umur tetapi menurun dengan naiknya ketinggian tempat tumbuh. Nilai biomassa tegakan Eucalyptus sp. yang dihasilkan berkisar antara 11,25 – 188,189 tonha dengan rata-rata 99,84 tonha. Nilai biomassa tegakan Eucalyptus sp. terendah didapat pada tegakan Eucalyptus sp. Universitas Sumatera Utara