serasah lebih besar dari laju dekomposisi. Produktivitas serasah tegakan hibrid E. urograndis berkisar antara 3,5-5,3 tonhatahun pada rotasi 1 dan sekitar 3,7-6,2
tonhatahun pada rotasi 2. Produktivitas serasah dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama curah hujan, suhu dan faktor kesuburan tanah di samping
faktor genetik tanaman.
4.1.4. Potensi karbon tersimpan
Data hasil potensi karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. disajikan pada Lampiran 5 dan grafik potensi karbon tersimpan hutan tanaman
Eucalyptus sp. rata-rata disajikan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik Potensi Karbon Tersimpan Hutan Tanaman Eucalyptus sp.
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa potensi karbon tersimpan pada hutan tanaman Eucalyptus sp. meningkat dengan bertambahnya umur tetapi menurun
14,13 30,69
70,08 83,93
95,68
13,53 27,90
69,90 73,12
89,03
10,71 15,77
55,71 59,22
80,63
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00
1 tahun 2 tahun
3 tahun 4 tahun
5 tahun P
e n
y e
rap an
K ar
bo n
to n
h a
Umur Tegakan 1.000 mdpl
1.000 - 1.500 mdpl 1.500 mdpl
Universitas Sumatera Utara
dengan naiknya ketinggian tempat tumbuh. Nilai karbon tersimpan yang dihasilkan berkisar antara 10,71 – 95,68 tonha dengan rata-rata 52,67 tonha.
Nilai karbon tersimpan terendah didapat pada hutan tanaman Eucalyptus sp. umur 1 tahun pada ketinggian 1.500 mdpl, sedangkan yang tertinggi didapat pada
hutan tanaman Eucalyptus sp. umur 5 tahun pada ketinggian 1.000 mdpl. Berdasarkan analisis keragaman yang disajikan pada Lampiran 8 diperoleh
bahwa umur, ketinggian tempat serta interaksi antara umur dan ketinggian tempat berpengaruh sangat nyata terhadap potensi karbon tersimpan hutan tanaman
Eucalyptus sp. Dengan kata lain, variabel dalam penelitian ini dapat menyebabkan terjadinya perbedaan dalam nilai karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp.
yang dihasilkan.
Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan yang disajikan pada Lampiran 9
menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95 , umur tegakan dan ketinggian tempat tumbuh hutan tanaman Eucalyptus sp. berbeda nyata satu sama lain dalam
menghasilkan nilai karbon tersimpan. Semakin besar umur tegakan maka nilai karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. meningkat. Semakin besar
ketinggian tempat maka maka nilai karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. menurun.
Nilai karbon tersimpan yang didapatkan dari hasil penelitian pada hutan tanaman Eucalyptus sp. berbeda dibandingkan dengan karbon tersimpan pada
hutan tanaman jenis lainnya pada umur yang relatif sama. Data hasil penelitian yang dirangkum oleh TPIBLK 2010a menyatakan cadangan karbon hutan
tanaman Acacia mangium umur 6 tahun di hutan tanaman Benakat Sumatera Selatan sebesar 91,2 tonha, hutan tanaman Jati di KPH Perum Perhutani Cepu
Universitas Sumatera Utara
Jawa umur 1 tahun sebesar 5,4 tonha, hutan tanaman Acacia mangium di PT. Perhutani Bogor umur 3 tahun sebesar 110,97 tonha dan umur 5 tahun sebesar
176,84 tonha. Perbedaan nilai karbon tersimpan pada tiap jenis tanaman disebabkan oleh kemampuan tanaman menyerap karbon dioksida pada saat
aktivitas fotosintesis dan menyimpannya. Persamaan allometrik yang dipakai dalam menghitung nilai karbon tersimpan juga berpengaruh terhadap hasil yang
didapatkan. Menurut Manuri et al 2011, terdapat 7 tujuh jenis kesalahan dalam pendugaan karbon, yaitu kesalahan pengukuran, kesalahan model ekspansi
biomassa atau persamaan allometrik, kesalahan sampling, kesalahan koreksi citra, kesalahan klasifikasi, data entry dan kalkulasi dan scale up.
Cadangan karbon cenderung semakin besar dengan meningkatnya umur tanaman. Hutan tanaman cepat tumbuh yang cadangan karbonnya paling tinggi
adalah Acacia dan hutan tanaman lambat tumbuh yang cadangan karbon paling besar adalah Shorea. Kemampuan hutan tanaman dalam menyimpan karbon
tersebut akan dipengaruhi oleh jenis yang ditanam, kondisi tempat tumbuh dan teknik silvikultur atau intensitas pemeliharannya. Hutan tanaman untuk jenis-jenis
pohon berdaur panjang seperti kemiri, agathis, shorea rasamala dan pinus memiliki kemampuan menyimpan karbon dalam jumlah relatif sama dengan
tegakan yang hidup di hutan alam. Jenis pohon daur pendek di hutan tanaman yang memiliki prospek menyimpan karbon dalam jumlah besar diantaranya adalah
sengon dan Acacia crassicarpa, pohon tersebut ternasuk ke dalam jenis pionir dan cepat tumbuh TPIBLK 2010a.
Potensi karbon tersimpan hutan tanaman Eucalyptus sp. yang berbeda berdasarkan ketinggian tempat tumbuh disebabkan karena proses aktivitas fisilogi
Universitas Sumatera Utara
dalam tegakan Eucalyptus sp., dimana semakin meningkat ketinggian tempat tumbuh maka kemampuan tanaman untuk berfotosintesis akan semakin rendah
sehingga kemampuan menyerap CO
2
Besarnya penyimpanan C berkisar antara 20 hingga 400 Mg C ha-1 tergantung pada jenis dan komposisi ekosistem hutan, letak geografis, tanah dan
iklimnya. Pengelolaan hutan juga menentukan penyimpanan C dan perubahannya dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh pertumbuhan dan gangguan termasuk
hama penyakit dan kebakaran Hairiah dan Rahayu 2007. dan menyimpannya dalam biomassa
semakin kecil. Mindawati 2011 mengemukakan lebih kecilnya produktivitas hibrid E. urograndis di Indonesia diduga disebabkan oleh perbedaan ketinggian
tempat dimana jenis tersebut tumbuh pada dataran tinggi sehingga mengakibatkan laju fotosintesis lebih rendah dan pertumbuhan lebih lambat.
Potensi karbon tersimpan pada hutan tanaman Eucalyptus sp. dari hasil penelitian ini didapatkan dari biomassa total yang diukur dari biomassa tegakan,
tumbuhan bawah dan nekromassa. Biomassa tegakan memberikan nilai yang terbesar, diikuti oleh nekromassa dan terakhir tumbuhan bawah terhadap nilai
karbon tersimpan pada hutan tanaman Eucalyptus sp. Hairiah dan Rahayu 2007 mengemukakan semua data biomassa dan nekromasa yang telah diperoleh
dijumlahkan yang merupakan estimasi akhir jumlah C tersimpan. Konsentrasi C dalam bahan organik biasanya sekitar 46, oleh karena itu estimasi karbon
tersimpan per komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat massanya dengan konsentrasi C. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang didapatkan oleh
Siahaan 2009 dimana simpanan karbon pada tanaman memiliki persentase paling tinggi dibandingkan dengan tumbuhan bawah dan serasah. Kecenderungan
Universitas Sumatera Utara
yang terlihat adalah peningkatan simpanan karbon pada tegakan Eucalyptus sp. dari umur 3 – 4 tahun merupakan peningkatan yang terkecil dan peningkatan yang
besar ada pada tegakan Eucalyptus sp. pada umur 1 ke 2 tahun dan umur 4 ke 5 tahun. Tabel 4.1 di bawah ini menggambarkan konstribusi tiap bagian yang diukur
dalam potensi karbon tersimpan yang datanya merujuk pada Lampiran 5.
Tabel 4.1. Kontribusi Nilai Potensi Karbon Tersimpan Ketinggian
mdpl Umur
tahun Kontribusi terhadap Biomassa
Tegakan Tumbahan
Bawah Nekromassa
1.000 1
58,38 2,45
39,17 2
81,75 0,93
17,31 3
91,98 0,46
7,56 4
90,91 1,73
7,36 5
90,47 2,47
7,06
1.000 - 1.500 1
55,07 2,42
42,51 2
80,29 0,97
18,73 3
92,20 0,27
7,54 4
87,96 2,99
9,05 5
89,76 2,23
8,01
1.500 1
48,32 2,55
49,13 2
67,44 1,25
31,31 3
89,88 0,52
9,60 4
87,60 1,90
10,51 5
89,19 2,30
8,50
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan ketinggian tempat tumbuh, biomassa tegakan memberikan nilai yang terbesar, diikuti oleh nekromassa dan
terakhir tumbuhan bawah terhadap nilai karbon tersimpan pada hutan tanaman Eucalyptus sp. Sedangkan berdasarkan umur tegakan, konstribusi biomassa
Universitas Sumatera Utara
tegakan pada umur 1 dan 2 tahun lebih kecil dibandingkan pada umur 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Konstribusi nekromassa pada umur 1 dan 2 tahun lebih besar
dibandingkan pada umur 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Hal ini berkaitan dengan diameter tegakan yang belum besar pada umur 1 tahun dan 2 tahun dan masih
banyaknya sisa-sisa hasil pemanenan yang tertinggal pada kedua umur tersebut. Daur hutan tanaman Eucalyptus sp. yang diterapkan pada lokasi penelitian
adalah 5 tahun. Dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka umur tegakan 5 tahun merupakan umur yang optimal bagi penyimpanan karbon. Setelah umur 5
tahun, tanaman Eucalyptus sp. dapat ditebang. Sedangkan berdasarkan ketingggian tempat, ketinggian 1.000 mdpl menghasilkan penyimpanan karbon
yang optimal pada hutan tanaman Eucalyptus sp. Mindawati et al. 2010 menyatakan daur optimal pada rotasi 1 terjadi pada umur 5,5 tahun dengan riap
volume maksimal tegakan E. urograndis sekitar 35,45 m
3
hatahun dan pada rotasi 2 terjadi pada umur 5 tahun dengan riap volume maksimal sebesar 35,95
m
3
hatahun.
4.2. Penyerapan Karbon Dioksida