tegakan pada umur 1 dan 2 tahun lebih kecil dibandingkan pada umur 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Konstribusi nekromassa pada umur 1 dan 2 tahun lebih besar
dibandingkan pada umur 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun. Hal ini berkaitan dengan diameter tegakan yang belum besar pada umur 1 tahun dan 2 tahun dan masih
banyaknya sisa-sisa hasil pemanenan yang tertinggal pada kedua umur tersebut. Daur hutan tanaman Eucalyptus sp. yang diterapkan pada lokasi penelitian
adalah 5 tahun. Dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka umur tegakan 5 tahun merupakan umur yang optimal bagi penyimpanan karbon. Setelah umur 5
tahun, tanaman Eucalyptus sp. dapat ditebang. Sedangkan berdasarkan ketingggian tempat, ketinggian 1.000 mdpl menghasilkan penyimpanan karbon
yang optimal pada hutan tanaman Eucalyptus sp. Mindawati et al. 2010 menyatakan daur optimal pada rotasi 1 terjadi pada umur 5,5 tahun dengan riap
volume maksimal tegakan E. urograndis sekitar 35,45 m
3
hatahun dan pada rotasi 2 terjadi pada umur 5 tahun dengan riap volume maksimal sebesar 35,95
m
3
hatahun.
4.2. Penyerapan Karbon Dioksida
Data hasil penyerapan karbon dioksida hutan tanaman Eucalyptus sp. disajikan pada Lampiran 6 dan grafik penyerapan karbon hutan tanaman
Eucalyptus sp. rata-rata disajikan pada Gambar 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7. Grafik Penyerapan Karbon Dioksida Hutan Tanaman Eucalyptus sp.
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa nilai penyerapan karbon dioksida
pada hutan tanaman Eucalyptus sp. meningkat dengan bertambahnya umur tetapi menurun dengan naiknya ketinggian tempat tumbuh. Nilai penyerapan karbon
dioksida yang dihasilkan berkisar antara 39,30 – 351,15 tonha dengan rata-rata 193,29 tonha. Nilai penyerapan karbon dioksida terendah didapat pada hutan
tanaman Eucalyptus sp. umur 1 tahun pada ketinggian 1.500 mdpl, sedangkan yang tertinggi didapat pada hutan tanaman Eucalyptus sp. umur 5 tahun pada
ketinggian 1.000 mdpl. Penyerapan karbon dioksida oleh hutan tanaman Eucalyptus sp. berkaitan
dengan banyaknya karbon yang dapat diserap oleh hutan tersebut. Semakin banyak karbon yang terserap semakin besar pula karbon dioksida yang dapat di
serap dalam hutan tanaman Eucalyptus sp. Dalam penelitian ini, nilai penyerapan karbon dioksida juga berbeda berdasarkan tingkat umur dan ketinggian tempat
51,87 112,61
257,19 308,02
351,15
49,67 102,38
256,53 268,36
326,73
39,30 57,86
204,44 217,35
295,93
0,00 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
300,00 350,00
400,00
1 tahun 2 tahun
3 tahun 4 tahun
5 tahun P
e n
y e
rap an
K ar
bo n
Di o
k si
d a
t o
n h
a
Umur Tegakan 1.000 mdpl
1.000 - 1.500 mdpl 1.500 mdpl
Universitas Sumatera Utara
tumbuh. Hasil penelitian yang didapatkan oleh Heriansyah 2005a, absorpsi CO
2
untuk hutan tanaman Akasia pada umur 3 tahun dan 5 tahun berturut-turut sebesar 18,04 tonhatahun dan 19,16 tonhatahun. Absorpsi CO
2
pada hutan tanaman Pinus umur 5 tahun sebesar 10,53 tonhatahun. Potensi hutan tanaman dalam
menyerap CO
2
Perbedaan besaran penyerapan karbon dioksida oleh hutan tanaman Eucalyptus sp. berdasarkan ketinggian tempat tumbuh karena kemampuan tegakan
Eucalyptus sp. untuk berfotosintesis pada ketinggian tempat tumbuh yang rendah lebih baik dibandingkan pada ketinggian yang lebih tinggi. Semakin baik
kemampuan tumbuhan untuk berfotosintesis maka semakin banyak pula karbon dioksida yang dapat diserap. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mindawati
2011 pada jenis Eucalyptus urograndis pada dataran tinggi menghasilkan produktivitas yang lebih kecil dibandingkan pada dataran yang lebih rendah yang
diakibatkan karena laju fotosintesis lebih rendah dan pertumbuhan lebih lambat. Junaedi 2008 menyatakan secara alami melalui proses fotosintesis, tumbuhan
diberi kemampuan untuk mengkonsumsi CO dari atmosfer bervariasi menurut jenis, tingkat umur dan kerapatan
tanaman.
2
di atmosfer dan merubahnya menjadi bentuk energi gugus gula yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebagian
besar energi ini disimpan dalam tumbuhan dalam bentuk biomassa. Sehingga semakin besar CO
2
Hutan mengabsorpsi CO yang dapat diserap maka semakin besar pula biomassa dalam
tumbuhan tersebut.
2
selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang
tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan
Universitas Sumatera Utara
pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO
2
di atmosfer melalui aktivitas fisiologinya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran
biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO
2
dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan Heriansyah 2005a.
Nugroho et al. 2012 menambahkan bahwa peningkatan produktivitas hutan tanaman merupakan tindakan meningkatkan penyerapan karbon dalam periode
tertentu. Disebut dalam periode tertentu karena menunggu pertumbuhan pohon hingga siap ditebang.
4.3. Nilai Jasa Lingkungan dari Penyerapan Karbon Dioksida