bawah lebih dapat bertahan hidup pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi, dimana temperatur tidak terlalu rendah dan tanahnya tidak lembab. Kondisi
lapangan pada Sektor Tele dengan ketinggian 1.500 mdpl menunjukkan temperatur udara berkisar 25 – 28
o
C dan kondisi tanah lembab dan hanya sedikit tumbuhan bawah yang tumbuh. Sedangkan kondisi lapangan pada Sektor Aek
Nauli sebagai lokasi penelitian dengan ketinggian 1.000 mdpl dan 1.000 – 1.500 mdpl memiliki temperatur yang lebih tinggi dan tanahnya lebih kering
dibandingkan pada Sektor Tele. Kondisi ini menyebabkan tumbuhan bawah lebih banyak tumbuh.
4.1.3. Nekromassa
Data hasil pengukuran nekromassa hutan tanaman Eucalyptus sp. disajikan pada Lampiran 4 dan grafik nekromassa hutan tanaman Eucalyptus sp. rata-rata
disajikan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Nekromassa Hutan Tanaman Eucalyptus sp.
12,03 11,55
11,52 13,43
14,69 12,51
11,36 11,45
14,39 15,50
11,44 10,73
11,62 13,53
14,90
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
1 tahun 2 tahun
3 tahun 4 tahun
5 tahun B
e ra
t K
e ri
n g
to n
h a
Umur Tegakan 1.000 mdpl
1.000 - 1.500 mdpl 1.500 mdpl
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai nekromassa pada hutan tanaman Eucalyptus sp. secara umum menurun dengan bertambahnya umur dari umur 1
tahun ke umur 3 tahun, tetapi pada umur 4 tahun dan 5 tahun nilainya meningkat kembali. Nilai nekromassa pada hutan tanaman Eucalyptus sp. juga menurun
dengan naiknya ketinggian tempat tumbuh, kecuali pada ketinggian 1000 – 1500 mdpl. Nilai nekromassa yang dihasilkan berkisar antara 10,73 – 15,50 tonha
dengan rata-rata 12,71 tonha. Nilai nekromassa terendah didapat pada nekromassa umur 2 tahun pada ketinggian 1.500 mdpl, sedangkan yang
tertinggi didapat pada nekromassa umur 5 tahun pada ketinggian 1.000 – 1.500 mdpl.
Nilai nekromassa hutan tanaman Eucalyptus sp. yang rendah pada umur 2 tahun dan 3 tahun disebabkan karena belum banyaknya bahan organik yang mati
yang berasal dari ranting, cabang dan daun tegakan Eucalyptus sp. Nilai nekromassa pada umur 1 tahun lebih tinggi daripada umur 2 tahun dan 3 tahun
disebabkan karena masih terdapatnya sisa-sisa pemanenan yang belum terangkut, terutama cabang dan ranting tegakan. Sedangkan nilai nekromassa yang semakin
meningkat pada umur 4 tahun dan 5 tahun karena sudah banyaknya ranting, cabang dan daun tegakan Eucalyptus sp. yang gugur. Gambar 4.5. menampilkan
perbandingan nekromassa hutan tanaman Eucalyptus sp. pada umur 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Nekromassa Hutan Tanaman Eucalyptus sp. a = sisa penebangan pada umur 1 tahun; b = umur 2 tahun;
c = umur 3 tahun; d = umur 4 tahun; e = umur 5 tahun
Karbon tersimpan dipengaruhi juga oleh produktivitas serasah. Tanaman Eucalyptus sp. yang mempunyai daun dengan ciri morfologi kecil dan tipis
menyebabkan mudahnya daun tersebut untuk gugur, sehingga pada umur 4 tahun dan 5 tahun terdapat lebih banyak serasah di bandingkan pada umur pertumbuhan
sebelumnya. Kecepatan pelapukan yang lambat di atas permukaan tanah menyebabkan banyaknya serasah yang ada sehingga nilai karbon tersimpannya
juga tinggi. Hairiah et al 2004 menyatakan makin tebal daun makin sulit lapuk, demikian pula bila daun makin mengkilat dan berminyak dipermukaannya makin
lambat lapuk. Bentuk dan ukuran tidak berpengaruh terhadap kecepatan pelapukan daun. Kecepatan pelapukan serasah di permukan tanah hutan berjalan
paling lambat, dimana sekitar 50 dari serasah yang ada di permukaan tanah hilang terlapuk pada saat 101 minggu. Mindawati 2011 menambahkan sifat
serasah daun Eucalyptus sp. yang lambat terurai sehingga laju penumpukan
a b
c d
e
Universitas Sumatera Utara
serasah lebih besar dari laju dekomposisi. Produktivitas serasah tegakan hibrid E. urograndis berkisar antara 3,5-5,3 tonhatahun pada rotasi 1 dan sekitar 3,7-6,2
tonhatahun pada rotasi 2. Produktivitas serasah dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama curah hujan, suhu dan faktor kesuburan tanah di samping
faktor genetik tanaman.
4.1.4. Potensi karbon tersimpan