3.
Bahan organik mati
Meliputi kayu mati dan serasah. Serasah dinyatakan sebagai semua bahan organik mati dengan diameter yang lebih kecil dari diameter yang telah
ditetapkan dengan berbagai tingkat dekomposisi yang terletak di permukaan tanah. Kayu mati adalah semua bahan organik mati yang tidak tercakup dalam
serasah baik yang masih tegak maupun yang roboh di tanah, akar mati, dan tunggul dengan diameter lebih besar dari diameter yang telah ditetapkan.
4.
Karbon organik tanah
Mencakup carbon pada tanah mineral dan tanah organik termasuk gambut.
2.5. Peran Hutan dalam Penyimpanan Karbon
Peranan hutan dalam mencegah dan mengurangi emisi karbon atau mitigasi perubahan iklim dapat dilihat dari berbagai kemungkinan menurut
Thomson 2008 sebagai berikut: 1.
Mengurangi kebakaran hutan dan emisi gas rumah kaca. 2.
Mempertahankan penutupan hutan dan potensinya untuk mencegah perubahan iklim.
3. Pengaturan kegiatan manajemen hutan untuk menangkap atau menyerap
tambahan CO di atmosfer. 4.
Penangkapan dan penyimpanan karbon dalam pool karbon hutan dan penggunaan kayu dalam jangka panjang.
5. Mengembangkan pasar perdagangan karbon dan menciptakan insentif untuk
kegiatan kehutanan yang mengurangi emisi industri dan penghasil polutan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Hutan-hutan Indonesia menyimpan jumlah karbon yang sangat besar. Menurut FAO, dengan jumlah total vegetasi hutan di Indonesia yang terus
meningkat, dapat menghasilkan lebih dari 14 milliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia dan setara dengan 20 biomassa di
seluruh hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa ini secara kasar menyimpan 3,5 milliar ton karbon FWI 2003.
Tekanan manusia terhadap sumber daya hutan, menyebabkan deforestasi dan degradasi terhadap hutan yang ada. Penurunan jumlah dan kualitas hutan
tidak hanya menyebabkan berkurangnya jumlah karbon yang tersimpan, tetapi juga menyebabkan pelepasan emisi karbon ke atmosfer serta mengurangi
kemampuan hutan dalam menyerap karbon. Karenanya hutan berperan penting di dalam upaya mitigasi perubahan iklim, melalui penyerapan CO
2
Cadangan karbon pada berbagai kelas penutupan lahan di hutan alam berkisar antara 7,5 – 264,70 ton Cha. Secara umum pada hutan lahan kering
primer mampu menyimpan karbon dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan hutan lahan kering sekunder karena pada hutan sekunder telah terjadi gangguan
terhadap tegakannya. Kebakaran, ekstraksi kayu, pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam dan kejadian atau aktivitas lainnya di kawasan hutan yang
menyebabkan berkurangnya potensi biomassa yang berindikasi langsung terhadap kemampuannya menyimpan karbon. Pola tersebut juga terjadi pada hutan rawa
primer dan hutan rawa sekunder. Selanjutnya pada hutan lahan kering relatif memiliki kemampuan menyimpan karbon dalam jumlah lebih besar daripada
hutan rawa dan mangrove karena kemampuannya dalam membangun tegakan menjadi
pertumbuhan riap pohon Manuri et al. 2011.
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi dan berdiameter besar sebagai tempat menyimpan karbon TPIBLK 2010a.
Karbon pohon merupakan salah satu sumber karbon yang sangat penting pada ekosistem hutan, karena sebagian besar karbon hutan berasal dari biomasa
pohon. Pohon merupakan proporsi terbesar penyimpanan C di daratan. Pengukuran biomasa pohon dapat dilakukan dengan cara pengukuran langsung
hasil penebangan destruktif sampling dan cara tidak langsung dengan menggunakan persamaan alometrik yang didasarkan pada pengukuran diameter
batang. Beberapa persamaan alometrik yang dapat digunakan untuk hutan tropis telah disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan secara global maupun lokal
TPIBLK 2010b. Pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI digalakkan oleh pemerintah
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan penerapan sistem silvikultur yang intensif. Rehabilitasi kawasan hutan produksi yang telah rusak
dan tidak produktif merupakan sasaran utama pembangunan HTI disamping menghasilkan devisa dari hasil proses produksi pabrik pengolahan kayu HTI
Ulya 2006. Penyerapan CO
2
Karbondioksida dianggap sebagai gas rumah kaca utama karena memiliki laju pertambahan emisi yang tinggi, waktu tinggal di atmosfer yang lama dan
tingginya emisi yang berasal dari sektor industri. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa jenis hutan tanaman, hutan
berperan menyerap CO dapat dijadikan penambah pendapatan selain kayu
dan hasil hutan bukan kayu bagi kehutanan Indonesia dan mendorong terciptanya pengelolaan hutan lestari dan berkelanjutan Heriansyah 2005a.
2
dalam jumlah yang besar. Potensi CO
2
yang mampu
Universitas Sumatera Utara
diserap oleh hutan tanaman dari jenis Eucalyptus grandis, Acacia mangium, meranti dan jati berturut-turut adalah 31,948 tonCO