Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation

Emisi rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global. Industrialisasi dan pembangunan memberikan andil terciptanya pemanasan global. Sudah banyak upaya untuk menekan atau mencegah peningkatan pemanasan global, tidak hanya dalam konteks lokal, tetapi juga di level internasional dan nasional Rudy 2008. Akumulasi gas rumah kaca akibat perubahan tutupan lahan dan kehutanan diperkirakan sebesar 20 dari total emisi global yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini menegaskan bahwa upaya mitigasi perubahan iklim perlu melibatkan sektor perubahan tutupan lahan dan kehutanan. Mengingat hutan berperan sangat penting tidak hanya sebagai penyimpan karbon, tetapi secara alami juga berfungsi sebagai penyerap karbon yang paling efisien di bumi sekaligus menjadi sumber emisi gas rumah kaca pada saat tidak dikelola dengan baik Manuri et al. 2011.

2.3. Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.30Menhut- II2009 Pasal 1 dinyatakan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan yang selanjutnya disebut REDD adalah semua upaya pengelolaan hutan dalam rangka pencegahan dan atau pengurangan penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok karbon yang dilakukan melalui berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa maksud dari kegiatan REDD adalah untuk mencegah dan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dalam rangka memantapkan tata kelola kehutanan. Tujuan dari kegiatan REDD adalah untuk menekan terjadinya Universitas Sumatera Utara deforestasi dan degradasi hutan dalam rangka mencapai pengelolaan hutan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation REDD merupakan sebuah mekanisme yang dirancang untuk memberikan kompensasi bagi negara miskin yang mampu memberikan perlindungan bagi hutan mereka dan mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama CO 2 Strategi REDD dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca GRK menurut Nugroho et al. 2012 meliputi : . Negara-negara kaya dapat membeli kredit karbon, atau melakukan “offsets,” memberikan kompensasi bagi negara-negara berkembang yang dapat menjaga hutannya dengan baik, sehingga emisi bersih pada skala global dapat dikurangi. Sebagai alternatif, REDD dapat dipisahkan dari pasar kredit karbon, sehingga negara kaya atau negara maju harus dapat memenuhi komitmen REDD serta mengurangi emisi mereka sendiri RECOFTC 2010. 1. Mengurangi laju deforestasi dari hutan ke non hutan secara permanen. 2. Mengurangi degradasi hutan. 3. Menjaga stok karbon melalui konservasi hutan. 4. Meningkatkan stok karbon melalui penanamanreboisasi dan rehabilitasi lahan dan hutan. Menurut CIFOR 2009, ada empat tantangan dalam implementasi skema REDD di Indonesia, yaitu : 1. Teknologi penghitungan karbon, apakah pemerintah lokal dan masyarakat mempunyai kapabilitas untuk melakukan hal tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Pembayaran, bagaimana cara suatu negara dapat memperoleh pembayaran dan dalam bentuk apa pembayaran itu diberikan? Siapa yang nantinya akan menerima pembayaran untuk upaya melindungi kawasan hutan tertentu: pemerintah nasional, masyarakat lokal sekitar hutan atau perusahaan kayu? 3. Akuntabilitas, jika pembayaran REDD dilakukan, namun hutan tetap saja dirusak, apa yang akan terjadi? Akuntabilitas terkait dengan jaminan bahwa pembayaran karbon dapat mewujudkan perlindungan hutan berkelanjutan. 4. Pendanaan, apakah sebaiknya negara maju menyediakan dana untuk memberikan penghargaan bagi negara-negara yang dapat mengurangi emisinya dari deforestasi? Atau apakah sebaiknya pengurangan emisi ini dikaitkan dengan sistem perdagangan karbon yang berbasis pasar? Kita perlu mencari sistem pasar yang paling sesuai. Transaksi pembayaran REDD merupakan aliran pembayaran dari pembeli manfaat REDD kepada penghasil manfaat REDD yaitu pihak yang terlibat dalam rangkaian pengurangan emisi dari deforestasi. Dalam hal ini penghasil manfaat dapat merupakan pengusul kegiatan REDD. Pengusul REDD dapat berasal dari pemerintah daerah. Hal ini akan mempengaruhi usulan mekanisme distribusi pembayaran REDD dan proporsi insentif untuk masing-masing pihak Indartik et al. 2010.

2.4. Karbon Tersimpan