37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan khasiat ekstrak etanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor jangka pendek pada tikus
terinduksi karbon tetraklorida. Untuk mengetahui seberapa besar efek hepatoprotektif yang dihasilkan maka dilakukan pengujian dengan aktivitas ALT dan AST sebagai
tolak ukur kuantitatif dalam penelitian ini.
A. Penyiapan Bahan 1. Hasil determinasi tanaman
Pada penelitian ini penulis melakukan determinasi terhadap tanaman yang akan digunakan, yaitu Macaranga tanarius. Determinasi ini dilakukan untuk
memastikan bahwa tanaman dan yang digunakan adalah benar M. tanarius. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi ini dilakukan hingga tingkat spesies dengan identifikasi bagian bunga, buah, batang dan daun yang
membuktikan bahwa benar tanaman tersebut merupakan M. tanarius.
2. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius
Tujuan dilakukan penetapan kadar air adalah untuk memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yakni kurang dari 10 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan RI, 1995. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius dilakukan dengan metode gravimetri dengan menggunakan alat moisture balance. Serbuk dipanaskan
pada suhu 110
o
C selama 15 menit. Digunakan suhu 110
o
C dimaksudkan agar
38
kandungan air telah menguap dan waktu 15 menit dianggap bahwa kadar air telah memenuhi persyaratan parameter standarisasi non spesifik. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa serbuk daun M. tanarius memiliki kadar air sebesar 7,59. Hasil pengujian ini, menunjukkan bahwa kadar air sebuk daun M. tanarius telah
memenuhi persyaratan kadar air untuk serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10 Departemen Kesehatan RI, 1995.
B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Etanol-air daun M. tanarius
Dalam penelitian ini, pembuatan ekstrak etanol-air daun M. tanarius menggunakan metode maserasi. Alasan menggunakan metode ini karena proses dan
peralatan yang digunakan sederhana, selain itu metode maserasi biasa digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang larut dalam cairan penyari,
dalam penelitian ini adalah etanol-air. Senyawa hipotesis yang diketahui adalah golongan glikosida fenolik yang dapat larut dalam air.
Salah satu parameter yang diperhatikan dalam standarisasi ekstrak etanol-air M. tanarius
adalah bobot pengeringan tetap. Tujuan dari pengukuran parameter susut pengeringan adalah untuk mengetahui berapa banyak sisa ekstrak setelah dilakukan
pengeringan pada temperatur 50 C. Ekstrak yang berada dalam cawan ditimbang tiap
dua jam sekali hingga berat menjadi konstan, tujuannya adalah untuk menentukan batasan atau rentang mengenai berapa banyak senyawa yang hilang selama proses
pengeringan, hal ini dapat mempengaruhi bobot ekstrak yang didapat, sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dan dosis ekstrak. Hasil dari proses pengeringan diperoleh
bobot tetap, yaitu pada jam ke-23 dan ke-24 dimana tidak terdapat susut pengeringan.
39
Dengan demikian, pada penelitian ini, waktu pengeringan 24 jam yang digunakan untuk memperoleh bobot pengeringan tetap ekstrak etanol-air daun M. tanarius. Hasil
menunjukkan bahwa sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 46 cawan cairan kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 5,32 g ekstrak kental. Pada
pembuatan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 244,67 g ekstrak kental, dengan rendemen 24,47.
C. Uji Pendahuluan 1. Penentuan Dosis Hepatotoksin Karbontetraklorida