22
Tabel I. Peningkatan Aktivitas Serum ALT-AST oleh beberapa hepatotoksin Zimmerman, 1999.
Tabel di
atas menunjukkan
bahwa karbon
tetraklorida dapat
meningkatkan aktivitas ALT tiga kali lipat dari kadar normal, sedangkan untuk AST dapat ditingkatkan sampai empat kali lipat dari kadar normal.
Karbon tetraklorida terbukti dapat meningkatkan kadar serum ALT dan AST dalam beberapa penelitian, antara lain dalam penelitian Chaudari et al 2009,
Kavitha, Shruthi, Rai dan Ramachandra 2011, dan Janakat dan Al-Merie 2003.
G. Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI , 1995. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
Toxicant Lesion
Degree of increase in serum enzyme levels
Zonal necrosis
Steatosis AST
ALT SDH
CCl
4
+ +
4+ 3+
4+ Thioacetamide
+ -
4+ 3+
4+ Tetracycline
- +
2 +
1+ Ethionine
- +
+ -
+ Phosphorus
± +
1-2+ 1-2+
1-2+
23
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah proses difusi. Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan Sudjadi,
1986.
H. Etanol
Etanol atau etil alkohol atau alkohol gandum adalah senyawa kimia yang berbentuk cairan, bening dengan karakteristik bau yang menyenangkan,
rasa yang agak manis tapi pada konsentrasi tinggi menimbulkan rasa terbakar. Etanol, , alkohol adalah senyawa kimia yang mengandung gugus hidroksil, -
OH yang terikat pada atom karbon. Etanol meleleh pada -114,1
o
C, mendidih pada 78,5
o
C dan memiliki berat jenis 0,789 gml pada 20
o
C Shakhashiri, 2009.
Etanol dapat dikonsumsi dan di dalam tubuh ia dimetabolisme oleh beberapa proses atau jalur. Yang paling umum dari jalur melibatkan dua
enzim-alkohol dehidrogenase ADH dan aldehida dehidrogenase ALDH. Enzim ini membantu memecah molekul etanol, sehingga memungkinkan
untuk mengeluarkannya dari tubuh. Pertama, ADH memetabolisme alkohol
24
menjadi asetaldehida, suatu zat yang diketahui sangat beracun dan karsinogen. Kemudian, pada langkah kedua, asetaldehida dimetabolisme lebih lanjut
menjadi produk sampingan kurang aktif yang disebut asetat, yang kemudian dipecah menjadi air dan karbon dioksida untuk dieliminasi dari tubuh
Edenberg,2007. Berikut adalah skema metabolisme alkohol di dalam tubuh.
Gambar 4. Metabolisme alkohol dalam tubuh NIAAA, 2007
I. Landasan Teori
Karbon tetraklorida digunakan sebagai hepatotoksin untuk menyelidiki penyakit hati. Karbon tetraklorida juga menginduksi nekrosis sel dan
apoptosis dan dapat digunakan untuk menginduksi fibrosis hepatik dengan pemberian berulang. Karbon tetraklorida diaktifkan oleh CYP2E1, CYP2B1
atau CYP2B2 dan mungkin CYP3A untuk membentuk radikal triklorometil CCl
3 -
. Radikal ini dapat mengikat molekul seluler asam nukleat, protein, lemak, merusak proses seluler penting seperti metabolisme lipid, dengan
kemungkinan terjadinya
degenerasi melemak
steatosis. Hal
ini mempengaruhi permeabilitas dari mitokondria, retikulum endoplasma dan
membran plasma yang mengakibatkan hilangnya akumulasi kalsium seluler
25
dan homeostasis yang dapat memberikan kontribusi besar untuk kerusakan sel berikutnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pembentukkan membran
plasma sehingga menyebabkan kebocoran enzim ALT dan AST dari sel Naik dan Panda, 2007
Dalam penelitian Matsunami, dkk 2006 dilaporkan bahwa terdapat senyawa glikosida yaitu macarangioside A,B, C dan mallophenol B yang
diisolasi dari ekstrak metanol M. tanarius yang menunjukkan aktivitas penangkapan radikal bebas terhadap DPPH. Dalam penelitian Mahendra
2011 telah dilaporkan bahwa infusa daun M. tanarius dapat memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol jangka panjang,
kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh Nugraha 2011 dimana dalam penelitiannya dilaporkan juga bahwa infusa daun M. tanarius dapat
memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol jangka pendek. Penelitian Adrianto 2011 melaporkan bahwa ekstrak metanol-air
daun M. tanarius dapat memberikan efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi parasetamol jangka panjang.
Penelitian Rahmamurti 2012 melaporkan bahwa ekstrak etanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif
jangka panjang pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Etanol, CH
3
CH
2
OH, alkohol adalah senyawa kimia yang mengandung gugus hidroksil, -OH yang
terikat pada atom karbon. Etanol meleleh pada -114,1
o
C, mendidih pada 78,5
o
C dan memiliki berat jenis 0,789 gml pada 20
o
C Shakhashiri, 2009. Pemilihan ekstrak etanol-air berdasarkan pada indeks polaritasnya yang
26
mendekati metanol, sehingga diharapkan senyawa glikosida yang dapat larut metanol dapat larut juga pada pelarut etanol-air Sadek, 2002. Selain itu,,
pertimbangan ini berdasarkan keamanan etanol dalam tubuh dimana etanol dapat dimetabolisme oleh enzim ADH dan ALDH menjadi produk sampingan
yang tidak berbahaya bagi tubuh Edenberg, 2007. Terdapatnya senyawa glikosida yang memiliki aktivitas penangkapan
radikal bebas ini menyebabkan peneliti melakukan pendekatan dalam penelitian ini karena kerusakan hati yang diinduksi karbon tetraklorida
disebabkan oleh radikal bebas triklorometil, sehingga diharapkan senyawa antioksidan yang dikandung M. tanarius dapat menangkap radikal bebas
triklorometil. Penelitian ini juga bertujuan mengembangkan penelitian Rahmamurti 2012 dimana penelitian ini lebih fokus pada efek
hepatoprotektif jangka pendek yang akan ditimbulkan.
J. Hipotesis