Identifikasi Bakteri PENELAAHAN PUSTAKA

24 tumbuh pada media tertentu sangat mungkin berhubungan dengan tidak adanya satu atau lebih nutrisi pertumbuhan yang essential Salle,1961.

G. Identifikasi Bakteri

Pada identifikasi bakteri mula-mula diamati morfologi individual secara mikroskopik dan pertumbuhannya pada bermacam- macam medium. Karena suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat- sifat morfologinya saja, maka perlu diteliti pula sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Bakteri-bakteri yang morfologinya sama mungkin berbeda dalam kebutuhan nutrisi serta persyaratan ekologi lainnya temperatur, pH dan sebagainya Jutono dkk, 1980 . Mikroba sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorbsi ataupun membiaskan cahaya. Oleh karena itu, digunakan zat warna untuk mewarnai mikroba atau latar belakangnya. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya ditingkatkan. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus, sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroba disebut pewarnaan diferensial. Pewarnaan gram merupakan contoh pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan memberikan hasil positif bila bakteri gram positif berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah Lay,1994. 1. Sifat Morfologi Bakteri a. Morfologi sel individual, meliputi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 1 Ukuran, bentuk, dan rangkaian sel 2 Ada tidaknya spora dan kedudukan spora 3 Ada tidaknya flagella, kedudukan dan jumlah flagella 4 Ada tidaknya kapsula 5 Reaksi- reaksi pengecatan b. Morfologi Koloni, meliputi: pertumbuhan, bentuk, ukuran, tekstur, bau, konsistensi, kilat dan ciri- ciri optik dari isolat koloni mikroba pada beberapa tipe medium yaitu medium agar miring, tegak dan cair. Pada medium agar miring koloni mikroba diinokulasikan sepanjang agar secara goresan dengan ose, pada medium agar tegak koloni bakteri diinokulasikan secara tusukan, dan pada medium cair koloni mikroba diinokulasikan langsung pada medium Jutono dkk, 1980. 2. Sifat Biokimia Pada pemeriksaan mikroba tak dikenal, setelah didapat koloni yang terpisah, dapat dilakukan berbagai uji biokimiawi. Uji biokimiawi didasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan oleh daya kerja enzim. Jarang sekali dapat ditentukan suatu genus berdarakan sifat morfologi atau biakan saja. Ini berarti bahwa penentuan suatu spesies memerlukan kumpulan berbagai sifat biokimia dari suatu mikroba. Karena uji biokimia memerlukan berbagai media, maka dari koloni yasng terpisah perlu dibuat dulu biakan murni harian working culture dari koloni terpisah tersebut Lay,1994. Aktivitas-aktivitas enzimatik pada mikroba amat berguna untuk membedakan mikroba yang satu dengan yang lain. Atas dasar ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 diketahui beberapa bakteri yang sangat erat kekerabatannya sering dipisahkan dalam golongan yang berlainan dengan menguji kemampuan mikroba tersebut untuk mengadakan fermentasi. Di dalam saluran percernaan makanan manusia dan hewan terdapat kelompok bakteri gram negatif, misalnya anggota-anggota dari genera Escherichia, Enterobacter, Shigella, dan Salmonella. Genus Escherichia dan Enterobacter dapat dibedakan dengan genus Shigella, dan Salmonella menurut kemampuannya untuk mengadakan fermentasi laktosa. Kedua genus yang pertama dapat merombak laktosa menjadi asam dan gas melalui fermentasi, sedangkan yang disebut terakhir tidak. Dengan uji biokimia kita dapat membedakan jenis mikroba yang satu dengan yang lain Tarigan,1988 Pengujian sifat biokimia dilakukan uji IMVIC Iindol, Metil Merah, Voges Proskaeur, Citrate meliputi: a. Uji Indol Uji ini menunjukkan adanya indol dan triptofan. Indol merupakan zat busuk yang dihasilkan oleh beberapa mikroba yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung asam amino triptofan. Penumpukan indol dalam media biakan dapat diketahui dengan penambahan reagens. Regens akan bereaksi dengan indol menghasilkan senyawa yang tidak larut air dan jika terbentuk indol maka akan timbul cincin merah ungu di permukaan Jutono dkk, 1980. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 b. Uji Voges Proskaver VP Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroba yang melaksanakan fermentasi 2,3 butanadiol. Bila mikroba memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Penambahan KOH dan α naftol dapat menentukan adanya asetoin, yaitu suatu senyawa pemuka dalam sintesis 2,3 butanadiol. Pada penambahan KOH, adanya asetoin akan ditunjukkan oleh perubahan warna menjadi merah pada medium dan akan diperjelas dengan penambahan α naftol. Perubahan warna media biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan dengan udara, karena sebagian 2,3 butanadiol dioksidasikan kembali menjadi asetoin sehingga memperjelas hasil reaksi. Berdasarkan hal ini tabung yang berisi kaldu dikocok sehingga berbuih, kemudian dibuka tutup tabungnya dan dimiringkan di atas meja Lay,1994. c. Uji Metil Merah MR Uji metil merah digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator metil red dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam. Metil red berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6,2 Lay, 1994. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 d. Uji Citrate Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroroganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat-simmons berupa medium padat. Simmons citrate agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH 4 + sebagai sumber N dan brom tyhmol blue sebagai indikator pH. Bila mikroba mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. Perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukkan bahwa mikrorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon Lay, 1994.

H. Landasan teori

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI CEMARAN BACILLUS DAN KHAMIR PADA JAMU GENDONG ”BERAS KENCUR DAN KUNIR ASAM ” Identifikasi Cemaran Bacillus Dan Khamir Pada Jamu Gendong Beras Kencur Dan Kunir Asam Di Pasar Gede Kota Solo.

0 9 11

PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR JAMU GENDONG DI PASAR NGUTER KABUPATEN Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli Dalam Air Jamu Gendong di Pasar Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 17

PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR JAMU GENDONG DI PASAR NGUTER KABUPATEN Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli Dalam Air Jamu Gendong di Pasar Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli dalam jamu gendong beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2 10 134

Uji angka lempeng total [ALT] dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta.

11 73 100

Uji Kualitas Mutu Mikrobiologis Jamu Beras Kencur dari Tiga Pedagang Jamu Gendong di Pasar Rungkut - Ubaya Repository

0 0 1

CEMARAN MIKROBIOLOGIS SERTA IDENTIFIKASI Escherichia coli PADA JAMU KUNYIT ASAM DAN BERAS KENCUR YANG DIJAJAKAN DI PASAR WAGE KOTA PURWOKERTO

0 0 17

Uji angka kapang/khamir dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 94

Uji Escherichia coli pada jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 100

Uji angka lempeng total [ALT] dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 98