15
D. Escherichia coli
Sistematika Escherichia coli adalah sebagai berikut : Divisio
: Protophyta Classis
: Shcizomycetes Ordo
: Eubacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli Salle, 1961
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif dan merupakan flora yang paling banyak di temui berbentuk batang, kadang berderet seperti rantai
membentuk koloni halus, bergerak dengan flagel. Beberapa galur E. coli menghasilkan eksitosin yang tidak tahan panas, yang dapat menyebabkan
meningkatnya sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus, dan mengakibatkan hipermotilitas yang akan menyebabkan diare ringan pada anak-anak Jawetz. dkk,
1996. Escherichia coli yang termasuk koliform fecal mula mula diisolasi oleh
Escherih pada tahun 1885 dari tinja bayi. Sejak diketahui bahwa jasad tersebut tersebar pada semua individu, maka analisis bakeriologi air minum ditujukan
kepada kehadiran jasad tersebut. Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri koli, memungkinkan terjadinya gastroentritis yang segera diikuti demam
tifus. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, dapat menyebabkan diare, septimia, peritonistis, meningitis,
dan infeksi lainnyaSuriawiria,1986
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Escherichia coli merupakan flora normal pada manusia, bersifat tidak patogen jika berada dalam saluran pencernaan tetapi menjadi patogen bila terdapat
di luar saluran pencernaan, seperti saluan kemih, saluran empedu, paru, peritoneum, dan selaput otak Jawetz dkk, 1996. Escherichia coli memberikan
hasil positif untuk uji indol dan uji metil merah, dan memberikan hasil negatif untuk uji voges proskaeur dan uji sitrat
E. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan- bahan dari segala bentuk kehidupan, terutama mikroba. Macam sterilisasi yang
digunakan tergantung pada macam sifat dan bahan. Cara umum yang dipakai untuk sterilisasi, yaitu :
1. Sterilisasi dengan panas
Penggunaan panas merupakan cara termudah untuk mensterilkan bahan, dengan syarat bahwa bahan tersebut tahan terhadap pemanasan. Suhu 121
o
C selama 15 menit digunakan untuk mematikan spora. Uap harus dipertahankan
pada tekanan 15 lbsq diatas tekanan atmosfer untuk memperoleh suhu 121
o
C Jawetz dkk, 1996. Sterilisasi ini dibedakan menjadi 2, yaitu : sterilisasi panas
lembab dan sterilisasi panas kering Hadioetomo, 1985. Disebut sterilisasi panas lembab, bila digunakan bersama-sama dengan
uap air dan sterilisasi panas kering, bila tanpa kelembaban. Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air
berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 686
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kalori per gram uap air pada suhu 121
o
C. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian
mematikannya. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklav atau sterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan dengan suhu 121
o
C selama 15 menit. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus oleh uap air dan tidak
rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar 110
o
C sampai 121
o
C. Bahan- bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan, air
suling, alat-alat gelas, biakan yang akan dibuang, medium tercemar dan bahan- bahan dari karet Hadioetomo, 1985. Beberapa cara pemanasan basah dapat
membunuh mikroba karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di dalam sel Fardiaz,1992.
Ada empat hal yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah: 1 sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul
dari ruang sterilisator; 2 semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara
tidak terperangkap didasarnya; 3 bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap uap; 4 suhu sebagaimana yang terukur oleh
termometer harus mencapai 121
o
C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit Hadioetomo,1985
Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi.
Karena bentuk kehidupan yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berperilaku seakan-akan tidak mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 166
o
C–175
o
C untuk dapat mematikannya. Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus, atau
menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, cawan petri, bahan dari
kaca, botol sampel, juga peralatan jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vanilin, dan bahan-bahan berupa bubuk.
Bahan-bahan yang harus disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat, atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven Hadioetomo,1985. 2.
Sterilisasi dengan penyaringan filtrasi Sterilisasi ini digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan
larutan-larutan yang sangat peka terhadap panas atau relatif tidak tahan terhadap pemanasan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua mikroba
hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecil 0,45 atau 0,22 mikron sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih
besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung di dalam wadah yang sterilHadioetomo, 1985.
3. Sterilisasi dengan bahan kimia
Pelaksaannya dilakukan dengan menggunakan gas atau cairan pembunuh kuman yang secara khusus diterapkan untuk bahan yang tidak tahan pemanasan,
sediaan atau barang yang jika dipanaskan sekali atau berulang kali sedikit banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
akan mengalami perubahan. Sterilisasi secara kimia dapat menggunakan etilen oksida, asam perasetat, dan formaldehide Hadioetomo, 1985.
a. Alkohol. Senyawa dalam struktur R-CH
2
OH dimana R berarti “gugus alkil” bersifat racun terhadap sel pada konsentrasi yang relatif tinggi.
Pada konsentrasi yang biasa dipakai 70 larutan dalam air alkohol bekerja sebagai denaturan protein
b. Fenol. Fenol dan banyak senyawa fenol merupakan zat anti kuman yang
kuat. Pada konsentrasi yang biasa digunakan larutan dalam air 1-2, fenol dan derivatnya menyebabkan denaturasi protein.
c. Ion logam berat. Air raksa, tembaga, dan perak dalam bentuk garam
bersifat denaturan protein pada konsentrasi tinggi. Ion-ion ini biasanya digunakan pada konsentrasi yang sangat rendah, ion-ion bekerja dengan
bergabung pada gugus sulfhidril. d.
Unsur pengoksida. Unsur pengoksida kuat menyebabkan sel-sel tidak aktif karena gugus sulfhidril bebas dioksidasi.
e. Unsur pengalkil. Sejumlah unsur bereaksi dengan senyawa dalam sel
untuk menggantikan atom hidrogen labil dengan gugus alkil. Dua unsur jenis ini yang biasa digunakan untuk tujuan disinfeksi ialah formaldehida
dan etilen oksida. f.
Detergen. Permukaan antara selaput mengandung lipid pada sel bakteri dan perbenihan cair yang mengelilinginya menarik suatu golongan
senyawa aktif permukaan tertentu, yaitu senyawa yang sekaligus memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
gugus yang dapat larut dalam lemak dan larut dalam air Jawetz dkk, 1996.
4. Sterilisasi dengan radiasi
Sinar matahari yang dipancarkan langsung pada sel vegetatif mikroba dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut, sedangkan sporanya lebih tahan
terhadap sinar matahari. Aktivitas bakterisida dari sinar matahari disebabkan oleh sinar ultraviolet dari spektrum sinar. Sinar ultraviolet yang dipancarkan dari
lampu uap merkuri sering digunakan untuk menyinari ruangan sehingga mengurangi kontaminasi mikroba di udara. Radiasi ultraviolet menyebabkan
kesalahan dalam replikasi DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel-sel hidup. Fardiaz,1992. Untuk memperoleh hasil yang baik, maka bahan-bahan
yang akan disterilkan, baik berupa cairan, gas atau aerosol harus dilewatkan dialirkan atau langsung ditempatkan langsung di bawah sinar ungu ultra dalam
lapisan yang tipis-tipis Chatim Soeharto,1994.
F. Media