BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengambilan Sampel
Tahap awal pada penelitian ini adalah pengambilan sampel. Sampel yang diambil adalah jamu beras kencur yang dijual di pasar. Pengambilan sampel
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat mewakili populasi tersebut. Sampel
diambil dari 3 pasar yang berbeda di kotamadya Yogyakarta. Ketiga pasar yang diambil sampelnya adalah Pasar Karangwaru, Pasar Kranggan dan Pasar Pingit.
Selanjutnya dari ketiga pasar tersebut, diambil 5 sampel dari 5 penjual jamu gendong tradisional yang berbeda. Pengambilan sampel pada tiap penjual dilakukan sebanyak
3 kali pada waktu dan hari yang berbeda. Setelah pengambilan sampel dari penjual, sampel dimasukkan ke dalam
plastik steril untuk menghindari adanya kontaminasi pada saat membawa, serta menggunakan es batu untuk menjaga agar suhu tetap dingin, karena jika jamu beras
kencur dalam keadaan hangat bakteri akan lebih cepat berkembang biak Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convinience
sampling sampling pekoleh
. Metode ini dipilih karena untuk mengidentifikasi satu
per satu anggota populasi sangat sulit sehingga dengan random sampling tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih merupakan anggota
populasi yang mudah untuk ditemukan saja. Dari hasil observasi yang dilakukan sebelum penelitian, terdapat variasi waktu penjualan jamu dan tempat yang
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
berpindah-pindah diantara para penjual jamu beras kencur. Oleh karena itu, sampel yang dipilih adalah para penjual jamu beras kencur yang setiap hari berjualan di
pasar dan memiliki keseragaman waktu penjualan jamu agar mudah untuk dimonitor.
Gambar 1. Sampel jamu beras kencur yang ditempatkan pada plastik steril
B. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan- bahan dari segala bentuk kehidupan, terutama mikroba. Apabila pada pengerjaan alat
atau media yang tidak steril, maka tidak dapat dibedakan apakah cemaran bakteri yang diperoleh berasal dari bahan atau hasil kontaminasi dari alat ataupun media
yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan sterilisasi untuk membebaskan alat dan media yang digunakan dari mikroba. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan banyak cara tergantung bahan atau alat yang akan disterilkan, di antaranya dapat menggunakan pemanasan, radiasi, filtrasi dan kimia. Dengan
perlakuan aseptis dan sterilisasi diharapkan cemaran mikroba yang diperoleh merupakan cemaran yang terdapat pada bahan yang akan diuji. Pengerjaan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
aseptis penting dilakukan karena mikrorganisme dapat masuk melalui kontak langsung dengan tangan, alat-alat yang belum disterilkan, ataupun melalui udara
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan saat pemilihan metode sterilisasi tergantung pada sifat dan macam bahan yang akan disterilisasi.
Media disterilisasi dengan menggunakan metode sterilisasi
panas lembab. Penggunaan panas merupakan cara termudah untuk mensterilkan bahan, dengan
syarat bahwa bahan tersebut tahan terhadap pemanasan dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar 110
o
C sampai 121
o
C. Panas lembab sangat
efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian
mematikannya. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121 C dan tekanan 1 atm selama 15
menit menggunakan autoklaf. Metode yang digunakan untuk sterilisasi alat adalah sterilisasi panas kering
menggunakan oven. Sterilisasi panas kering membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Sterilisasi dilakukan pada suhu 180
C selama 1 jam.
Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak menjadi rusak, menyala, hangus, atau menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan
yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, cawan petri, bahan dari kaca, botol sampel, juga peralatan jarum suntik, dan
bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vanilin, dan bahan- bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara
membungkus, menyumbat, atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. Pada penelitian ini, alat-alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
yang akan disterilisasi disumbat tutupnya menggunakan kapas dan dibungkus menggunakan kertas alumunium foil.
Untuk sterilisasi ruangan, dalam hal ini adalah laminar air flow LAF, disterilisasi dengan menyemprotkan alkohol pada dinding bagian dalam laminar air
flow kemudian dilap dengan kapas kering. Setelah selesai, laminar air flow ditutup
dan lampu ultraviolet dinyalakan selama 3 jam. Sinar ultraviolet yang digunakan mempunyai panjang gelombang 260 – 270 nm.
C. Uji biokimia