BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelekatan Aman
1. Pengertian Kelekatan
Menurut Harlow Zimmerman 1959, kelekatan adalah pertalian yang dipenuhi oleh kasih sayang dengan seseorang yang istimewa dalam
hidup kita dimana mengarahkan kita untuk merasakan kegembiraan saat kita berhubungan dengan orang tersebut dan akan menjadi menyenangkan
bila berada dekat dengannya pada waktu kita mengalami stres. Kelekatan attachment adalah suatu relasi antara anak dengan seorang
atau lebih pengasuh yang muncul pada masa bayi dimana relasi tersebut menggambarkan ikatan di antara mereka. Kelekatan attachment adalah
suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya atau ibu Bowlby, 1969; Santrock, 2000.
Kemudian, menurut Wenar dan Kerig 2000, kelekatan adalah kepedulian ibu atau pengasuh terhadap bayi dimana kepedulian tersebut
mengandung unsur perasaan kasih sayang dan kepekaan terhadap kebutuhan bayi. Selain itu, kelekatan adalah suatu ikatan yang bersifat
afeksional pada seseorang yang ditujukan pada orang-orang tertentu atau disebut figur lekat dan berlangsung terus menerus Ainsworth, dalam
Johnson Medinnus, 1976; Pelawi, 2004.
11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari beberapa batasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelekatan adalah kasih sayang yang berlangsung terus menerus antara anak dengan
ibu atau pengasuh dimana ikatan tersebut merupakan variabel yang berkembang sejak masa bayi dan dipengaruhi oleh kepedulian dan
kepekaan ibu atau pengasuh pada kebutuhan bayi.
2. Fase-fase dalam Kelekatan
Kelekatan berkembang dalam empat fase Bowlby, 1969; Vasta, Haith Miller, 1995, yaitu fase preattachment, fase “attachment-in-the-
making”, fase “clear-cut” attachment, dan formation of a reciprocal relationship.
Pada fase preattachment lahir sampai dengan enam minggu sinyal yang selalu muncul pada bayi seperti menggenggam, tersenyum,
menangis, dan menatap mata orang dewasa, dimana sinyal-sinyal tersebut membantu bayi yang baru lahir menjalin hubungan dengan orang lain.
Salah satu dari respon orang dewasa akan mendorong bayi untuk tetap dekat pada orang dewasa tersebut, karena kedekatan menyenangkan bagi
mereka. Bayi pada usia ini mengenal bau dan suara ibu mereka, serta mereka juga akan mengenal wajah ibu mereka. Pada fase ini bayi mulai
terikat pada ibu mereka. Pada fase “attachment-in-the-making” enam minggu sampai
dengan 6-8 bulan, respon yang diberikan oleh bayi kepada pengasuh yang mereka kenal berbeda dibandingkan dengan respon yang diberikan oleh
bayi kepada seseorang yang tidak dikenal. Misalnya, senyum bayi, tawa bayi, dan celoteh bayi lebih bebas disampaikan pada ibu mereka dan
ketenangan lebih cepat muncul saat ibu mendekat ke arah mereka. Dalam interaksi bayi dengan orangtua dan pengalaman bebas dari distres, bayi
mempelajari bahwa tindakan mereka mempengaruhi perilaku di sekeliling mereka. Bayi saat ini mulai mengembangkan rasa percaya, yaitu
pengharapan bahwa pengasuh atau ibu akan merespon sinyal-sinyal yang disampaikan oleh bayi. Bayi juga tidak memprotes jika terpisah dari
pengasuh atau ibu mereka. Pada fase “clear-cut” attachment 6-8 minggu sampai dengan 18
bulan-2 tahun, kelekatan pada pengasuh terlihat sebagai ikatan yang jelas. Bayi menunjukkan kecemasan terpisah, yaitu bayi menjadi terganggu saat
orang dewasa yang ia percaya meninggalkannya. Kecemasan terpisah tidak selalu seperti kecemasan pada orang yang tidak dikenal, tapi juga
tergantung pada temperamen bayi dan keadaan bayi. Bayi akan menangis dan berusaha mencari ibu saat mereka terpisah dari ibu. Kecemasan ini
merupakan indikasi dari formasi kelekatan. Tapi pada banyak budaya, kecemasan ini berkurang saat bayi berusia antara enam sampai 15 bulan.
Pada usia ini, bayi memahami dengan jelas bahwa pengasuh atau ibu walaupun jauh tetap memperhatikan lokasi tempat ia berada melalui
pandangan sekilas secara periodik. Pada anak yang berusia di atas satu tahun, mereka mulai bisa memprotes kebiasaan orang tua mereka. Selain
itu, mereka juga mencoba agar orang tua selalu hadir di samping mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mereka menggunakan orang tua sebagai dasar yang aman untuk mengeksplorasi lingkungan.
Pada formation of a reciprocal relationship 18 bulan sampai usia selanjutnya, saat anak mengakhiri tahun kedua kehidupannya, anak
mengalami pertumbuhan yang cepat dalam memahami beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan dan ketidakberadaan orang tua mereka,
mereka juga mampu memprediksi kapan orang tua mereka ada di dekat mereka. Protes yang mereka sampaikan terkait tentang keterpisahan
dengan ibu mereka mengalami penurunan. Selain itu, anak mulai membicarakan kepada pengasuh atau ibu tentang kapan saatnya mereka
meminta dan mempengaruhi pengasuh atau ibu mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelekatan berkembang melalui empat fase yaitu fase preattachment, fase
“attachment-in-the-making”, fase “clear-cut” attachment, dan formation of a reciprocal relationship.
3. Jenis-jenis Kelekatan
Dalam suatu kelekatan yang dibangun antara ibu dan anak dibutuhkan rasa aman dan nyaman. Keamanan dan kenyamanan dalam
kelekatan membedakan kelekatan menjadi dua jenis kelekatan Ainsworth, 1979; Main Solomon, 1990.
Dua jenis kelekatan menurut Ainsworth dalam Main Solomon, 1990 antara lain :
a. Kelekatan aman secure attachment, yaitu suatu kelekatan dimana anak menggunakan pengasuh, biasanya ibu sebagai suatu landasan
yang aman untuk mengeksplorasi lingkungannya. Anak dapat bergerak lebih bebas walaupun jauh dari ibunya karena mereka percaya bahwa
ibunya walaupun jauh tetap memperhatikan lokasi tempatnya berada melalui pandangan sekilas secara periodik. Selanjutnya, kelekatan
aman terjadi apabila ibu peka terhadap kebutuhan anak serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang tepat, hangat, dan
konsisten kepada anak. Saat terpisah dengan pengasuh atau ibu mungkin anak tidak menangis, tapi jika mereka menangis ini
dikarenakan orang tua tidak hadir dan menunjukkan bahwa mereka memilih pengasuh atau ibu dibandingkan perpisahan. Saat ibu mereka
kembali, mereka secara aktif melakukan kontak dengan pengasuh atau ibu dan tangisan mereka akan segera berkurang. Jika mengalami
distres, mereka lebih mudah merasa nyaman dengan ibu mereka dibandingkan dengan orang asing. Mereka terlihat memiliki tendensi
yang sangat rendah untuk melawan saat kontak dengan ibu mereka. b. Kelekatan yang tidak aman insecure attachment, yaitu kelekatan
yang ditandai ketidakpekaan ibu terhadap kebutuhan dan sinyal yang disampaikan oleh anak. Selain itu, ibu memberikan perhatian dan
kasih sayang yang kurang tepat dan tidak konsisten kepada anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelekatan yang tidak aman ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1 Kelekatan anak yang mudah cemas dan menghindar anxious-
avoidant dimana anak memperlihatkan ketidakamanan dengan menghindari ibu misalnya, mengabaikan, menghindari tatapan,
dan tidak berupaya mencari kedekatan dengan ibunya. Anak tidak merespon kehadiran ibu, dan saat ibu pergi mereka selalu tidak
berada pada situasi distres. Beberapa anak bahkan terlihat memilih orang asing dan menjadi lebih nyaman dengan orang asing saat
mereka mengalami distres. Anak dengan kelekatan yang cemas dan menghindar ini memiliki ibu yang tidak responsif terhadap
sinyal-sinyal yang disampaikan anak dan mengontrol perilaku anak.
2 Kelekatan anak mudah cemas dan menolak anxious-resistant dimana memperlihatkan ketidakamanan dengan menolak ibu
misalnya, bersandar padanya tapi saat bersamaan menendang dan mendorong jauh-jauh ibunya. Saat ibu mereka pergi, mereka
selalu berada pada situasi distres dan saat ibu mereka kembali, mereka memadukan kelekatan pada ibu dengan perasaan marah
serta perilaku melawan. Setelah itu, mereka melanjutkan untuk menangis dan melekat setelah digendong oleh ibu namun tetap saja
mereka tidak mudah untuk merasa nyaman. Anak tidak menunjukkan pilihan kepada orang asing, namun tetap terlihat
marah kepada ibu mereka maupun orang asing. Anak dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelekatan yang mudah cemas dan menolak memiliki ibu yang tidak responsif terhadap sinyal-sinyal yang disampaikan oleh anak.
3 Kelekatan yang disorientasi atau disorganisasi disorientation- disorganization dimana merupakan bentuk refleks dari
ketidakamanan. Saat bersama ibunya, anak menunjukkan kebingungan dan perilaku bertentangan. Mereka mungkin
memalingkan muka saat ditinggalkan oleh ibu mereka atau mendekati ibu mereka dengan ekspresi yang datar dan perasaan
depresi. Anak menyampaikan disorientasi ini dengan ekspresi wajah yang membingungkan. Anak mengeluarkan sedikit tangisan
dan sikap yang kaku setelah anak menunjukkan kebingungan. Anak yang mengalami kelekatan yang disorientasi atau
disorganisasi memiliki ibu yang memiliki kontrol yang sangat tinggi pada perilaku anak.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa ada ada dua jenis kelekatan yaitu kelekatan yang aman secure attachment dan kelekatan
yang tidak aman insecure attachment dimana pada kelekatan yang tidak aman dibagi menjadi tiga jenis yaitu kelekatan anak yang mudah cemas
dan menghindar anxious-avoidant, kelekatan anak mudah cemas dan menolak anxious-resistant dan kelekatan yang disorientasi atau
disorganisasi disorientation-disorganization. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kelekatan Aman
Kelekatan aman secure attachment, yaitu suatu kelekatan dimana anak menggunakan pengasuh, biasanya ibu, sebagai suatu landasan yang
aman untuk mengeksplorasi lingkungannya. Anak yang mengalami kelekatan aman memiliki ibu yang sensitif terhadap sinyal-sinyal yang
disampaikan oleh anak Ainsworth, 1979. Menurut Ainsworth dalam Hazan Shaver, 1987; Pelawi, 2004, ibu yang memiliki kelekatan aman
dengan anaknya akan memberikan respon positif pada saat anak-anak membutuhkannya, dengan begitu anak akan mempunyai keyakinan
bahwa ibu adalah orang yang dapat dipercaya dan penuh perhatian. Anak juga memandang bahwa dirinya mempunyai arti dan dihargai. Anak dapat
bergerak lebih bebas walaupun jauh dari ibunya karena mereka percaya bahwa meskipun ibunya jauh, tetapi ibu tetap memperhatikan lokasi
tempat ia berada melalui pandangan sekilas secara periodik. Saat anak terpisah dengan pengasuh atau ibu mungkin mereka
tidak menangis, tapi jika mereka menangis ini dikarenakan orang tua tidak hadir dan menunjukkan bahwa mereka memilih pengasuh atau ibu
dibandingkan perpisahan. Saat ibu mereka kembali, mereka secara aktif melakukan kontak dengan pengasuh atau ibu dan tangisan mereka akan
segera berkurang. Jika mengalami distres, mereka lebih mudah merasa nyaman dengan ibu mereka dibandingkan dengan orang asing. Mereka
terlihat memiliki tendensi yang sangat rendah untuk melawan saat kontak dengan ibu mereka Ainsworth, 1978. Selanjutnya, menurut Bowlby
1973, 1979; Yessy, 2004, anak yang mempunyai kelekatan yang aman ini percaya adanya responsivitas dan kesediaan ibu bagi mereka.
Dari penelitian yang dilakukan Belsky, Spritz, Crnic 1996, ditemukan bahwa ibu yang peka dan selalu bersama anaknya dimana
anaknya mengalami kelekatan yang aman dan nyaman lebih mampu memulai percakapan yang mengandung unsur emosional dan relasional
dengan anak mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bowlby 1969,
menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kelekatan yang aman menumbuhkan rasa efikasi dan agensi; suatu keyakinan bahwa mereka
bisa melakukan sesuatu. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa anak pra sekolah dengan kelekatan yang aman terlihat memiliki keyakinan diri dan
mengurangi ketergantungan dengan guru mereka Sroufe, 1983. Kemudian, anak di usia enam tahun yang meniliki kelekatan aman dengan
ibunya berkompeten dalam bermain dan pemecahan konflik dengan teman sebaya Warmer et. al, 1994. Selanjutnya, menurut Urban, Carlson,
Egeland, dan Sroufe 1991, anak di usia 10 tahun yang mengalami kelekatan aman memiliki ketergantungan yang rendah dengan konselor
kemah musim semi. Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa individu
yang memiliki kelekatan yang aman mempunyai karakteristik mengembangkan model mental mengenai orang lain sebagai orang yang
bersahabat, bisa dipercaya, responsif dan penuh kasih sayang, serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memandang diri sendiri sebagai orang yang berharga. Dengan berkembangnya model mental ini, akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap bentuk-bentuk hubungan dan kompetensi sosialnya Kobak Hazan, 1991; Pelawi, 2004. Dengan adanya penilaian dan
harapan yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, maka individu mempunyai kepercayaan diri dan harga diri yang cukup tinggi serta
memiliki sifat bersahabat.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelekatan
Bowlby dalam Love, 2004 menyatakan bahwa kelekatan yang dialami oleh anak dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
a. Kemudahan ibu atau pengasuh dalam mengasuh anak dan keresponsifan ibu pada sinyal yang disampaikan anak.
Keamanan dan ketidakamanan kelekatan yang dialami oleh anak tergantung pada seberapa peka dan tanggap seorang pengasuh terhadap
sinyal yang disampaikan anak Sroufe, 1985; Seifer Schiller, 1995. Anak yang merasakan kelekatan yang aman cenderung memiliki ibu
yang peka, menerima, dan dapat mengekspresikan afeksi terhadap anak dibandingkan dengan bayi yang tidak merasakan kelekatan yang aman.
Ibu yang memiliki lebih banyak waktu bersama anaknya akan lebih mudah untuk melakukan interactional synchrony yaitu suatu bentuk
dari komunikasi antara ibu dan anak yang dipenuhi dengan kepekaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ibu yang menggabungkan bagian-bagian dari emosi yang positif yang disampaikan ibu kepada anak Isabella Belsky, 1991.
b. Kemampuan anak untuk membuka hubungan dengan pengasuh atau ibu.
Kelekatan adalah hasil dari hubungan yang dibangun antara dua partner, karakteristik anak mempengaruhi bagaimana hubungan ini
menjadi mudah untuk diwujudkan. Anak yang lahir prematur, komplikasi yang terjadi saat kelahiran anak, dan sakit yang diderita
anak membuat pengasuhan lebih dilakukan secara hati-hati Wille, 1991; Berk, 1994. Selain itu temperamen anak yang termasuk dalam
difficult temperaments ikut menjadi resiko dalam masalah kelekatan, dimana anak yang bertemperamen difficult lebih mengembangkan
kelekatan yang tidak aman Kagan Snidman, 1991. Ini disebabkan karena anak yang penuh dengan rasa ketakutan dan mudah marah
mungkin mudah untuk bereaksi pada perpisahan dengan pengasuh atau ibu Vaughn et al., 1989.
c. Keadaan keluarga dan lingkungan anak. Keadaan keluarga dan lingkungan sosial anak ikut mempengaruhi
kelekatan. Orang tua yang mengalami kehilangan pekerjaan, kesulitan keuangan, kelahiran saudara yang baru, orangtua yang bercerai, dan
stresor yang lain dapat mengganggu sensitivitas dari pengasuhan orangtua kepada anak sehingga mempengaruhi kelekatan Minuchin,
1985; Vasta, et al., 1995. Stresor tersebut juga secara langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempengaruhi perasaan anak terhadap keamanan. Hal ini terjadi saat orang tua menunjukkan pada mereka ekspresi kemarahan ketika orang
tua melakukan interaksi dengan orang dewasa. Selain itu, rencana pengasuhan anak yang tidak sesuai juga secara langsung akan
mempengaruhi perasaan bayi terhadap keamanan Thompson Raikes, 2003.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelekatan yaitu kemudahan ibu
atau pengasuh dalam mengasuh anak dan keresponsifan ibu pada sinyal yang disampaikan anak, kemampuan anak untuk membuka hubungan
dengan pengasuh atau ibu, serta keadaan keluarga dan lingkungan anak.
6. Aspek-aspek dari Kelekatan Aman
Menurut Mary Ainsworth et al. 1978 dalam Stranger Situation, aspek- aspek dari kelekatan aman adalah sebagai berikut:
a. Ibu sebagai dasar yang aman, yaitu bayi dan anak pada usia awal anak- anak menjadikan ibu sebagai landasan yang aman untuk mengeksplorasi
lingkungannya. b. Reaksi serta keadaan bayi dan anak pada usia awal anak-anak pada
orang dewasa yang tidak dikenal, yaitu bagaimana reaksi serta keadaan bayi dan anak pada usia awal anak-anak saat berkenalan dengan orang
dewasa yang tidak mereka kenal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kemampuan bayi dan anak pada usia awal anak-anak untuk berinteraksi dengan orang dewasa yang tidak dikenal, yaitu bagaimana perilaku dan
sikap mereka saat orang dewasa yang tidak mereka kenal mengajak mereka untuk berinteraksi.
d. Kecemasan terpisah, yaitu bayi dan anak pada usia awal anak-anak menjadi terganggu saat orang dewasa yang ia percaya meninggalkannya.
e. Reaksi serta keadaan bayi dan anak pada usia awal anak-anak saat dipertemukan kembali dengan ibu mereka, yaitu bagaimana reaksi dan
keadaan mereka saat ibu mereka kembali dan menghampiri mereka. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada lima aspek yang
dapat menjadi aspek dalam kelekatan yaitu ibu sebagai dasar yang aman bagi bayi untuk mengeksplorasi lingkungan, reaksi serta keadaan bayi dan anak
pada usia awal anak-anak pada orang dewasa yang tidak dikenal, kemampuan bayi dan anak pada usia awal anak-anak untuk berinteraksi
dengan orang dewasa yang tidak dikenal, kecemasan terpisah, dan reaksi serta keadaan bayi dan anak pada usia awal anak-anak saat dipertemukan
kembali dengan ibu mereka.
B. Status Pekerjaan Ibu