Pembuatan dan penetapan kurva baku.

HO N H COCH 3 Gambar 9. Gugus kromofor dan auksokrom parasetamol Keterangan : = auksokrom = kromofor

1. Pembuatan dan penetapan kurva baku.

Dengan menggunakan sistem HPLC dengan panjang kolom 15 cm pada penelitian ini maka didapatkan kromatogram parasetamol seperti pada gambar 12. Tampak bahwa parasetamol memiliki t R rata-rata 4,595 menit. Bila dibandingkan dengan kromatogram blanko yang hanya berisi plasma yang telah dideproteinisasi maka dapat terlihat bahwa terdapat senyawa dengan t R yang hampir mirip parasetamol yaitu 4,579 menit. Namun karena AUC-nya relatif kecil AUC = 5154 hal ini masih dapat ditoleransi. Sedang kromatogram dengan t R 3,323 pada gambar 12 diduga adalah senyawa endogen yang terdapat dalam plasma seperti pula yang ditampilkan oleh kromatrogram blanko plasma gambar 11. Waktu retensi menyatakan waktu yang dibutuhkan olah senyawa untuk keluar dari kolom. Waktu retensi parasetamol dipengaruhi oleh interaksinya dengan fase gerak dan fase diam saat terelusi dalam kolom. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 10. kromatogram blangko plasma kolom HPLC NOVA PACK TM C 18 panjang 15cm Gambar 11. kromatogram parasetamol dalam plasma dengan kadar 100 µgml kolom HPLC NOVA PACK TM C 18 panjang 15 cm AUC = 2076294 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fase gerak yang digunakan adalah campuran air : asam asetat : etil asetat dengan perbandingan 98:1:1 sifatnya polar. Air digunakan sebagai kandungan utama fase gerak kromatografi fase terbalik. Fungsi etil asetat adalah pelarut organik. Sedangkan asam asetat akan memberikan suasana asam. Ketika parasetamol yang bersifat asam lemah ini sebagian molekulnya terdisosiasi karena adanya air, maka dengan adanya asam parasetamol akan kembali ke dalam bentuk molekul utuhnya. OH HN C O CH 3 O - HN C O CH 3 + H + parasetamol H 2 O Gambar 12. Disosiasi parasetamol Bila parasetamol dielusi pada suasana basa, maka akan terbentuk garam parasetamol yang sifatnya lebih polar dibanding parasetamol dalam bentuk semula utuh. Sifat ini menyebabkan garam parasetamol lebih cepat terelusi dibanding bentuk utuhnya. Kemungkinan berakibat pemisahan parasetamol dengan senyawa endogen dari plasma menjadi kurang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 13. Reaksi penggaraman parasetamol dengan adanya basa OH HN C O CH 3 XOH OX HN C O CH 3 + + H 2 O parasetamol suatu basa garam parasetamol air Fase diam yang digunakan adalah C 18 yang sifatnya non polar. Parasetamol sendiri memiliki gugus non polar yang lebih banyak dibandingkan gugus polarnya sehingga memungkinkan untuk berinteraksi dan tertahan lebih lama pada fase diamnya. Hal ini menguntungkan karena berakibat terjadinya pemisahan yang baik dengan senyawa endogen dari plasma. HO N H C CH 3 O Gambar 14. Gugus polar dan nonpolar parasetamol Keterangan : = gugus non polar = gugus polar Persamaan kurva baku ditetapkan menghitung kadar parasetamol dalam plasma dan sekaligus menunjukkan hubungan linearitas antara kadar parasetamol dalam plasma dengan AUC yang dinyatakan dengan parameter koefisien korelasi r. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kurva baku dapat diterima bila nilai r yang lebih besar dari r tabel untuk delapan data dengan derajat bebas db = 7 yaitu sebesar 0,707 taraf kepercayaan 95. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 50 100 150 200 250 kadar parasetamol dalam plasma ugml L u as area x 100 00 Gambar 15. Persamaan kurva baku parasetamol dalam plasma r = 0,9997; p 0,05 ; Y = 19560,5531 X + 117131,5808 Dapat dilihat pada gambar 16 bahwa.nilai r persamaan kurva baku lebih kecil daripada r tabel sehingga kurva baku tersebut dapat digunakan untuk menghitung kadar parasetamol dalam plasma. Persamaan kurva baku yang diperoleh yaitu Y = 19560,5531 X + 117131,5808.

2. Penetapan harga perolehan kembali, kesalahan acak, dan kesalahan