Tabel VII. Parameter farmakokinetika farmakodinamika parasetamol pada manusia
Parameter farmakokinetik dan farmakodinamik asetaminofen
Nilai Availabilitas oral
85-95
dirangkum dari Anonim, 2005 ; Donatus, 1994; Dollery, 1991; Fulton et al., 1979; Hardam et al, 1996; Katzung, 2001
Ekskresi urina 3
Terikat dalam plasma 0-15
Bersihan Lj kg 21
Volume distribusi Lkg 0,9
Waktu paruh jam 1-4
Konsentarsi efektif µgL 10 - 20
Kadar toksik µgL 300
D. Air Berkarbonasi
Joseph Prietsley adalah orang pertama yang menemukan metode mengisikan air dengan karbondioksida. Pada tahun 1772 Priestley
mempublikasikan tulisan ilmiah berjudul ” Impregnating Water with Fixed Air”.
Tabel VIII. Asam bikarbonat
Gambar 6. Struktur asam bikarbonat
Nama lain Larutan karbon dioksida
Rumus molekul H
2
CO
3
Massa molar 62.03 gmol
1.0 gcm
3
dilute solution Berat jenis fase
Kelarutan air Hanya ada dalam larutan
Keasaman pK
a
3.60 lihat teks 10.25
en.wikipedia.org
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IX. Karbon Dioksida
Nama lain Gas asam bikarbonat, bikarbonat anhidrat, dry ice
padat Rumus molekul
CO
2
Massa molekul 44,01 g mol
Bentuk padat Dry ice
Bentuk Gas tidak berwarna
Sifat
Berat jenis dan fase 1600 kgm³, padat
1.98 kgm³, gas pada 298 K Kelarutan dalam air
1,45 kgm
3
Panas laten penguapan 25.13 kJmol
Titik lebur −57°C 216 K, pressurized
Titik didih −78°C 195 K, menyublim
Keasaman pKa 6.35 dan 10.33
Viskositas 0.07 cP pada
−78°C
Struktur
Bentuk molekul linier
Bentuk kristal Seperti segi empat
Momen dipol nol
en.wikipedia.org
Secara terpisah, tahun 1771 seorang ahli kimia Swedia profesor Tornbern Begmarn menemukan proses serupa untuk membuat air berkarbonasi yang dia
tujukan untuk kesehatan. Air berkarbonasi merupakan komponen utama dalam pembuatan minuman bersoda soft drink.
Air berkarbonasi, disebut juga sebagai air soda, adalah air tawar dimana karbon dioksida terlarut didalamnya. Proses pelarutan karbon dioksida disebut
karbonasi. Hasil dari proses tersebut adalah pembentukan asam bikarbonat H
2
CO
3
. Reaksi yang terjadi :
H
2
O + CO
2
H
2
CO
3
20 Karbon dioksida berada dalam kesetimbangan dengan asam bikarbonat.
Tetapan kesetimbangan pada suhu 25
o
C adalah 1.7x10
-3
, disini mayoritas karbon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dioksida tidak dikonversikan menjadi asam bikarbonat tetapi berada dalam bentuk molekul CO
2.
Dengan tidak adanya katalis kesetimbangan dicapai secara lambat. Tetapan laju reaksi
- ke kanan :
CO
2
+ H
2
O H
2
CO 21
sebesar 0,039detik -
ke kiri : H
2
CO
3
CO
2
+ H
2
O 22
sebesar 23detik Asam bikarbonat suatu asam berbasa dua, sehingga memiliki dua tetapan
dissosiasi H
2
CO
3
HCO3
−
+ H
+
23 K
a1
= 2,5×10
−4
molL; pK
a1
= 3,60 HCO
3 −
CO
3 2
−
+ H
+
24 K
a2
= 5,61×10
−11
molL; pK
a2
= 10,25 Ada hal yang harus diperhatikan saat menyatakan dan menggunakan tetapan
dissosiasi pertama dari asam bikarbonat. Nilai yang dinyatakan diatas tepat untuk molekul H
2
CO
3,
dan hal tersebut mengakibatkan H
2
CO
3
nampaknya lebih asam dibandingkan asam asetat maupun asam formiat. Hal ini mungkin diakibatkan dari
elektrongativitas substituen oksigen. Meskipun demikian asam bikarbonat seperti dinyatakan sebelumnya hanya terdapat dalam larutan dalam kesetimbangan
bersama karbon dioksida sehingga konsentrasinya lebih rendah dibanding CO
2
yang mengurangi keasaman yang terukur, persamaanya sebagai berikut: CO
2
+ H
2
O HCO
3 −
+ H
+
25 K
a
= 4,30×10
−7
molL; pK
a
= 6,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persamaan tersebut sering dijadikan sebagai tetapan dissosiasi dari asam bikarbonat, meskipun ambigu akan lebih baik jika mengacu pada tetapan
keasaman karbondioksida tersebut untuk menghitung pH dari larutan CO
2.
E. Metode Penetapan Kadar Parasetamol di Dalam Darah