akhirnya gas tersebut memberikan tekanan pada lambung gastric distention dan diketahui bahwa yang memicu pengosongan lambung yang pada saat itu kondisinya
penuh. Namun lag time ini tidak menurunkan jumlah parasetamol yang diabsorpsi secara keseluruhan pada kelompok perlakuan. Mekanismenya perubahan berupa
penurunan pada fase eliminasi sementara ini masih berupa dugaan yaitu bahwa terjadi penurunan metabolisme parasetamol atau penurunan ekskresi parasetamol, ataukah
keduanya terjadi bersamaan. Sementara dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengosongan lambung
pada kelompok perlakuan, meningkatkan laju absorpsi parasetamol dan menurunkan jumlah parasetamol yang dieliminasi sehingga terjadi penurunan t
maks,
peningkatan C
maks
serta menjadikan kadar PU-plasma menjadi lebih besar. Penurunan t
maks
dapat berakibat onset parasetamol lebih cepat. Peningkatan C
maks
dapat berakibat pada peningkatan intesitas kerja parasetamol ini. Sedangan kadar PU-plasma yang menjadi
lebih besar dapat pula memperbesar daya analgesik parasetamol.
2. Profil distribusi parasetamol
Profil distribusi parasetamol yang diperlihatkan oleh kelompok kontrol maupun perlakuan nampaknya tidak menunjukkan perubahan yang berarti secara
statistik p0,05 yang berarti profil distribusi parasetamol tidak berubah dengan adanya ait berkarbonasi. Secara umum dapat dilihat parameter distribusi Vd
ss
, α , k
12
dan k
21
kelompok perlakuan tidak menunjukkan perubahan yang bermakna dibanding kelompok kontrol. Meskipun demikian penurunan nilai Vd
ss
pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlakuan dapat dipahami dengan sebagai akibat peningkatan PU-plasma. Meningkatan PU plasma ini adalah salah satu faktor fisiologi yang mempengaruhi
nilai Vd
ss
tabel VI
darah dalam
obat kadar
tubuh dalam
obat jumlah
Vd
= 29
Kecenderungan turunnya nilai Vd
ss
ini juga dapat diperkirakan dengan turunnya nilai tetapan distribusi campuran
α lebih jelasnya dinyatakan dengan nilai k
12
tetapan distribusi kompertemen sentral-perifer dan k
21
tetapan distribusi kompartemen perifer-sentral. Hubungan antara Vd
ss
dengan k
12
dan k
21
tertera pada persamaan 8. Penurunan hanya terjadi pada nilai k
21
sbesar 13,21 p 0,05 sedangkan pada k
12
relatif tidak ada perubahan sehingga nilai Vd
ss
menjadi kecil
.
Namun pada akhirnya semua perubahan itu memang tidak memberi kontribusi yang signifikan terhadap
profil distribusi parasetamol. Sehingga dapat dapat dikatakan bahwa secara fisiologi faktor-faktor yang mempengaruhi profil distribusi parasetamol seperti ikatan
parsetamol-protein darah, ikatan parasetamol-jaringan dan partisi dalam dalam lemak tidak dipengaruhi oleh adanya air berkarbonasi sehingga profil distribusi parasetamol
juga tak-terubah dengan adanya air berkarbonasi ini yang terlihat dengan tidak adanya perubahan yang signifikan pada
α, k
12
maupun k
21.
Nilai Vd
ss
berhubungan pula dengan fraksi dosis yang terabsorpsi karena itu nilanya juga dinyatakan dalam
satuan fraksi obat yang terabsopsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Profil eliminasi parasetamol