II - 12
2.4.2. Konsentrat
Konsentrat adalah pakan tambahan bagi sapi perah untuk memenuhi kekurangan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan. Konsentrat umumnya mengandung
tinggi protein dan energi serta rendah serat kasar Ensminger, 1992. Penambahan pemberian konsentrat akan diikuti oleh peningkatan produksi susu tetapi secara umum
menunjukkan nilai pendapatan di atas biaya pakan yang rendah. Penyesuaian jumlah pakan konsentrat untuk produksi susu dan masa laktasi serta kombinasi dan kualitas
hijauan meningkatkan produksi susu dan pendapatan di atas biaya pakan. Pada akhir masa laktasi produksi susu turun sedangkan perubahan ransum tidak banyak
berpengaruh terhadap peningkatan produksi susu sehingga pendapatan di atas biaya pakan rendahAdkinson, dkk., 1993
2.5. Pencernaan pada Sapi Perah
Proses pencernaan ternak ruminansia dimulai dari mulut secara mekanis dan enzimatis. Di dalam mulut ransum berbentuk kasar dipecah menjadi berukuran partikel
kecil dengan cara pengunyahan. Pada saat ini juga dimulai pencernaan enzimatis dengan dibasahinya pakan oleh saliva. Selanjutnya pakan masuk ke dalam rumen melalui
esofagus. Di rumen terjadi pencernaan mikrobial. Sapi perah merupakan hewan ruminansia dengan organ pencernaan yang terdiri dari rumen, retikulu, omasum, dan
abomasum DeLaval, 2005. Di dalam rumen terdapat sejumlah besar mikroba yang merupakan kumpulan dari
bakteri, protozoa, fungi, dan virus. Mikroba ini berfungsi dalam pencernaan serat kasar yang berupa selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa adalah kumpulan unit glukosa
yang sukar larut di dalam saluran pencernaan tetapi masih dapat dipecah oleh mikroba karena menghasilkan enzim selulase. Selulosa dipecah oleh mikroba rumen untuk
II - 13
menghasilkan asam lemak terbang volatile fatty acidVFA. Asam lemak terbang terdiri dari asam asetat, butirat, dan propionat. Asam lemak terbang digunakan sebagai
sumber energi dan kerangka karbon bagi pembentukan protein. Selain serat kasar mikroba rumen memecah protein pakan menjadi peptida, asam amino, dan gugus amin.
Selanjutnya gugus amin diserap oleh mikroba dan dibentuk lagi menjadi asam amino dan peptida Ensminger, 1992.
Untuk hidup pokok dan produksinya sapi perah membutuhkan sejumlah nutrisi. Banyak patokan yang dapat dipakai untuk menghitung dan menentukan jumlah nutrisi
yang tersedia dalam ransum dan kebutuhan sapi perah. Berikut Tabel 2-4 adalah contoh kebutuhan nutrisi sapi perah berdasarkan berat badan hidup dan produksi susu.
Tabel 2-4. Kebutuhan Nutrisi Sapi Perah Berdasarkan Berat Hidup dan Produksi Susu
Berat sapi kg
Pbb kghari
Kadar lemak Untuk menghasilkan susu
kghari 500
0,275 4,5
8 17
25 600
0,330 4,0
10 20
30 700
0,385 3,5
12 24
36 Energi
ME MJkg bahan kering 9,8
10,6 11,3
Protein Protein kasar
12 15
16 Kandungan serat minimum
Serat kasar 17
17 17
Mineral Kalsium
0,43 0,51
0,58 Fosfor
0,28 0,33
0,37 Pbb: pertambahan berat badan
Sumber: DeLaval 2005
II - 14
2.6. Pengenalan terhadap Kaliandra 2.6.1. Botani Kaliandra