III -
7
berat badan dari sapi yang diamati dilakukan dengan menghitung selisih antara berat badan akhir pengamatan dengan berat awal. Perhitungannya sebagai berikut :
awal badan
Berat akhir
badan Berat
PBB −
=
3.6.2. Produksi Susu
Produksi susu diukur dengan cara menimbang air susu hasil pemerahan pagi dan sore hari gram dengan alat timbang yang mempunyai kapasitas 10 kg dengan
tingkat kepekaan 50 gram. Pengukuran produksi susu dilakukan setiap hari selama
pengamatan. Produksi susu distandarsisasikan pada produksi susu 4 FCM dengan
rumus : Produksi susu 4 FCM = 0,4 kg susu + 15 kg lemak
3.6.3. Berat Jenis Susu
Pengukuran berat jenis susu dilakukan setiap dua minggu sekali pada pemerahan pagi dan sore. Air susu yang diperoleh dari hasil pemerahan kemudian
disaring dan diambil sekitar 250 sampai 300 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur volume 500 ml. Setelah suhu susu berkisar antara 20 dan 30
o
C selanjutnya laktodensimeter dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi oleh air susu
tersebut. Pencatatan angka berat jenis air susu dilakukan beberapa waktu kemudian
disertai pula dengan pencatatan suhu air susu pada waktu yang bersamaan. Perolehan dengan cara mengkonversi data berat jenis air susu di kandang dengan
tabel konversi berat jenis air susu pada suhu 27,5
o
C Sudono, dkk., 1999.
III -
8
3.6.4. Kadar Bahan Kering Susu, Protein, dan Lemak Susu
Kadar bahan kering, protein, dan lemak susu diperoleh dengan cara menggunakan alat analisis susu dengan merek Milkana. Analisis dilakukan di KUD
Cikajang, Garut.
3.6.5. Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak BKTL Susu
Kadar bahan kering tanpa lemak BKTL dihitung dengan cara mengurangi kadar bahan kering susu dengan kadar lemak susu.
3.6.6. Kadar Laktosa Susu
Kadar laktosa susu dianalisis dengan metode Talles, dkk., 1978 menggunakan spektrofotometer. Langkah pertama dilakukan pembacaan larutan
standar laktosa berkonsentrasi 0, 0,1, 0,2, 0,4, 0,5, 1,0, 1,5 dan 2,0 mg.ml
-1
. Sampel susu yang telah diencerkan 50 kali 0,2 ml susu ditambah 9,8 ml aquadest
sebanyak 2,5 ml dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditambahkan 0,2 ml ZnSO
4
5 dan 0,2 ml barium hidroksida 4,5 sehingga larutan menjadi keruh. Kemudian larutan disentrifuse pada kecepatan 1000 rpm selama satu menit sehingga terjadi
pemisahan. Supernatan diambil sebanyak satu ml dan dipindahkan ke dalam tabung lain berkapasitas 15 ml, kemudian ditambahkn 2,5 reagen Talles campuran fenol
1, NaOH 5, asam pikrat 1, Na disulfit 1 pada perbandingan 1:2:2:1, reagen ini harus disimpan dalam botol gelap dan masa pakainya tidak boleh lebih dari dua
hari. Tabung selanjutnya ditutup dengan sumbat karet dan direndam dalam air mendidih selama enam menit sehingga timbul warna lembayung yang intensitas
warnanya berbeda-beda sesuai dengan kadar laktosa dalam sampel. Selanjutnya
III -
9
tabung didinginkan di bawah kran air, lalu ditambahkan aquadest hingga menjadi 12,5 ml dan dihomogenkan dengan cara digoyang.
Larutan sampel dibaca absorbannya pada λ 520 nm. Kadar laktosa susu dihitung dengan terlebih dahulu menentukan nilai a, b dan R
2
berdasarkan persamaan Y = a + bX dari pembacaan kurva larutan standar. Kadar laktosa susu
dihitung dengan rumus :
[y – a b] x 625 x 1100, di mana 625 adalah faktor pengenceran susu.
3.7. Peralatan yang Digunakan