III -
5
mendapatkan tingkat penggunaan kaliandra dalam ransum, dilakukan dengan menggunakan 16 ekor sapi perah laktasi. Perlakuan percobaan penggunaan daun
Kaliandra dilakukan sebagai berikut :
R1 = Hijauan dan konsentrat KSU R2 = Hijauan + 90 konsentrat + 10 daun kaliandra kering
R3 = Hijauan + 80 konsentrat + 20 daun kaliandra kering R4 = Hijauan + 70 konsentrat + 30 daun kaliandra kering
Setiap sapi perlakuan mendapat hijauan yang sama. Ransum yang diberikan untuk setiap ekor sapi laktasi terdiri atas campuran rumput dan konsentrat. Air minum
diberikan ad libitum.
3.4. Peubah yang Diamati:
Peubah yang diamati adalah : 1. Perubahan bobot badan; 2. Konsumsi ransom; 3. Efisiensi penggunaan ransum
4. Produksi susu produksi lemak 4 FCM, dan produksi bahan kering, lemak, protein, laktosa; 5. Kualitas susu total padatan, bahan kering tanpa lemak,
protein, dan laktosa serta berat jenis. Data dianalisis dengan Sidik Ragam Analysis of Variance dan efek perlakuan dibandingkan dengan kontras
ortogonal Steel dan Torrie, 1980.
Bobot Badan
Pengukuran bobot badan dilakukan sebagai bahan kajian deskriptif perubahan bobot badan. Pengukuran bobot badan sapi dilakukan pada awal penelitian dan
III -
6
empat minggu berikutnya selama satu bulan. Berat badan diketahui dengn menggunakan timbangan berat badan.
Konsumsi Ransum dan Zat Makanan
Konsumsi ransum dihitung dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum. Konsumsi ransum diukur setiap hari dan dinyatakan
dengan satuan kg.hari
-1
.ekor
-1
. Zat makanan ransum dianalisis dengan analisis proksimat
3.5. Prosedur Pengambilan Sampel Susu
Pengambilan sampel susu untuk analisis kimia dilakukan pada awal penelitian, minggu ke 2 dan minggu ke 4, pada pemerahan pagi dan sore. Jumlah
susu yang diambil adalah 10 dari setiap individu sapi perlakuan yang diperah. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam botol steril yang telah diberi label
untuk identitas. Botol yang telah berisi susu selanjutnya dimasukkan ke dalam boks berisi es guna mencegah perkembangbiakan mikroorganisme sebelum sampai di
laboratorium.
3.6. Pengukuran Peubah 3.6.1. Perubahan Berat Badan Sapi
Perubahan berat badan diukur dengan menggunakan timbangan digital yang mempunyai kapasitas 2 ton dengan tingkat ketelitian 0,5 kg. Penimbangan
dilakukan pada awal dan akhir penelitian, dan untuk mengetahui adanya perubahan
III -
7
berat badan dari sapi yang diamati dilakukan dengan menghitung selisih antara berat badan akhir pengamatan dengan berat awal. Perhitungannya sebagai berikut :
awal badan
Berat akhir
badan Berat
PBB −
=
3.6.2. Produksi Susu
Produksi susu diukur dengan cara menimbang air susu hasil pemerahan pagi dan sore hari gram dengan alat timbang yang mempunyai kapasitas 10 kg dengan
tingkat kepekaan 50 gram. Pengukuran produksi susu dilakukan setiap hari selama
pengamatan. Produksi susu distandarsisasikan pada produksi susu 4 FCM dengan
rumus : Produksi susu 4 FCM = 0,4 kg susu + 15 kg lemak
3.6.3. Berat Jenis Susu
Pengukuran berat jenis susu dilakukan setiap dua minggu sekali pada pemerahan pagi dan sore. Air susu yang diperoleh dari hasil pemerahan kemudian
disaring dan diambil sekitar 250 sampai 300 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur volume 500 ml. Setelah suhu susu berkisar antara 20 dan 30
o
C selanjutnya laktodensimeter dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi oleh air susu
tersebut. Pencatatan angka berat jenis air susu dilakukan beberapa waktu kemudian
disertai pula dengan pencatatan suhu air susu pada waktu yang bersamaan. Perolehan dengan cara mengkonversi data berat jenis air susu di kandang dengan
tabel konversi berat jenis air susu pada suhu 27,5
o
C Sudono, dkk., 1999.
III -
8
3.6.4. Kadar Bahan Kering Susu, Protein, dan Lemak Susu
Kadar bahan kering, protein, dan lemak susu diperoleh dengan cara menggunakan alat analisis susu dengan merek Milkana. Analisis dilakukan di KUD
Cikajang, Garut.
3.6.5. Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak BKTL Susu
Kadar bahan kering tanpa lemak BKTL dihitung dengan cara mengurangi kadar bahan kering susu dengan kadar lemak susu.
3.6.6. Kadar Laktosa Susu
Kadar laktosa susu dianalisis dengan metode Talles, dkk., 1978 menggunakan spektrofotometer. Langkah pertama dilakukan pembacaan larutan
standar laktosa berkonsentrasi 0, 0,1, 0,2, 0,4, 0,5, 1,0, 1,5 dan 2,0 mg.ml
-1
. Sampel susu yang telah diencerkan 50 kali 0,2 ml susu ditambah 9,8 ml aquadest
sebanyak 2,5 ml dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditambahkan 0,2 ml ZnSO
4
5 dan 0,2 ml barium hidroksida 4,5 sehingga larutan menjadi keruh. Kemudian larutan disentrifuse pada kecepatan 1000 rpm selama satu menit sehingga terjadi
pemisahan. Supernatan diambil sebanyak satu ml dan dipindahkan ke dalam tabung lain berkapasitas 15 ml, kemudian ditambahkn 2,5 reagen Talles campuran fenol
1, NaOH 5, asam pikrat 1, Na disulfit 1 pada perbandingan 1:2:2:1, reagen ini harus disimpan dalam botol gelap dan masa pakainya tidak boleh lebih dari dua
hari. Tabung selanjutnya ditutup dengan sumbat karet dan direndam dalam air mendidih selama enam menit sehingga timbul warna lembayung yang intensitas
warnanya berbeda-beda sesuai dengan kadar laktosa dalam sampel. Selanjutnya
III -
9
tabung didinginkan di bawah kran air, lalu ditambahkan aquadest hingga menjadi 12,5 ml dan dihomogenkan dengan cara digoyang.
Larutan sampel dibaca absorbannya pada λ 520 nm. Kadar laktosa susu dihitung dengan terlebih dahulu menentukan nilai a, b dan R
2
berdasarkan persamaan Y = a + bX dari pembacaan kurva larutan standar. Kadar laktosa susu
dihitung dengan rumus :
[y – a b] x 625 x 1100, di mana 625 adalah faktor pengenceran susu.
3.7. Peralatan yang Digunakan
1 Timbangan duduk kapasitas 20 kg, dengan tingkat ketelitian 50 gram untuk menimbang pakan;
2 Timbangan duduk dengan kapasitas 15 kg dengan tingkat ketelitian 50 gram untuk menimbang air susu hasil pemerahan pagi dan sore hari kg;
3 Timbangan digital yang mempunyai kapasitas 2 ton dengan tingkat ketelitian 0,5 kg untuk menimbang berat awal dan berat akhir sapi perah.
4 Ember takar dengan kapasitas 10 liter untuk tempat menimbang susu; 5 Milk can dan saringan kain, untuk menampung susu hasil pemerahan;
6 Botol sampel susu; 7 Ember hitam kapasitas 10 liter untuk tempet pemerahan susu.
III -
10
3.8. Metode Penelitian