Perang Gagahan Perang Alusan Kupu Tarung Ragam Gerak

nan ke kiri gebes, tempelan kedua telapak tangan di depan paha pesutan ngarep, melangkahkan kaki sambil dihentakan sekai ge- jug, menekuk tangan depan ke belakang posisi telapak tangan tepat diikat pinggang tekukan, membuang selendang seblak sampur, goyang pinggul egolan, merendahkan badan mendhak, menekuk tangan ke belakang dan di rentangkan sejajar bahu ceklekan, ber- lenggang pelan lembehan lamba, berlenggang cepat lembehan rangkep, melangkah pelan dan tegas keluar laku lamba gagah me- tu, kembali ke jagadan, menoleh, mendhak, sembahan, tanceb.

6.7 Ragam Gerak Wayang Perang Jawatimuran

Dalam dunia pakeliran, solah dan atau sabet wayang sa- ngat erat hubungannya dengan karakter musik iringannya, contoh adalah pedalangan gaya Jawatimuran. Musik pengiring atau karawit- an iringannya sangat dinamis, sehingga mempengaruhi gerak wa- yang, baik wayang solah atau wayang perang. Pedalangan Jawati- muran mengenal dua macam jenis perang, yaitu perang Gagahan Dugangngan dan perang Alusan Kupu Tarung.

6.7.1 Perang Gagahan

Perang Gagahan atau perang Dugangngan adalah perang yang dilakukan oleh para satriya dengan karakter tokoh gagah, con- toh Gathotkaca melawan Kartamarma dan lain-lainnya. Ragam ge- rak wayang perang Gagahan adalah sebagai berikut acak pinggang walangkerik, menggelangkan kepala ke kanan ke kiri gebes, me- nendang ndugang, jatuh terlentang tiba mlumah, merangkul la- wan rangkulan, saling menyikut sikutan, menerobos lawan dan melompat berobosan lumpatan, menabrak nubruk, menghindar endha, bersimpangan sekali jeblos separo, menendang tidak ke- na ndugang luput, memegang nyandak, candhakan, tendangan sadukan, saling membanting bantingan, saling melempar lawan Sawatan.

6.7.2 Perang Alusan Kupu Tarung

Perang Alusan atau perang Kupu Tarung adalah perang yang dilakukan oleh para satriya dengan karekter tokoh halus, con- toh Abimanyu melawan Aswatama, Wisanggeni melawan Kartamar- ma, Harjuna melawan Raksasa, dan lain-lainnya. Ragam gerak wa- yang perang Alusan adalah sebagai berikut, menyerang lawan nu- bruk, menghindar endha, berjalan sambil bergaya mlaku mbek- sa, menubruk, lawan menoleh Jeblos, mungsuh noleh, desakam sesegan, mundur terbanting mundur kebanting, merangkul dari depan ngrangkul ngarep, terdorong dan ketendang kipatan lan ka- dugang, merangkul lawan dari belakang ngrangkul mburi, terdo- rong jatuh terlentang kipatan klemahan, menerobos lawan terus Di unduh dari : Bukupaket.com melompat berobosan lumpatan, menerobos, lawan menghindar tu- bruk, mungsuh endha, menendang ndugang, menendang me- nyamping kewal, memburu lawan uberan, menubruk, lawan me- noleh jeblos mungsuh noleh, Cekel mrusut dipegang terlepas, merangkul lawan ngrangkul mungsuh, menyikut sikutan, pegang kepala lawan serta di tinju candhakan jotosan, pegang kepala dan diangkat candhak angkat, di banting ke tanah jentusan lemah, dilemparkan sawatan.

6.7.3 Ragam Gerak

Samberan Abur-aburan. Ragam abur-aburan dilakukan oleh tokoh-tokoh yang bisa terbang, contoh Gathotkaca. Pada saat perang, untuk mengalahkan lawan maka dapat dilakukan dengan serangan dari udara samber- an. Adapaun ragam gerak abur-aburan adalah sebagai berikut me- layang-layang, meluncur, terbang, menyambar, menelabung, mem- bawa terbang nggondhol, menghimpit dengan kedua tangan posisi leher lawan di bawah ketiak mithing Nenggala Candrasa Di unduh dari : Bukupaket.com Keris Keris Keris Pulanggeni Keris Jalak Gambar 4.20 Macam-macam Senjata Keris Di unduh dari : Bukupaket.com Pedang Mentawa Gada Glinggang Gada Rujakpolo Gambar 4.21 Macam-macam Gada Di unduh dari : Bukupaket.com Panah Sarotama Panah Pasopati Panah Ardhadhedhali Panah Wijayadanu Cakra Gambar 4.22 Macam-macam Panah Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB VII TATA PANGGUNG WAYANG

7.1 Tata Panggung

Panggung dalam pertunjukan wayang kulit merupakan sa- lah satu unsur yang bersifat fisik dalam Seni pedalangan disamping pakem pedoman cerita pedalangan dan wayang. Terdapat 3 tiga jenis panggung yang terpadu saling berkaitan sebagai media pendu- kung dalam pertunjukan wayang kulit. Tiga jenis panggung tersebut adalah: panggung wayang, panggung dalang, panggung gamelan.

7.2 Panggung Wayang

Panggung Wayang adalah suatu arena atau tempat yang dalam pertunjukannya digunakan untuk memainkan dan memajang simpingan wayang. Bagian-bagian dari panggung wayang meliputi:

7.2.1 Kelir

Kelir berarti tabir atau layar. Terbuat dari kain yang diben- tangkan memanjang ± 7 meter, warna putih, pada bagian tepi atas dan bawah berwarna hitam atau merah. Dalam dunia pedalangan kelir merupakan lambang dari ja- gat raya yang didalamnya berisi berbagai kehidupan yang dilam- bangkan dengan wayang. Ungkapan bahwa kelir sebagai lambang dari jagad raya atau dunia terdapat dalam tata syair lagu Pelung- anDrojogan. Pelungan atau disebut juga Drojogan adalah vokal da- lang yang dilagukan dalam iringan Gending Gandakusuma sebagai gending iringan jejer I pada pedalangan gaya Jawatimuran. Salah satu syair dalam pelungan tersebut berbunyi: “Kelire Jagad Dumadi”. Djumiran RA., dalam buku Lagon Vokal Dalang Jawatimur- an menafsirkan bahwa di dalam jagad raya kelir inilah segala ben- tuk kehidupan utamanya manusia yang dilambangkan dengan wa- yang bergerak, berbudi daya dan hidup bersosial. Jadi kelir tersebut merupakan suatu simbol tempat melintasnya PURWA yaitu awal ke- hidupan duniawi, MADYA adalah proses kehidupan duniawi dan WA- SANA yaitu akhir dari kehidupan duniawi. Dalam kata “Jagad Duma- di” itulah, yang mengungkapkan makna simbolis dari tempat kehi- dupan manusia yang diwujudkan dengan kelir. Warna putih dalam kelir sebagai lambang bahwa sebelum manusia dan makluk laun diciptakan, dunia atau jagat raya ini telah lebih dulu dibentangkan oleh Tuhan, masih putih, bersih dan suci belum terkotori oleh dosa yang disebabkan oleh perilaku umat manusia. Di unduh dari : Bukupaket.com