Demung Saron Nama Instrumen dan Fungsinya

Teknik tabuhan ricikan slentem dalam tata iringan karawitan terdiri dari mbalung, gemakan, paparan, dan pinjalan. Khusus teknik tabuhan slentem yang dinamakan gemakan dan paparan adalah yang ada pada sajian karawitan gaya Jawatimuran. Dalam tata saji- an karawitan slentem berfungsi sebagai pamangku lagu. Gambar 5.4 Slenthem

8.3.6. Demung

Demung merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bi- lah seperti saron tetapi ukurannya lebih besar, berfungsi sebagai pamangku lagu dalam sajian karawitan dan juga untuk tabuhan ba- lungan gending. Dalam satu set gamelan jumlah demung minimal ada 2 rancak yakni demung laras Slendro dan demung laras Pelog. Dewasa ini dalam satu perangkat gamelan ageng jumlah instrumen demung sering lebih dari satu set. Penambahan jumlah perangkat ini bertujuan ganda yaitu untuk membuat suasana tabuhan lebih ramai atau regeng, sehingga tujuan yang ingin di capai dalam penataan iringan bisa terwujud. Pa- da sisi yang lain, penambahan jumlah instrumen juga untuk menam- pilkan kesan kolosal atau semarak, sehingga semakin menarik pe- nonton. Gambar 5.5 Demung Di unduh dari : Bukupaket.com

8.3.7. Saron

Saron merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bilah dengan ukuran lebih kecil dari pada demung. Untuk iringan pakeliran wayang kulit Jawatimuran, minimal terdiri dari 2 set saron Slendro dan 2 set saron Pelog. Jumlah bilah saron Slendro untuk wayangan Jawatimuran ada 9 bilah, dengan urutan bilah nada di mulai dari na- da 6 nem rendah atau ageng sampai dengan nada 3 lu tinggi atau alit. Dalam pedalangan Jawatimuran peranan saron sangat dominan, karena saron sebagai pembuat lagu atau melodi, terutama untuk bentuk gending-gending Ayak, Gedog Rancak, Krucilan, dan Gem- blakAlap-alapan. Posisi keberadaan saron di lihat dari aspek fungsinya da- lam iringan pedalangan Jawatimuran bisa dikategorikan dalam ke- lompok ricikan garap, karena ricikan saron memiliki berbagai macam cengkok sekaran atau kembangan sesuai dengan Pathetnya. Dan sebagai tanda tengara bahwa tabuhan akan berganti Pathet, misal- nya di dalam wayangan semalam suntuk ketika suasana Pathet Wo- lu akan berubah ke Pathet Sanga, maka kembangan atau cengkok saronan gending ayak Wolu menggunakan pancer 3 lu. Adapun teknik tabuhannya meliputi teknik tabuhan mba- lung, imbal, dan kinthilan yaitu khusus teknik tabuhan gaya Jawati- muran. Gambar 5.6 Saron Penerus Peking