8.3.7. Saron
Saron merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk bilah dengan ukuran lebih kecil dari pada demung. Untuk iringan pakeliran
wayang kulit Jawatimuran, minimal terdiri dari 2 set saron Slendro dan 2 set saron Pelog. Jumlah bilah saron Slendro untuk wayangan
Jawatimuran ada 9 bilah, dengan urutan bilah nada di mulai dari na- da 6 nem rendah atau ageng sampai dengan nada 3 lu tinggi atau
alit. Dalam pedalangan Jawatimuran peranan saron sangat dominan, karena saron sebagai pembuat lagu atau melodi, terutama untuk
bentuk gending-gending Ayak, Gedog Rancak, Krucilan, dan Gem- blakAlap-alapan.
Posisi keberadaan saron di lihat dari aspek fungsinya da- lam iringan pedalangan Jawatimuran bisa dikategorikan dalam ke-
lompok ricikan garap, karena ricikan saron memiliki berbagai macam cengkok sekaran atau kembangan sesuai dengan Pathetnya. Dan
sebagai tanda tengara bahwa tabuhan akan berganti Pathet, misal- nya di dalam wayangan semalam suntuk ketika suasana Pathet Wo-
lu akan berubah ke Pathet Sanga, maka kembangan atau cengkok saronan gending ayak Wolu menggunakan pancer 3 lu.
Adapun teknik tabuhannya meliputi teknik tabuhan mba- lung, imbal, dan kinthilan yaitu khusus teknik tabuhan gaya Jawati-
muran. Gambar 5.6 Saron Penerus Peking
8.3.8. Saron Penerus Peking
Saron penerus atau peking merupakan bagian ricikan ga- melan berbentuk bilah yang ukurannya lebih kecil dari pada ricikan
saron. Dalam sajian karawitan bebas atau klenengan atau iringan pakeliran khususnya gaya Jawatimuran saron penerus atau peking
berfungsi sebagai timbangan, artinya mengimbangi bonang penerus
Di unduh dari : Bukupaket.com
dalam membuat melodi lagu, sehingga pengrawit menyebut teknik tabuhan saron penerus dengan sebutan teknik tabuhan timbangan.
Gambar 5.7 Saron
8.3.9. Ketuk dan Kenong
Ketuk dan kenong merupakan bagian ricikan gamelan ber- bentuk pencon. Dalam sajian karawitan bebas atau klenengan mau-
pun karawitan iringan, kenong dan ketuk berfungsi sebagai ricikan pamangku irama. Teknik memainkan ketuk dan kenong dengan cara
dipukul dengan alat pemukul yang disebut tabuh.
Adapun teknik tabuhannya meliputi teknik tabuhan nitir, ya- itu teknik tabuhan kenong yang dalam satu sabetan balungan terda-
pat dua pukulan thuthukan atau pukulan dua kali, misalnya tabuhan kenong pada gending sampak, teknik tabuhan ngedhongi, plesetan,
dan teknik kenong goyang. Gambar 5.8 Kenong
Di unduh dari : Bukupaket.com
8.3.10. Kempul dan Gong
Gong merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk pen- con. Rangkain instrumen gong terdiri dari kempul, gong suwukan,
gong berlaras Barang, dan gong besar ageng yang ditata pada ga- yor yaitu tempat untuk menggantung kempul dan gong. Dalam sajian
karawitan bebas dan iringan, gong berfungsi sebagai pamangku ira- ma selain instrumen ketuk dan kenong. Sedangkan dalam iringan
pedalangan gaya Jawatimuran berfungsi sebagai pemberi aksen ya- itu tekanan berat dalam tabuhan khususnya adegan perang, teruta-
ma pada gending-gending Ayak, Krucilan, Alap-alapan atau Gem- blak, dan Gedog Rancak.
Gambar 5.9 Gong Sak Plagri dan Gong Suwukan
8.3.11. Gambang
Gambang merupakan bagian ricikan gamelan yang terbuat dari bahan kayu berbentuk rangkaian atau deretan bilah-bilah nada
yang berjumlah dua puluh bilah. Cara membunyikan gambang ada- lah dipukul dengan tabuh khusus gambang. Fungsi gambang dalam
sajian karawitan sebagai pangrengga lagu. Dalam satu perangkat gamelan biasanya terdiri dari dua set gambang dalam laras Pelog
dan Slendro. Gambar 5.10 Gambang
Di unduh dari : Bukupaket.com
8.3.12. Siter