Dari sudut pandang lahiriah warna putih pada kelir jelas akan lebih menunjukkan dan mempertegas bentuk, karakter, dan ke-
indahan dari wayang kulit, karena warna putih tidak memantulkan cahaya apabila terkena sinar lampu. Sedangkan warna hitam atau
merah yang terdapat pada bagian tepi atas kelir disebut Plangitan lambang dari angkasa atau langit. Bagian bawah disebut Palemahan
lambang dari bumi atau tanah. Sedangkan yang disebut dengan Ja- gadan terletak di bagian tengah kelir yang berwarna putih, dibatasi
oleh wayang-wayang yang dipajang disimping memanjang ke arah kiri dan kanan.
7.2.2 Gawang
Yang disebut gawang adalah satu kesatuan dari berbagai alatsarana yang digunakan untuk membentangkan dan mengen-
cangkan kelir ke arah atas dan bawah maupun ke arah samping ka- nan dan kiri. Alat-alat tersebut adalah :
• Glogor. Biasanya terbuat dari bahan kayu berukir yang terpa-
sang melintang pada bagian atas kelir digunakan untuk mengencangkan kelir ke arah atas dengan mengguna-
kan tali pluntur
• Sligi. Sligi terbuat dari kayu yang pemasangannya diselipkan
pada lipatan kelir bagian paling tepi kanan dan kiri. Pa- da bagian atas sligi tertancap pada glogor, sedangkan
bagian bawah tertancap pada gedebogbatang pisang. Sligi di pedalangan gaya Jawatimuran disebut dengan
gligen tercantum pada syair pelungan yang berbunyi ” Gligen Rajeging Wukir”. Rajeg adalah pagar, sedang-
kan wukir artinya gunung. Gunung yang digunakan se- bagai pagar atau berpagar gunung-gunung. Secara
simbolis kalimat tersebut memiliki pengertian bahwa bentangan alam sebagai tempat bergerak dan berkehi-
dupan para mahkluk hidup telah terwujud dan terben- tang kuat.
• PracikPlacakPlaket. Berbentuk lingkaran berbahan logam besi, gangsa
yang dipasangkan dijahit menyatu dengan kelir pada bagian sisi atas dan bawah untuk mengencagkan ben-
tangan kelir ke arah atas dan bawah. Pada bagian atas ditarik menggunakan plunturtali sedangkan bagian ba-
Di unduh dari : Bukupaket.com
wah pracik tersebut diberi batang longam besi sebesar jari dan ditancapkan pada gedebog batang pisang.
• Pluntur. Adaalah tali panjang yang terbuat dari benang yang dipi
tal. Pluntur biasanya berwarna merah dipakai untuk me- ngencangkan bentangan kelir ke arah atas dengan cara
pluntur tersebut dimasukkan pada pracik bagian atas dan dikaitkan pada glogor, ditarik dengan kuat lalu dita-
likan pada sligi.
• Tapak Dara
Di Jawa Timur disebut Drojog, sebuah saranaalat yang terbuat dari kayu sebagai penyangga berdirinya pang-
gung wayang.
7.2.3 Gedebog batang pisang
Fungsi utama dari gedebog batang pisang adalah untuk menancapkan wayang pada saat pertunjukan. Bertumpuk atas dan
bawah, bagian atas disebut sitinggil disusun memanjang sepanjang kelir. Bagian bawah disebut paseban panjangnya seukur dengan
panjang Jagadan pada kelir.
Pada pedalangan gaya Jawatimuran gedebog disebut juga dengan Larapan. Kata larapan tercantum dalam syair Pelungan yang
berbunyi ”Larapaningsun Naga Pepasihan” mengandung pengertian dua batang gedebog tersebut sebagai gambaran dua jenis kelamin
yang berbeda sedang memadu kasih, dan sulit untuk dipisahkan. Ke- duanya selalu berdampingan, meskipun berbeda dan berlawanan
namun selalu berdekatan. Hal tersebut melambangkan suatu keada- an di jagad raya yang berisi dua hal yang berbeda namun selalu ber-
dekatan, tidak pernah jauh, misalnya : baik-buruk, laki-laki dan per- empuan, atas-bawah, tua-muda, kaya-miskin, dan sebagainya.
Pendapat lain mengatakan bahwa gedebog tersebut me- lambangkan suatu dasar, atau bumi dimana segala sesuatu yang hi-
dup, dan segala peristiwa terjadi dan berkembang. Bumi sebagai ke- kuatan untuk berpijak dalam lakon pedalangan juga sebagai keraja-
anistana Sang Hyang Anantaboga. Sehingga dalam dunia pedala- ngan, nilai gedebog sama dengan nilai bumi dimana Sang Hyang
Anantaboga bertahta. 7.2.3.1 Bagian-
bagian Gedebog Wayang
Bagian tersebut dibagi menjadi enam bagian sesuai dengan fungsinya. Berikut bagian tersebut serta fungsinya, dan tokoh-tokoh
yang berhak menempatinya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
tanceban kiri tanceban kanan
60 derajat 60
derajat
a b
c d e
f
Gambar 4.14 Bagian Paseban dan Siti inggil a. Siti inggil kiwa, b. Siti inggil tengah, c. Siti inggil tengen, d.
Paseban kiwa, e. Paseban tengah, f. Paseban tengen
Gambar 4.15 Tancepan Paseban dan Siti inggil
Di unduh dari : Bukupaket.com
Siti inggiil tengen adalah gedebog bagian atas di sisi ka- nan. Adapun aturan tempat atau pembagian tempat yang berhu-
bungan dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati siti inggil tengen adalah raja, tuan rumah atau yang
punya rumah, pendeta atau brahmana, dan dewa.
Siti inggil tengen adalah gedebog bagian atas di sisi kiri. Adapun aturan tempat atau pembagian tempat yang berhubungan
dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati siti inggil kiri adalah tamu, pendeta, tamu raja, tamu de-
wa, saudara yang usiannya lebih tua, tokoh yang sama kedudukan- nya, tokoh tertentu yang karena sudah merupakan ciri khas seperti
Wrekodara dan Wisanggeni.
Siti inggiil tengah adalah gedebog bagian atas di tengah atau tepat di depan dalang. Adapun aturan tempat atau pembagian
tempat yang berhubungan dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati siti inggil tengah adalah wa-
yang yang keluar sendiri, kayon, dan sejenis kendaraan misalnya ke- reta.
Paseban tengen adalah gedebog bagian bawah di sisi ka- nan. Adapun aturan tempat atau pembagian tempat yang berhubu-
ngan dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati paseban tengen adalah emban atau parekan, satri-
ya di dalam adegan jejeran, saudara muda, punggawa kerajaan.
Paseban kiwa adalah gedebog bagian bawah di sisi kiri. Adapun aturan tempat atau pembagian tempat yang berhubungan
dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati paseban kiwa adalah prajurit, tamu selain raja, abdi atau
punakawan, dan satriya.
Paseban tengah adalah gedebog bagian bawah di tengah atau tepat di depan dalang. Adapun aturan tempat atau pembagian
tempat yang berhubungan dengan siapa saja tokoh yang layak dan pantas serta berhak untuk menempati paseban tengah adalah wa-
yang dalam keadaan sedih yang menancapnya hanya sebentar, dan kayon.
7.3 Panggung Dalang