Menurut Sudhaberata 2001, pre-eklampsia dibagi menjadi 2 yaitu, pre- eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat. Kriteria diagnosis pre-eklampsia ringan
sebagai berikut ini.
a. Tekanan darah
≥140mmHg90mmHg b.
Edema tungkai, lengan atau wajah, atau kenaikan berat badan 1 kgminggu. c.
Proteinuria 0,3g24 jam atau plus 1-2. d.
Oliguria. Kriteria diagnosis pre-eklampsia berat yaitu apabila pada kehamilan lebih 20 minggu
didapatkan satu atau lebih tanda berikut ini. a.
Tekanan darah 160110mmHg diukur dalam keadaan relaks dan tidak dalam keadaan his.
b. Proteinuria 5g24 jam atau +4 pada pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria : urine 500 ml24 jam disertai kenaikan kreatinin plasma
d. Gangguan visus dan serebral
e. Nyeri epigastriumhipokondrium kanan.
f. Edema paru dan sianosis.
g. Gangguan pertumbuhan janin intrauterin.
h. Adanya sindrom HELLP Hemolysis, Elevated Liver enzyme, Low platelet
Count.
6. Pencegahan
Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian informasi dan pelaksanaan
pengawasan yang baik pada wanita hamil. Informasi yang diberikan tentang manfaat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
istirahat, diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam, dan pertambahan berat badan yang tidak berlebihan Wiknjosastro, 2002.
Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre-eklampsia. Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nutrisi diet rendah garam, diet tinggi protein,
suplemen kalsium, magnesium, dan lain-lain atau medikamentosa teofilin, antihipertensi, aspirin, diuretik, dan lain-lain dapat mengurangi kemungkinan
timbulnya pre-eklampsia Mansjoer dkk, 1999.
7. Strategi Terapi
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simptomatis karena etiologi pre- eklampsia dan faktor-faktor yang menyebabkan belum diketahui. Tujuan utama
penanganan ialah untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan eklampsia, melahirkan janin hidup, dan melahirkan janin dengan trauma sekecil–kecilnya
Wiknjosastro, 2002. Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medisinal
dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi
sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus Wiknjosastro, 2002. Penanganan pre-eklampsia dibagi menjadi 2 bagian yaitu perawatan aktif dan
perawatan konservatif. Perawatan aktif terbagi pengobatan medisinal dan pengobatan obstetrik.
a. Terapi medisinal meliputi : 1.
segera rawat di ruangan yang terang dan tenang, terpasang infus dekstrosa atau ringer laktat dari IGD.
2. total bed rest dalam posisi lateral decubitus.
3. diet cukup protein, rendah karbohidrat-lemak dan garam.
4. antasida.
5. anti kejang:
a. magnesium sulfat MgSO
4
Syarat: tersedia antidotum kalsium glukonat 10 1 ampul secara i.v dalam 3 menit, reflek patella positif kuat, kecepatan nafas 16 kalimenit, tanda distress
nafas negatif, produksi urin 100 cc dalam 4 jam sebelumnya. Cara pemberian: loading dose
secara intravena i.v: MgSO
4
20 4g dalam 4 menit, intramuskuler i.m: 4g MgSO
4
40 gluteus kanan, 4g MgSO
4
40 gluteus kiri. Jika ada tanda impending eklampsia
loading dose
diberikan
i.v dan i.m, jika tidak ada loading
dose cukup diberikan secara i.m saja. Maintenance dose diberikan 6 jam setelah
loading dose , secara i.m 4g MgSO
4
40 dalam 6 jam, bergiliran pada gluteus kanan atau gluteus kiri.
b. diazepam: digunakan bila MgSO
4
tidak tersedia, atau syarat pemberian MgSO
4
tidak dipenuhi. Cara pemberian: drip 10mg dalam 500 ml, maksimal 120 mg dalam 24 jam. Jika dalam dosis 100 mg dalam 24 jam tidak ada perbaikan,
alih rawat ke ruang ICU. 6.
antihipertensi Berikut ini obat antihipertensi yang dapat digunakan pada pre-eklampsia
Tabel I. Obat Antihipertensi yang Dapat Digunakan pada Pre-eklampsia Wiknjosastro, 2002.
NO Jenis Obat
Dosis 1 Penghambat
adrenergik a.
Adrenergik sentral 1.
Metildopa 2.
Klonidin
b. Penghambat beta
1. Pindolol
c. Penghambat alfa
1. Prazosin
d. Penghambat alfa-beta
1. Labetalol
3x125 mghari sampai 3x500 mghari 3x0,1 mghari atau 0,30 mg500ml dekstrosa
5 6 jam 1x5 mghari sampai 3x10 mghari
3x1 mghari sampai 3x5 mghari 3x100 mghari
2 Vasodilator 1.
Hidralazin 4x25 mghari atau parenteral 2,5mg – 5 mg
3 Antagonis kalsium
1. Nifedipin
3x10 mghari
Alternatif untuk antepartum, dapat digunakan metildopa dengan aturan dosis 3x125-500 mg atau klonidin dripstitrasi 0,30 mg500 ml dekstrosa 5 per 6 jam dan
klonidin oral 3x0,1 mghari. Alternatif untuk postpartum, dapat digunakan penghambat ACE misalnya kaptopril dengan aturan dosis 2x2,5-25 mg atau dapat
digunakan antagonis kalsium misalnya nifedipin dengan aturan dosis 3x5-10 mg. Diuretik, untuk penggunaan antepartum, dapat digunakan manitol dan untuk
penggunaan postpartum dapat digunakan spironolakton atau furosemid. Indikasi penggunaan diuretika bila terdapat edema paru-paru, gagal jantung kongestif ataupun
edema anasarka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. kardiotonika
8. lain-lain seperti antipiretika jika suhu 38,5°C, antibiotika jika ada indikasi,
analgetika, dan sebagainya Sudhaberata, 2001. b. Pengobatan obstetrik meliputi pengobatan pada tahap belum inpartu dan tahap
sudah inpartu. Tahap belum inpartu meliputi amniostomi atau oksitosin drip bila bishop score
8 setelah 3 menit terapi medisinal dan seksio sesarea bila terdapat kontraindikasi oksitosin drip atau selama 12 jam diberi oksitosin drip belum masuk
fase aktif. Tahap sudah inpartu meliputi kala I dan kala II. Pada kala I dilakukan seksio sesarea bila dalam 6 jam tidak masuk fase aktif atau dilakukan amniotomi
pada fase laten dan 6 jam kemudian bila pembukaan belum lengkap dilakukan seksio sesarea. Pada kala II untuk persalinan pervaginam, dilakukan partus buatan vakum
ekstraksi atau forcep ekstraksi. Untuk kehamilan 37 minggu, bila memungkinkan terminasi ditunda 2x24 jam untuk maturasi paru janin Sudhaberata, 2001.
Perawatan konservatif kehamilan preterm 37 minggu tanpa disertai tanda- tanda impending eklampsia, dengan keadaan janin baik. Perawatan tersebut terdiri
dari terapi MgSO
4
dan terapi lain sama seperti di atas. Perawatan konservatif dianggap gagal jika dalam waktu lebih dari 24 jam tidak ada perbaikan, harus
diterminasi atau jika sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan, diberikan MgSO
4
20 2 g secara i.v terlebih dahulu. Penderita pulang bila dalam 3 hari perawatan setelah penderita menunjukkan tanda-
tanda pre-eklampsia ringan dan keadaan penderita tetap baik dan stabil Sudhaberata, 2001.
B. Obat Antihipertensi