diperlukan untuk mempertahankan agar konsentrasi dalam darah menjadi konstan. Bila terjadi kekurangan kalsium, maka kalsium ibu hamil akan
dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Manifestasi yang terjadi akibat kalsium keluar dari otot
jantung adalah melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan stroke volume
, sehingga aliran darah akan menurun dan seterusnya mengakibatkan ischemia regio uteroplasenter, selain itu keluarnya kalsium dari otot
pembuluh darah akan menimbulkan kompensasi terjadinya vasokontriksi pembuluh darah akibatnya tekanan darah meningkat dan terjadi hipertensi
Manuaba, 2001. Dalam standar pendidikan obstetri dan ginekologi tersurat teori yang dianut yaitu
teori ischemia regio uteroplasenter dengan dukungan teori yang lainnya Manuaba, 2001.
4. Manifestasi klinik
Biasanya tanda–tanda
pre-eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat
badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre- eklampsia ringan tidak ditemukan gejala–gejala subjektif. Pada pre-eklampsia berat
didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual atau muntah. Gejala–gejala ini sering dikemukakan pada
pre-eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan
proteinuria bertambah banyak Wiknjosastro, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Diagnosis
Pada umumnya diagnosis pre-eklampsia didasarkan atas adanya dua dari tiga tanda utama yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria. Penambahan berat badan yang
berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari, tangan, dan muka. Tekanan darah
≥14090mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat Mansjoer dkk, 1999. Dahulu, kenaikan tekanan darah sistolik sebesar 30mmHg atau tekanan
diastolik meningkat 15mmHg walaupun nilai absolut tekanan darahnya dibawah 14090 mmHg merupakan salah satu kriteria diagnosis pre-eklampsia, tetapi menurut
The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy
, hal ini tidak lagi merupakan salah satu kriteria diagnosis, karena bukti klinis yang ada menunjukkan bahwa pasien pada kategori ini
tidak mengalami perburukan keadaan. Namun, penilaian para praktisi klinik menyatakan bahwa pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
sebesar 30mmHg atau tekanan diastolik meningkat 15mmHg perlu pengawasan yang ketat, khususnya jika terdapat protein urin dan nilai asam urat sama dengan atau
lebih besar dari 6mgdl Grifford, 2000. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85mmHg patut
dicurigai sebagai bakat pre-eklampsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3gL dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2,
atau kadar protein ≥1gL dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi
tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam Mansjoer dkk, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Sudhaberata 2001, pre-eklampsia dibagi menjadi 2 yaitu, pre- eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat. Kriteria diagnosis pre-eklampsia ringan
sebagai berikut ini.
a. Tekanan darah
≥140mmHg90mmHg b.
Edema tungkai, lengan atau wajah, atau kenaikan berat badan 1 kgminggu. c.
Proteinuria 0,3g24 jam atau plus 1-2. d.
Oliguria. Kriteria diagnosis pre-eklampsia berat yaitu apabila pada kehamilan lebih 20 minggu
didapatkan satu atau lebih tanda berikut ini. a.
Tekanan darah 160110mmHg diukur dalam keadaan relaks dan tidak dalam keadaan his.
b. Proteinuria 5g24 jam atau +4 pada pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria : urine 500 ml24 jam disertai kenaikan kreatinin plasma
d. Gangguan visus dan serebral
e. Nyeri epigastriumhipokondrium kanan.
f. Edema paru dan sianosis.
g. Gangguan pertumbuhan janin intrauterin.
h. Adanya sindrom HELLP Hemolysis, Elevated Liver enzyme, Low platelet
Count.
6. Pencegahan