Obat antihipertensi yang diberikan secara injeksi berguna untuk mempercepat penurunan tekanan darah, sedang penggunaan obat antihipertensi peroral berguna
untuk mengontrol tekanan darah secara bertahap Benowitz, 2001. Dari pengumpulan data diketahui bahwa penggunaan jenis obat antihipertensi
dengan cara pemberian sublingual yaitu nifedipin. Sublingual nifedipin digunakan pada kasus pre-eklampsia berat yang akut. Pemberian nifedipin dengan cara
sublingual bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dengan cepat, tetapi penggunaan nifedipin secara sublingual harus dengan pengawasan karena dapat
menyebabkan krisis hipotensi yang dapat membahayakan pasien. Pada penggunaan sublingual nifedipin tidak akan menimbulkan hipoperfusi plasenta, tetapi penelitian
tentang ini masih terbatas Rey, 1997. Menurut Lacy dkk 2003, penggunaan sublingual nifedipin sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan hipotensi krisis
dan gangguan pada janin.
4. Lama Perawatan
Lama perawatan adalah waktu antara pasien masuk hingga pasien keluar meninggalkan rumah sakit. Variasi lama perawatan dalam penelitian ini berkisar
antara 2-11 hari. Dari tabel V dapat dilihat bahwa lama perawatan pasien pre-eklampsia sangat
bervariasi, hal ini dipengaruhi kondisi pasien terkait tingkat keparahan penyakit, stabilnya tekanan darah, kondisi pasca bedah dan keinginan pribadi pasien atau
keluarga pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V. Distribusi Lama Perawatan Pasien Pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005
No Lama Perawatan hari
Jumlah Persentase
1 2 5
12,5 2 3
4 10,0
3 4 8
20,0 4 5
8 20,0
5 6
3 7,5
6 7 4
10,0 7
8 3
7,5 8
9 1
2,5 9
10 3
7,5 10
11 1
2,5 Total
40 100,0
Dari data tabel V dapat terlihat bahwa persentasi lama perawatan yang paling banyak yaitu selama 4 hari dan 5 hari sebesar masing-masing 20. Lama perawatan
tercepat adalah 2 hari 12,5 dengan 5 pasien dan lama perawatan terlama adalah 11 hari 2,5 dengan 1 pasien.
Menurut Sudhaberata 2001, pasien boleh pulang bila dalam 3 hari perawatan setelah pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia ringan dan
keadaan pasien tetap baik dan stabil.
5. Interaksi antara Obat Antihipertensi dengan Obat Antihipertensi Lainnya
Interaksi obat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan literatur, yaitu Drug Interaction Facts, Tatro 2001 dan Informatorium Obat
Nasional Indonesia, Depkes 2000. Pemberian dua atau lebih obat tersebut dapat saja menimbulkan kemungkinan terjadinya interaksi, meskipun interaksi tersebut
belum tentu merugikan. Interaksi yang mungkin terjadi dikelompokkan menjadi interaksi antara obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain.
Tabel VI. Distribusi Interaksi Jenis Obat Antihipertensi dengan Obat Antihipertensi Lainnya di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005 No
Jenis Obat Antihipertensi
Jenis Obat Antihipertensi
Jumlah Persentase
1. Metildopa Nifedipin
11 23,9
2. Metildopa Furosemid
6 13,0
3. Metildopa Terazosin
2 4,3
4. Metildopa Kaptopril
1 2,2
5. Metildopa Spironolakton
1 2,2
6. Nifedipin Furosemid
5 10,8
7. Nifedipin Klonidin
3 6,5
8. Nifedipin Kaptopril
1 2,2
9. Nifedipin Terazosin
2 4,3
10. Furosemid Kaptopril
1 2,2
11. Furosemid Klonidin
1 2,2
12. Furosemid Terazosin
1 2,2
13. Klonidin Kaptopril
1 2,2
14. Klonidin Terazosin
1 2,2
15. Kaptopril Terazosin
1 2,2
Jumlah
46 100
Tabel VII. Distribusi Interaksi dan Sifat Interaksi Obat Antihipertensi dengan Obat Antihipertensi Lainnya di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2005 No.
Jenis Obat Antihipertensi
Jenis Obat Antihipertensi
Sifat Interaksi
1. Metildopa Nifedipin Meningkatkan efek hipotensif
2. Metildopa Furosemid Meningkatkan efek hipotensif
3. Metildopa Terazosin Meningkatkan efek hipotensif
4. Metildopa Kaptopril Meningkatkan efek hipotensif
5. Metildopa Spironolakton Meningkatkan efek hipotensif
6. Nifedipin Furosemid Meningkatkan efek hipotensif
7. Nifedipin Klonidin Meningkatkan efek hipotensif
8. Nifedipin Kaptopril Meningkatkan efek hipotensif
9. Nifedipin
Terazosin Meningkatkan efek hipotensif dan
bisa ekstrim 10.
Furosemid Kaptopril
Meningkatkan efek hipotensif dan bisa ekstrim
11. Furosemid Klonidin Meningkatkan efek hipotensif
12. Furosemid
Terazosin Meningkatkan efek hipotensif dan
bisa ekstrim 13. Klonidin
Kaptopril Meningkatkan efek hipotensif 14. Klonidin
Terazosin Meningkatkan efek hipotensif 15. Kaptopril
Terazosin Meningkatkan efek hipotensif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari data tabel VI dapat kita ketahui bahwa interaksi paling banyak adalah interaksi antara metildopa dengan nifedipin sebesar 23,9. Interaksi metildopa
dengan furosemid sebesar 13 dan interaksi nifedipin dengan furosemid sebesar 10,8. Interaksi nifedipin dengan klonidin sebesar 6,5. Interaksi metildopa dengan
terazosin dan nifedipin dengan terazosin masing-masing sebesar 4,3. Interaksi metildopa dengan kaptopril, metildopa dengan spironolakton, nifedipin dengan
kaptopril, furosemid dengan kaptopril, furosemid dengan klonidin, furosemid dengan terazosin, klonidin dengan kaptopril, klonidin dengan terazosin, dan kaptopril dengan
terazosin masing-masing sebesar 2,2. Potensial interaksi yang mungkin terjadi antara obat antihipertensi dengan
obat antihipertensi lainnya menurut Tatro 2001 dan Anonim 2000 adalah interaksi furosemid dengan kaptopril, nifedipin dengan terazosin dan interaksi furosemid
dengan terazosin. Potensial interaksi ini terjadi pada 2 pasien dari total sampel 40 pasien.
a. Metildopa dengan nifedipin Interaksi yang terjadi antara metildopa dengan nifedipin akan meningkatkan
efek hipotensif dari metildopa. Kombinasi obat ini menghasilkan interaksi yang menguntungkan Anonim, 2000.
b. Metildopa dengan furosemid Interaksi yang terjadi adalah meningkatkan efek hipotensif dari metildopa.
Kombinasi obat ini menghasilkan interaksi yang menguntungkan Anonim, 2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Metildopa dengan terazosin Interaksi yang terjadi adalah meningkatkan efek hipotensif dari metildopa dan
menguntungkan Anonim, 2000. d. Metildopa dengan kaptopril
Interaksi yang terjadi menguntungkan karena kombinasi ini meningkatkan efek hipotensif Anonim, 2000.
e. Metildopa dengan spironolakton Interaksi yang terjadi adalah meningkatkan efek hipotensif Anonim, 2000.
f. Nifedipin dengan furosemid Interaksi yang terjadi adalah meningkatkan efek hipotensif dan
menguntungkan Anonim, 2000. g. Nifedipin dengan klonidin.
Interaksi nifedipin dengan klonidin akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara nifedipin dengan klonidin dalam
penelitian ini sebesar 6,5. h. Nifedipin dengan kaptopril
Interaksi nifedipin dengan kaptopril akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara nifedipin dengan kaptopril dalam
penelitian ini sebesar 2,2. i. Nifedipin dengan terazosin
Interaksi nifedipin dengan terazosin akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini dan bisa ekstrim pada dosis pertama terazosin. Pemberian obat ini secara
bersamaan harus memperhatikan pengaturan dosis pertama untuk terazosin karena obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama dan dapat
menyebabkan kolaps karena hipotensi Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara nifedipin dengan terazosin dalam penelitian ini sebesar 4,3.
j. Furosemid dengan kaptopril Interaksi furosemid dengan kaptopril dapat menyebabkan meningkatnya efek
hipotensif dan bisa ekstrim sehingga dosis kaptopril harus dikurangi bila diberikan bersama furosemid Anonim, 2000. Kaptopril dapat menurunkan efek dari
furosemid, mungkin karena penghambatan produksi angiotensin II oleh kaptopril. Pasien yang diberikan kaptopril dan furosemid secara bersamaan perlu dipantau
jumlah cairan tubuh dan berat badannya Tatro, 2001. Persentasi interaksi antara furosemid dengan kaptopril dalam penelitian ini sebesar 2,2.
k. Furosemid dengan klonidin Interaksi furosemid dengan klonidin akan meningkatkan efek hipotensif dari
obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara furosemid dengan klonidin dalam penelitian ini sebesar 2,2.
l. Furosemid dengan terazosin Interaksi furosemid dengan terazosin akan meningkatkan efek hipotensif dari
obat ini dan bisa ekstrim pada dosis pertama terazosin. Terazosin menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama dan dapat menyebabkan kolaps
karena hipotensi sehingga pemberian furosemid bersama terazosin harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan pengaturan dosis pertama untuk terazosin Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara furosemid dengan terazosin dalam penelitian ini sebesar
2,2. m. Klonidin dengan kaptopril
Interaksi klonidin dengan kaptopril akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara klonidin dengan kaptopril dalam
penelitian ini sebesar 2,2. n. Klonidin dengan terazosin
Interaksi klonidin dengan terazosin akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara klonidin dengan terazosin dalam
penelitian ini sebesar 2,2. o. Kaptopril dengan terazosin
Interaksi kaptopril dengan terazosin akan meningkatkan efek hipotensif dari obat ini Anonim, 2000. Persentasi interaksi antara kaptopril dengan terazosin
dalam penelitian ini sebesar 2,2. Dari pengumpulan data diketahui bahwa terdapat interaksi antar golongan
yang sama yaitu interaksi antara metildopa dengan klonidin, nifedipin dengan nifedipin, nifedipin dengan amlodipin besilat, dan interaksi antara furosemid dengan
spironolakton. Interaksi-interaksi tersebut hanya terjadi sesaat karena pemberian klonidin, nifedipin, amlodipin besilat, dan spironolakton hanya diberikan sekali saja.
C. Rangkuman Hasil dan Pembahasan