Contoh obat yang termasuk antagonis reseptor angiotensin II yaitu losartan kalium dan valsartan.
C. Pengobatan Rasional
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman dan juga tidak ekonomis atau yang lebih populer dengan istilah tidak rasional, saat ini telah menjadi
masalah tersendiri dalam pelayanan kesehatan Anonim, 2000. Penggunaan obat dikatakan tidak tepat jika risiko yang mungkin terjadi tidak
imbang dengan manfaat yang diperoleh dari tindakan memberikan suatu obat. Penggunaan obat dapat dinilai tidak rasional jika:
1. indikasi penggunaan tidak jelas atau keliru.
2. pemilihan obat tidak tepat artinya obat yang dipilih bukan obat yang terbukti
paling bermanfaat, paling aman, paling sesuai, dan paling ekonomis. 3.
cara penggunaan obat tidak tepat, mencakup besarnya dosis, cara pemberian, frekuensi pemberian, dan lama pemberian.
4. kondisi dan riwayat pasien tidak dinilai secara cermat, apakah ada keadaan–
keadaan yang tidak memungkinkan penggunaan suatu obat, atau mengharuskan penyesuaian dosis atau keadaan yang akan meningkatkan
risiko efek samping obat. 5.
pemberian obat tidak disertai dengan penjelasan yang sesuai kepada pasien atau keluarganya.
6. pengaruh pemberian obat, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan,
tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak dilakukan pemantauan secara langsung atau tidak langsung Anonim, 2000.
Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional dapat dilihat dari berbagai segi. Selain pemborosan dari segi ekonomi, pola penggunaan obat yang
tidak rasional dapat berakibat menurunnya mutu pelayanan pengobatan, misalnya meningkatnya efek samping obat, meningkatnya kegagalan pengobatan,
meningkatnya resistensi antimikroba dan sebagainya. Adapun langkah–langkah yang dilakukan untuk mencapai pengobatan yang
rasional yaitu sebagai berikut ini. 1.
Ketika pasien berhadapan dengan dokter, seharusnya dilakukan proses konsultasi secara lengkap untuk menentukan atau memperkirakan diagnosis
dan memberikan tindakan terapi setepat mungkin. Komunikasi antara dokter dengan pasien memegang peranan penting dalam farmakoterapi.
2. Pemberian obat harus tepat indikasi
3. Penilaian kondisi pasien harus tepat
4. Pemilihan obat tepat, yakni obat yang efektif, aman, ekonomis dan sesuai
dengan kondisi pasien. 5.
Memberikan informasi untuk pasien atau keluarga pasien secara tepat. Unsur–unsur informasi yang perlu dikomunikasikan kepada pasien atau
keluarga pasien mencakup informasi tentang penyakit, informasi tentang penanganan penyakit, informasi tentang obat yang sedang digunakan, pesan
untuk meningkatkan kepercayaan pasien, dan informasi tentang pemeriksaan lanjut seperti kapan harus periksa lagi, pemeriksaan tambahan yang
diperlukan, dan apa yang harus dilakukan jika muncul gejala yang tidak diinginkan.
6. Mengevaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara tepat Anonim, 2000.
D. Interaksi Obat