27 cost yang baru pada saat BPDU masuk ke switch, bukan saat
keluar. Setelah menambah root path cost, sebuah switch juga menyimpan
nilai ke dalam memory. Ketika sebuah BPDU diterima pada port lain dan root path cost lebih kecil daripada yang terdapat di memory, maka root
path cost yang lebih kecil inilah yang menjadi root path cost yang baru. Sebagai tambahan, cost yang lebih kecil tersebut memberitahu kepada
switch bahwa jalur untuk menuju root bridge lebih baik melalui port ini daripada port lain. Sehingga switch tersebut saat ini telah tahu port mana
yang memiliki jalur paling baik untuk menuju ke root bridge, yakni root port.
2.8.3. Memilih Designated Port
Titik awal, atau reference point telah teridentifikasi, dan masing- masing switch
telah ”terhubung” dengan reference point tersebut melalui sebuah link yang memiliki jalur terbaik. Sebuah struktur tree sudah mulai
terbentuk, namun hanya link yang diidentifikasi saat ini, seluruh link masih terhubung dan masih aktif, dapat menimbulkan bridging loop.
Untuk menghilangkan kemungkinan dari bridging loop, STP membuat sebuah final computation untuk mengidentifikasi sebuah
designated port setiap network segment. Dimana diasumsikan terdapat dua atau lebih switch terhubung kepada sebuah network segment. Jika sebuah
frame terlihat di segment tersebut, maka seluruh bridge yang menerima akan melakukan forward ke tujuan. Peristiwa seperti inilah yang
memungkinkan terjadinya sebuah bridging loop dan harus dihindari. Seharusnya hanya satu link pada sebuah segmen yang dapat
melakukan forward traffic menuju dan dari segmen tersebut, link tersebut yang disebut sebagai designated port. Switch memilihsebuah designated
port berdasarkan pada hasil kumulatif root path cost menuju ke root bridge terendah. Contohnya, sebuah switch memiliki nilai tentang root
28 path cost miliknya, lalu diumumkan kedalam BPDU. Jika sebuah
neighboring switch dalam sebuah shared LAN segmen mengirim sebuah BPDU yang berisi sebuah root path cost yang lebih rendah, maka neighbor
tersebut yang akan memiliki designated port. Seluruh proses STP dilakukan hanya untuk mengidentifikasi bridge
dan port. Seluruh port masih aktif, dan bridging loop masih tetap menghantui jaringan. STP memiliki beberapa status untuk setiap port yang
harus dilalui, selain dari tipe atau identifikasi. Status tersebut secara aktif mencegah loop dan akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
Jika dalam sebuah switch terdapat dua atau lebih link yang memiliki root path cost identik. Ini akan membuat sebuah tie condition. Maka STP
membuat pemecahan secara sequence dalam empat kondisi: Root bridge ID terendah
Root path cost menuju root bridge terendah Sender bridge ID terendah
Sender port ID terendah Gambar 2.6 menunjukan contoh dari designated port selection.
29 Gambar 2.10. Contoh Designated Port Selection.
Ketiga switch tersebut telah memilih designated port karena beberapa alasan:
Catalyst A: Karena switch tersebut adalah root bridge,
seluruh active port milik switch tersebut adalah designated port, secara definitif. Pada root bridge, root path cost
masing-masing port adalah 0.
Catalyst B: Catalyst A port 11 adalah designated port untuk
segmen A-B karena memiliki root path cost terendah 0. Catalyst B port 12 adalah designated port untuk segmen B-
C. Root path cost untuk masing-masing akhir segmen adalah 19, terlihat dari BPDU yang diterima pada port 11. Karena
root path cost yang sama pada kedua port, maka designated
30 port harus dipilih dengan kriteria lanjut, sender bridge ID
terendah. Ketika Catalyst B mengirim sebuah BPDU kepada Catalyst C, MAC address yang tercantum didalam bridge ID
lebih rendah. Catalyst C juga mengirim BPDU kepada Catalyst B, dengan bridge ID lebih tinggi. Maka Catalyst B
port 12 terpilih menjadi designated port di segmen B-C.
Catalyst C: Port 12 dari Catalyst C bukanlah root port
maupun designated port. Sehingga seluruh port yang tidak termasuk root maupun designated port akan menuju Blocking
state. Saat inilah, bridging loop telah hilang.
2.8.4. Spanning Tree Protocol Port States