Uji Iritasi Krim Ekstrak Tomat

Gambar 16. Kurva validasi krim ekstrak tomat Pada gambar 16, dapat dilihat bahwa range viskositas 150 d.Pa.s maupun range ukuran droplet 30 μm keduanya berada di luar area optimum. Hal ini menunjukkan bahwa hasil optimasi yang diperoleh tidak dapat dipergunakan. Walaupun memang respon viskositas dan ukuran droplet formula X masuk dalam range yang diperbolehkan, namun dikarenakan range batas yang dikehendaki berada di luar area optimum menyebabkan area optimum yang diperoleh menjadi tidak valid. Hal ini diduga disebabkan karena persamaan viskositas dan ukuran droplet memiliki Standard Error SE yang cukup besar.

H. Uji Iritasi Krim Ekstrak Tomat

Uji iritasi ini dilakukan untuk mengetahui keamanan formula krim ekstrak tomat. Uji iritasi ini dilakukan dengan menggunakan metode Hen’s Egg Test Chorioallantoic Membrane HET-CAM. Prinsip dari pengujian ini adalah reaksi perdarahan hemorrhage, lisis lysis, dan koagulasi coagulation pada Chorioallantoic Membrane akibat adanya pemaparan sampel uji hingga 5 menit pengamatan. Metode ini digunakan untuk menggantikan uji iritasi metode Draize yang kontroversial karena menggunakan hewan uji kelinci. Keunggulan dari metode HET-CAM dibandingkan dengan metode Draize adalah murah, cepat, dan tidak menggunakan hewan uji. Tujuan penggunaan NaCl 0,9 sebagai kontrol negatif adalah membuktikan bahwa NaCl 0,9 yang sering disebut sebagai garam fisiologis tidak mengiritasi CAM. Tujuan penggunaan NaOH 0,1N sebagai kontrol positif adalah membuktikan bahwa NaOH 0,1N dapat mengiritasi CAM. Kulit memiliki rentang pH antara 5 dan 6,5. Dijelaskan pula bahwa pH sediaan dapat juga berpotensi menimbulkan iritasi, sehingga sediaan ini harus diformulasikan pada rentang pH tersebut Heather dan Adam, 2012. Larutan NaOH 0,1N yang bersifat basa secara teoretis mampu mengiritasi kulit. Contoh gambar bagaimana respon perdarahan, lisis, dan koagulasi pada CAM dapat dilihat pada gambar 17. Gambar 17. Pengujian iritasi larutan NaOH 0,1N pada CAM Pada gambar 17, dapat dilihat bahwa perdarahan ditunjukkan ketika pertama kalinya darah merembes keluar dari pembuluh darah. Kemudian, lisis dapat ditunjukkan dengan keluarnya darah akibat pecahnya pembuluh darah. Sementara, koagulasi tidak dapat ditunjukkan karena dalam penelitian ini tidak ditemukan koagulasi bahkan ketika menggunakan kontrol positif. Hal ini dapat dikarenakan proses koagulasi tidak dapat teramati oleh mata telanjang karena tidak terjadi dalam skala besar. Hasil dari uji iritasi krim ekstrak tomat menggunakan metode HET-CAM dapat dilihat pada tabel XXIII. Tabel XXIII. Indeks iritasi krim ekstrak tomat dengan metode HET-CAM Jenis perlakuan Indeks iritasi Keterangan Kontrol negatif 0 ±0 Tidak mengiritasi Kontrol positif 9,1 ±0,6 Sangat mengiritasi F1 0 ±0 Tidak mengiritasi Fa 0 ±0 Tidak mengiritasi Fb 0 ±0 Tidak mengiritasi Fab 0 ±0 Tidak mengiritasi Berdasarkan tabel XXIII, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim ekstrak tomat untuk semua formula tidak menimbulkan iritasi. Kontrol positif berupa larutan NaOH 0,1N bersifat sangat mengiritasi. Kontrol negatif berupa larutan NaCl 0,9 bersifat tidak mengiritasi. Pada akhirnya, sediaan krim ekstrak tomat ini diharapkan aman untuk digunakan. Salah satu kelemahan utama dari metode HET-CAM ini adalah subjektivitas dari pengamatan. Cukup sulit untuk mengamati terjadinya perdarahan, lisis, maupun koagulasi dengan akurat. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan pengamatan lebih akurat pada pembuluh darah menggunakan mikroskop maupun pengamatan menggunakan suatu perangkat lunak khusus. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tween 80 sebagai surfaktan merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi sifat fisis dalam penelitian ini yaitu viskositas dari krim ekstrak tomat. 2. Dapat ditemukan area komposisi optimum Tween 80 dan PEG 6000 dalam formula krim ekstrak tomat, namun area komposisi optimum tersebut tidak valid.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pencarian maupun modifikasi metode ekstraksi buah tomat yang lebih baik. 2. Perlu dicermati terlebih dahulu sebelum melakukan validasi formula apakah hasil yang diperoleh benar-benar layak divalidasi atau tidak. 3. Perlu dilakukan uji efek antioksidan dari sediaan krim ekstrak tomat.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dengan aplikasi desain faktorial.

2 9 111

Pengaruh SPAN 80 dan TWEEN 80 sebagai surfaktan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis emulsi ekstrak etanol biji kluwak dengan aplikasi desain faktorial.

2 56 145

Pengaruh texapon® n70 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial.

2 37 139

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial.

0 3 120

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Pengaruh texapon® n70 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial

1 23 137

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial

1 3 118

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial

8 63 110

Efek span 80 dan tween 80 sebagai emulgator terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) : apikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 150

Pengaruh Texapon® N70 sebagai Surfaktan dan PEG 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat buah tomat dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 115