Keterangan : Y
= respon hasil atau sifat yang diamati, yaitu kekerasan sabun dan kemampuan membentuk busa sabun
XA, XB = level faktor A, level faktor B
b0,b1,b2,b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan. Dari persamaan 1 dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot
suatu respon tertentu yang sangat berguna dalam memilih komposisi campuran yang optimum Bolton, 1997. Untuk mengetahui besarnya efek masing-masing
faktor, maupun efek interaksinya dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah.
Konsep perhitungan efek menurut Bolton 1997 sebagai berikut: Efek faktor A =
{ } { }
...............................................................................2 Efek faktor B =
{ } { }
...............................................................................3 Efek interaksi =
{ } { }
...............................................................................4 Desain faktorial dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari dua atau
lebih faktor dalam waktu yang bersamaan. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-
masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor Muth, 1999.
J. Landasan Teori
Tomat adalah salah satu jenis buah yang populer di masyarakat. Sehari- hari orang mengonsumsi tomat dalam berbagai bentuk sajian. Tomat dikenal
sebagai buah yang kaya akan vitamin A dan vitamin C. Dewasa ini, tomat diketahui sebagai sumber utama likopen, suatu komponen aktif yang berperan
sebagai antioksidan Siagian, 2005. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah radikal bebas
yang masuk dalam tubuh adalah dengan menggunakan sediaan atau produk yang mengandung antioksidan. Karotenoid merupakan senyawa yang memiliki efek
antioksidan dan dapat digunakan secara topikal. Kemampuan untuk menetralkan reative oxygen species
ROS berbeda-beda untuk setiap jenis karotenoid. Likopen yang merupakan salah satu jenis karotenoid diketahui memiliki daya
antioksidan yang paling besar Andreassi dkk, 2004. Krim tipe MA vanishing cream adalah suatu krim yang dibuat dengan
mendispersikan komponen minyak ke dalam komponen air, sifatnya mudah dicuci dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan
peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit Aulton, 2002.
Tween 80 digunakan secara luas pada kosmetik sebagai emulsifying agent. Tween 80 adalah jenis emulsifying agent yang bersifat hidrofil, yakni dengan
HLB Hydrophilic Lipophilic Balance sebesar 15. Tween 80 merupakan salah satu emulsifying agent non ionik. Emulsifying agent nonionik ini memiliki
toksisitas dan iritasi yang rendah Rowe dkk, 2009. PEG sering digunakan sebagai bahan dasar dalam formulasi pada sediaan
parenteral, topikal, optalmik, oral, dan rektal. PEG bersifat stabil di udara dan tidak mengiritasi kulit. PEG merupakan bahan larut air dan mudah dihilangkan
dari kulit hanya dengan pencucian, sehingga banyak digunakan sebagai basis salep Rowe dkk, 2009.
Pengaruh Tween 80 dan PEG 6000 terhadap sifat fisis dapat dilihat dengan menggunakan desain faktorial. Metode desain faktorial mampu menjelaskan efek
masing-masing faktor yang berbeda-beda beserta interaksinya pada suatu penelitian, pada waktu yang sama. Melalui metode ini dapat diketahui efek
dominan yang menentukan sifat fisis krim ekstrak tomat dan daerah komposisi Tween 80 dengan PEG 6000 yang optimum.
K. Hipotesis