4. Uji daya sebar
Daya sebar merupakan karakteristik yang penting dari bentuk sediaan topikal dan bertanggungjawab terhadap penghantaran obat ke tempat aksi,
kemudahan penggunaan, ekstrudabilitas dari kemasan dan yang paling penting, penerimaan oleh pasien Garg dkk, 2002. Oleh karena itu, daya sebar menjadi
salah satu sifat fisis yang penting untuk diuji. Hasil dari uji daya sebar krim ekstrak tomat pada 48 jam setelah pembuatan dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Daya sebar x
± SD krim esktrak tomat setelah 48 jam Formula
48 jam cm
F1 5,53 ±0,42
Fa 3,43 ±0,97
Fb 3,93 ±0,21
Fab 5,23 ±0,25
Berdasarkan tabel VIII, dapat dilihat bahwa krim ekstrak tomat menghasilkan respon daya sebar yang berbeda-beda tiap formula. Daya sebar tertinggi dimiliki
oleh formula 1 F1 dan daya sebar terendah dimiliki formula a Fa. Krim diharapkan memiliki rentang daya sebar 5-7 cm Garg dkk, 2002. Dengan
demikian, hanya formula 1 F1 dan formula ab Fab yang dapat dikatakan memenuhi rentang daya sebar yang diharapkan. Sedangkan, formula a Fa dan
formula b Fb tidak memenuhi kriteria daya sebar.
5. Uji viskositas
Sebagian besar sediaan semi solid yang diaplikasikan untuk kulit, viskositas biasanya digunakan untuk melihat sifat alir, karena viskositas dari suatu
produk dapat mengindikasikan perubahan stabilitas fisik dari produk tersebut Heather dan Adam, 2012.
Pengamatan viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan krim. Hal ini dimaksudkan agar krim sudah membentuk sistem yang stabil, yakni tidak
terpengaruh oleh suhu maupun pengadukan saat pembuatan. Pengukuran viskositas juga dilakukan kembali setelah 28 hari penyimpanan dan pada setiap
minggunya untuk melihat profil viskositas dan pergeseran viskositasnya. Hasil pengamatan viskositas krim ekstrak tomat setiap minggu dapat dilihat pada tabel
IX.
Tabel IX. Viskositas x ± SD krim esktrak tomat pada 48 jam, 7 hari, 14
hari, 21 hari, 28 hari setelah pembuatan Formula
48 jam d.Pa.s
7 hari d.Pa.s
14 hari d.Pa.s
21 hari d.Pa.s
28 hari d.Pa.s
F1 105,0 ±15,0
105,0 ±5,0 100,0 ±10,0
78,3 ±10,4 75,0 ±5,0
Fa 135,0 ±30,0 140,0 ±31,2 136,7 ±15,3 150,0 ±10,0 138,3 ±12,6
Fb 125,0 ±22,9 128,3 ±18,9
111,7 ±7,6 108,3 ±10,4
96,7 ±15,3 Fab
195,0 ±15,3 183,3 ±10,4 175,0 ±5,0
178,3 ±7,6 158,3 ±7,6
Grafik viskositas krim tiap formula yang diukur setiap minggu untuk melihat pergeseran viskositasnya dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Grafik viskositas krim tiap minggu
50 100
150 200
250
1 2
3 4
5 Vi
sk o
si ta
s d
.P a
.s
Lama penyimpanan minggu
Grafik Perubahan Viskositas
F1 Fa
Fb Fab
Pada gambar 11, terlihat bahwa viskositas tiap formula memiliki kecenderungan untuk menurun hingga lama penyimpanan 28 hari. Hal ini membuktikan bahwa
terjadi pergeseran viskositas dari masing-masing formula. Hasil pengamatan viskositas pada 48 jam dibandingkan dengan viskositas pada 28 hari penyimpanan
kemudian dihitung persen pergeseran viskositas masing- masing formula . Hasil dapat dilihat pada tabel X. Instabilitas dari sediaan krim dapat dipengaruhi oleh
perubahan suhu tempat penyimpanan.
Tabel X. Pergeseran viskositas x ± SD krim ekstrak tomat
Formula Viskositas setelah 48 jam penyimpanan
d.Pa.s Viskositas setelah 28
hari penyimpanan d.Pa.s
Pergeseran viskositas
F1 105,0 ±15,0
75,0 ±5,0 28,6
Fa 135,0 ±30,0
138,3 ±12,6 2,5
Fb 125,0 ±22,9
96,7 ±15,3 22,7
Fab 195,0 ±15,0
158,3 ±7,6 18,8
Berdasarkan tabel X, masing-masing formula memang mengalami pergeseran viskositas yang berbeda-beda besarnya.
Pergeseran viskositas yang terjadi pada formula 1 F1, formula b Fb, dan formula ab Fab tergolong cukup besar. Hal
ini menandakan bahwa formula modifikasi yang dilakukan oleh peneliti kurang reprodusibel dikarenakan faktor-faktor pengacau tak terkendali. Beberapa contoh
faktor pengacau tak terkendali tersebut adalah proses saponifikasi asam stearat oleh alkali, perubahan suhu maupun kelembaban ruangan tempat menyimpan
krim ekstrak tomat.
6. Uji ukuran droplet