52
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan 25,8 terhadap kemampuan memahami siswa, yaitu ditunjukkan
dengan harga r = 0,50, t35 = -3,49 , dan metode ceramah sebesar
2,16 yang menunjukkan harga r = 0,15, t35 = -0,881, = 0,02.
4.1.2.5. Uji Retensi Pengaruh
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji beda posttest I dengan uji beda posttest II untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan setelah 2 bulan.
Dari penghitungan data normalitas diperoleh hasil distribusi data normal untuk data posttest II variabel memahami, yaitu dengan nilai Sig 2-tailed sebesar 0,570
untuk kelompok kontrol dan 0,550 untuk kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui retensi pengaruh suatu perlakuan adalah paired
samples t-test karena data yang digunakan memiliki distribusi data normal. Hipotesis yang digunakan pada analisis statistik ini adalah:
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara
skor posttest I dengan posttest II. H
i
:Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor
posttest I ke posttest II. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika harga Sig 2-tailed 0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata
lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II.
2. Jika harga Sig 2-tailed 0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan
kata lain tidak ada penurunan yang signifikan antara posttest I dan posttest II. Hasil analisis statistik perbandingan posttest I dan posttest II baik kelompok
kontrol maupun eksperimen dengan tingkat kepercayaan 95 dapat dilihat pada tabel di bawah ini lampiran 12e:
53
Tabel 22: Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami
No Kelompok
Test Penurunan
Signifikansi Keputusan
Posttest 1
Posttest II
1 Kontrol
2,33 2,17
-6,87 0,147
Tidak berbeda 2
Eksperimen 2,76
2,26 -18,12
0,000 Berbeda
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah tidak mengalami penurunan yang signifikan dari
skor posttest Ike posttest II. Hal ini ditunjukkan dengan harga M = 0,16, SE = 0,10, Sig 2-tailed = 0,147, t35 = 1,48. Sedangkan untuk kelompok eksperimen
yang menggunakan metode inkuiri justru mengalami penurunan yang signifikan dengan harga M = 0,50, SE = 0,12, Sig 2-tailed = 0,00, t35 = 4,24. Persentase
penurunan untuk yaitu 6,87 untuk kelompok kontrol dan 18,12 untuk kelompok eksperimen.
Kelima langkah
tersebut dapat
diringkas dalam
grafik yang
memperlihatkan skor pretest hingga posttest II.
Gambar 14 : Grafik Skor Pretest hingga Posttest Kemampuan Memahami
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kemampuan Mengingat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga
Sig. 2-tailed sebesar 0,21 atau 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan posttest kelompok eksperimen.
54
Selain itu grafik kemampuan mengingat juga menunjukkan tidak ada kenaikan secara signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen,
namun untuk kelompok kontrol justru sebaliknya, grafik menunjukkan peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Penggunaan metode
inkuiri yang dikatakan cocok untuk anak usia SD karena anak dapat mengalami langsung ternyata ditolak oleh hasil penelitian aspek mengingat. Dengan kata lain,
pada penelitian ini metode inkuiri tidak dapat meningkatkan kemampuan mengingat.
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab, salah satunya adalah langkah-langkah pembelajaran yang membuat anak bingung. Terutama
ketika anak harus membuat rumusan masalah, hipotesis, dan menjawab hipotesis tersebut. Anak belum pernah mengalami pembelajaran dengan metode inkuiri,
sehingga masih merasa kebingungan. Selain itu, dimungkinkan siswa kurang maksimal dalam melakukan kegiatan inkuiri yang berkaitan dengan aspek
mengingat. Hal ini diperlihatkan dari pengamatan peneliti terhadap satu anak dalam inkuiri mengenai pengungkit, anak tersebut tidak segera mengerjakan apa
yang semestinya dikerjakan, justru anak tersebut mengamati alat-alat yang disediakan dan alat tersebut digunakan untuk bermain-main.
Analisis data pada kemampuan mengingat ini dilakuukan dengan cara menguji perbandingan skor pretest , selanjutnya menguji perbedaan pretest ke
posttest, dan uji selisih skor. Untuk memperkuat penghitungan dilakukan uji besar pengaruh dan retensi pengaruh perlakuan.
4.2.2. Kemampuan Memahami
Sama halnya dengan kemampuan mengingat. Hasil penelitian untuk kemampuan memahami menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh metode inkuiri
terhadap kemampuan memahami siswa. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig.2- tailed = 0,073 atau 0,05. Grafik skor kemampuan memahami juga
menunjukkan data yang sama, yaitu tidak ada kenaikan skor pretest ke posttest secara signifikan. Hasil penelitian menolak hipotesis penelitian.