Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: MARITA RAHAYU

091134015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakkan, dan bertekunlah dalam doa. Roma 12:12.

There are so many people out there who will tell you that you can’t. What you’ve got to do is turn around and say “watch me.”

-unknown-

No one is born to lose. Everyone is born to win. And the biggest difference that separates the one from the other is the

willingness to learn, to change, and to growth. -Yulikuspartono-

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkahku, serta mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. 2. Bunda Maria perantara segala rahmat.

3. Kedua orangtua, Kakak dan Adikku yang selalu memberikan semangat dan banyak dukungan.

4. Semua sahabat yang selalu memberikan banyak dukungan dan bantuan.


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

Rahayu, Marita. 2013. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius

Sorowajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan mengingat, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan 1) mengaplikasi dan 2) menganalisis pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe

non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Sample terdiri dari kelas VA sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 36 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan mengaplikasi dan satu soal essai untuk kemampuan menganalisis. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest, kemudian diolah menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Ada beberapa tahapan dalam pengujian, antara lain: 1) uji perbedaan pretest, 2) uji kenaikan skor pretest ke posttest, 3) uji selisih skor posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji beda posttest I dan posttest II baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Sig. (2-tailed) sebesar 0,008 atau (p < 0,05) dengan nilai M = 0,58, SE = 0,11

untuk kelompok eksperimen dan M = 0,07, SE = 0,15 untuk kelompok kontrol. 2) metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

menganalisis. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,294 atau

(p > 0,05) dengan nilai M = 0,26, SE = 0,13 untuk kelompok eksperimen dan nilai


(8)

viii ABSTRACT

Rahayu, Marita. 2013. The effect of using inquiry method on the application and analyze ability on science in 5th grade Kanisius Sorowajan Yogyakarta Elementary School. Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Key word: inquiry, ability to apply, ability to remember, science subject.

This research aim to determine the effect of using inquiry method in science subject at part simple machine toward the ability to apply and to analyze at 5th grade student at Kanisius Sorowajan Elementary School Yogyakarta at 2012/2013 academic year.

The type of research that use in this study is quasi-experimental and the type is non-equivalent control group design. The population of this research are students in 5th grade in Kanisius Sorowajan Yogyakarta elementary School. The sample divided into 36 students at class V A as experimental class and 36 students at class V B as control class. The research instrument consist of two essay, the first for ability to apply and the second for ability to analyze. The data collect by give the student tasks to fill the essay (pretest and posttest). The data processing in this research using IBM SPSS statistics 20 for Windows. There are some test to get the main purpose of this research: 1) test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) different test posttest I and posttest II both the control group and the experimental group.

The result showed that 1) the method of inquiry significantly affects the ability to apply. This indicated by the sig. (2-tailed) that show value 0,008 or (p < 0,05) with M = 0,58, and SE = 0,11 for experimental group, and M = 0,07, SE = 0,15 for control group. 2) the method of inquiry does not significantly affects the ability to analize. This indicated by the sig. (2-tailed) that show value 0,294 or (p > 0,05) with M = 0,26 and SE = 0,13 for experimental group, and M = 0,07, SE = 0,12 for control group.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu. Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap

Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal peyusunan hingga selesai.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.

5. Brigitta Erlita Tri A., S.Psi., M.Psi., selaku dosen penguji III yang telah banyak memberikan masukkan dan saran untuk skripsi ini.

6. B. Suwardi, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

7. Yanuar Setyarso, S.Pd., selaku guru mitra SD peneliti yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 8. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang telah

bekerjasama dan bersedia menjadi subjek peneltian sehingga penelitian berjalan lancar.


(10)

x

9. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.

10.Kedua orangtua terkasih, Stepanus Tukimin dan Yosepine Sukiyem yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

11.Adik dan Kakak terkasih, Fx. Selamet Waluyo dan Eko Hadi Susanto atas semangat, motivasi dan doanya.

12.Sahabat terkasih, Freddy N. Wetty atas motivasi, dukungan dan doanya. 13.Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA (Era, Santi, Ika, Dita, Ica,

Yuni, Berek, Shiro, Pram, Erming, Ulin, Lia, Danang, Sri) yang memberi banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya skripsi ini.

14.Teman-teman kos Sang Lebun I (Dita, Esti, Tina, Cathrine, Wulan, Mbak Danik, Denok, Mbak Ratih, Mbak Desi, Mbak Hesti, Mbak Nia & Anik) yang telah memberikan semangat dan dukungan selama kuliah. Terima kasih atas kebersaannya selama ini sehingga penulis merasa menemukan keluarga baru di Yogyakarta.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Namun, penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.


(11)

xi DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ... 5

2.1Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori-teori yang relevan ... 5

2.1.1.1Metode Inkuiri ... 5

2.1.1.2Proses Kognitif ... 13

2.1.1.3Ilmu Pengetahuan Alam ... 16

2.1.1.4Materi Pesawat Sederhana ... 16

2.2Hasil Penelitian Sebelumnya ... 21

2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Inkuiri ... 21

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan kognitif ... 23

2.2.3 Literature Map ... 25

2.3Kerangka Berpikir ... 25

2.4Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Pengambilan Data ... 30

3.3Populasi dan Sampel ... 31

3.4 Variabel Penelitian ... 31

3.5 Definisi Operasional ... 32

3.6 Instrumen Penelitian ... 33

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Uji Normalitas ... 38


(12)

xii

3.9.2.1Menguji Perbedaan Skor Pretest ... 38

3.9.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest Dan Posttest ... 39

3.9.2.3Uji Perbedaan Skor Pretest Dan Posttest ... 39

3.9.2.4Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri ... 39

3.9.2.5Retensi pengaruh metode inkuiri ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 41

4.1.1.1Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 44

4.1.1.2Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi .. 45

4.1.1.3Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi .. 47

4.1.1.4Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 48

4.1.1.5Retensi Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 49

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Menganalisis ... 50

4.1.2.1 Uji Perbedaan skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 53

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis .... 54

4.1.2.3 Uji Selisih Skor pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 55

4.1.24 Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ... 57

4.1.2.5 Retensi Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ... 58

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 60

4.3 Pembahasan ... 60

4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 60

4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1Kesimpulan ... 64

5.2Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3Saran ... 64

DAFTAR REFERENSI ... 65


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian jumlah siswa tiap kelas ... 30

Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data ... 30

Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen ... 34

Tabel 4. Hasil Uji Validitas dari Semua Variabel ... 35

Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen dari Semua Aspek ... 35

Tabel 6. Perhitungan Reliabilitas ... 36

Tabel 7. Teknik Pengumpulan Data ... 37

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi. ... 43

Tabel 9. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 45

Tabel 10. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi .... 46

Tabel 11. Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi ... 48

Tabel 12. Hasil Perhitungan Besarnya Effect Size Kemampuan Mengaplikasi ... 49

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ... 50

Tabel 14. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ... 50

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis ... 52

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 53

Tabel 17. Perbandingan Skor Pretest Ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 54

Tabel 18. Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Menganalisis ... 55

Tabel 19. Hasil Perhitungan Besarnya Effect Size Kemampuan Mengaplikasi .... 56

Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Posttest II Kemampuan Menganalisis ... 59

Tabel 21. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menganalisis 59 Tabel 22. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 60

Tabel 23. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest Ke Posttest ... 60

Tabel 24. Rangkuman Perbandingan Skor Posttest ... 60

Tabel 25. Rangkuman Perbandingan Skor Besarnya Pengaruh (Effect Size) ... 60


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prinsip kerja pengungkit golongan I ... 17

Gambar 2. Alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan I ... 17

Gambar 3. Prinsip kerja pengungkit golongan II ... 18

Gambar 4. Alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan II ... 18

Gambar 5. Prinsip kerja pengungkit golongan III ... 18

Gambar 6. Alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan III ... 19

Gambar 7. Alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring ... 19

Gambar 8. Katrol tetap ... ... 20

Gambar 9. Katrol bebas... 20

Gambar 10. Katrol Majemuk ... 21

Gambar 11. Roda berporos pada sepeda ... 21

Gambar 12. Literature Map dari Penelitian yang Dahulu ... 24

Gambar 13. Desain Penelitian ... 29

Gambar 14. Pemetaan Variabel ... 32

Gambar 15. Grafik Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen kemampuan mengaplikasi ... 48

Gambar 16. Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan mengaplikasi ... 51

Gambar 17. Grafik Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen kemampuan menganalisis ... 57

Gambar 18. Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II pada kemampuan menganalisis ... 59


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Silabus Kelompok Kontrol ... 69

Lampiran 2. Silabus Kelompok Eksperimen ... 72

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol ... 75

Lampiran 4. RPP Kelompok Eksperimen ... 84

Lampiran 5. Soal Essai Penelitian ... 100

Lampiran 6. Kunci Jawaban ... 102

Lampiran 7. Rubrik Penilaian ... 103

Lampiran 8. Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ... 105

Lampiran 9. Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ... 107

Lampiran 10. Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ... 108

Lampiran 11. Rekapitulasi Nilai ... 114

Lampiran 12. Uji Normalitas Data Kemampuan Mengaplikasi ... 115

Lampiran 13. Uji Beda Pretes Kemampuan Mengaplikasi ... 116

Lampiran 14. Uji Kenaikan Skor Pretes ke Posttes Kemampuan Mengapikasi ... 117

Lampiran 15. Uji Normalitas Selisih Pretes ke Posttes Kemampuan Mengaplikasi ... 118

Lampiran 16. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 119

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Kemampuan Menganalisis ... 120

Lampiran 18. Uji Beda Pretes Kemampuan Menganalisis ... 121

Lampiran 19. Uji Kenaikkan Skor Pretes ke Posttes Kemampuan Menganalisis ... 122

Lampiran 20. Uji Normalitas Selisih Pretes ke Posttes Kemampuan Menganalisis ... 123

Lampiran 21. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Menganalisis ... 124

Lampiran 22. Uji Normalitas Data Posttest II ... 125

Lampiran 23. Uji Retensi Pengaruh Metode Inkuiri Kemampuan Mengaplikasi ... 126

Lampiran 24. Uji Retensi Pengaruh Metode Inkuiri Kemampuan Menganalisis ... 127

Lampiran 25. Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri (Effect Size) Kemampuan Mengaplikasi ... 128

Lampiran 26. Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri (Effect Size) Kemampuan Menganalisis ... 129

Lampiran 27. Lembar Kerja Siswa ... 130

Lampiran 28. Hasil Jawaban Anak ... 145

Lampiran 29. Foto-foto Penelitian di SDK Sorowajan Yogyakarta Kelas Kontrol ... 149

Lampiran 30. Surat Izin Penelitian ... 151

Lampiran 31. Surat Keterangan Penelitian ... 152


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang paling utama dan paling penting bagi setiap orang karena akan berpengaruh terhadap tingkat perkembangan dan pengetahuan seseorang ke dalam tahap berikutnya. Karena itu, proses pendidikan menjadi hal yang vital serta tidak terlepas dari proses pembelajaran yang ada di sekolah. Pada kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru, ia harus mampu menggerakkan siswanya untuk aktif (student

centered learning) berperan dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu mata

pelajaran wajib di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Peserta didik harus diperkenalkan dengan IPA sebagai mata pelajaran yang menarik karena bisa membantu untuk memahami tentang dunia dan diri sendiri (Jarvis dalam Fauziah, 2011:99). Pada proses pembelajaran, siswa hendaknya bukan sebagai penerima informasi, melainkan siswa sendiri yang menemukan informasi juga dapat mengaplikasikan dan menganalisis suatu informasi yang didapatnya. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Selain itu hendaknya IPA juga menjadi salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada tahap mengaplikasi dan menganalisis.

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas V dan observasi kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan pada tanggal 11 dan 18 Januari 2013, peneliti menemukan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher centered

learning), model pembelajaran kurang bervariasi, cenderung monoton

menggunakan metode ceramah dan mencatat. Selain itu, guru lebih mementingkan penghafalan materi yang dipelajari bukan pada pemahaman. Peran


(17)

2

siswa dalam proses pembelajaran IPA masih sangat kurang. Siswa tidak diberi permasalahan untuk dipecahkan melainkan hanya berperan sebagai penerima informasi saja. Dominasi guru dalam proses pembelajaran tersebut menyebabkan siswa lebih banyak diam, bukan mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, serta tidak mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan perkembangan proses kognitif pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis kurang dikembangkan. Padahal semestinya kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa hendaknya mulai digali dan dikembangkan ketika siswa berada pada pendidikan dasar karena akan berpengaruh pada perkembangan dan pengetahuan siswa pada tahap berikutnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di SD Kanisius Sorowajan, peneliti menemukan adanya kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan kenyataan yang ada di kelas. Kemampuan kognitif peserta didik yang seharusnya dapat dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi, seperti mengaplikasi dan menganalisis (bukan hanya menghafal) tidak dikembangkan sebagaimana mestinya. Kesenjangan yang terjadi diduga karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas hanya terfokus pada metode ceramah. Kondisi ini mengakibatkan siswa sulit untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dengan menemukan informasi sendiri. Hal tersebut menjadikan proses pembelajaran di kelas menjadi kurang menarik dan siswa belum dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya pada tingkat yang lebih tinggi.

Berdasarkan realitas pembelajaran IPA yang belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu rendahnya kemampuan kognitif mengaplikasi dan menganalisis, perlu diujicobakan suatu metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kognitif siswa yaitu mengaplikasi dan menganalisis, serta mengembangkan keterampilan siswa dalam IPA. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek dalam belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kognitif dan keterampilan siswa dalam IPA. Metode inkuiri merupakan salah satu jawaban yang tepat sebagai solusi bagi permasalah pada penelitian ini.


(18)

3

Mahmudatussa’adah (2011:117) berpendapat bahwa inkuiri bukan hanya metode

atau pendekatan pembelajaran, melainkan juga sebuah filosofi belajar. Peserta didik dilatih untuk selalu bertanya kemudian menentukan strategi atau cara menjawab, menganalisis dan akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaannya. Dalam pembelajaran dengan inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri sendiri. Jadi dalam pembelajaran dengan inkuiri, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari beberapa metode inkuri yang ada, metode inkuri yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing dengan tujuh langkah. Hal ini karena siswa SD masih memerlukan banyak pengarahan dan petunjuk dari guru dalam belajar dengan metode inkuiri.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dalam mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis diukur dari hasil pretest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VA dan VB. Standar kompetensi yang digunakan yaitu Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan tipe

non-equivalent control group design. 1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

mengaplikasi pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran pesawat

sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2012/2013?

1.2.2 Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan


(19)

4

sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

mengaplikasi pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran pesawat

sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

menganalisis pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran pesawat

sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru dalam menerapkan metode inkuiri pada pelajaran IPA sehingga dapat lebih memahami metode inkuiri dan menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menggunakan metode inkuiri dalam melakukan pembelajaran di kelas.

1.4.2 Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan metode inkuiri dan diharapkan dapat dikembangkan untuk pembelajaran lainnya sehingga dapat menambah variasi mengajar guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar dengan menggunakan metode inkuiri khususnya pada materi pesawat sederhana. Metode inkuiri dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa sampai ke level kognitif yang lebih tinggi.

1.4.4 Bagi Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan penelitian khususnya materi pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri dan dapat meningkatkan wawasan warga di sekolah tentang metode pembelajaran.


(20)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dibahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian pustaka akan dipaparkan teori-teori yang relevan yaitu metode inkuiri, proses kognitif, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada penelitian sebelumnya akan dibahas penelitian-penelitian tentang inkuiri, penelitian-penelitian tentang kemampuan proses kognitif, dan

literature map. Kerangka berpikir berisi kerangka teoritis yang menghubungkan

variabel-variabel penelitian. Hipotesis berisi jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Pembelajaran yang optimal tercapai jika pembelajaran memberikan pengaruh positif dalam perkembangan kognitif siswa. Metode pembelajaran memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Metode mengajar digunakan guru sebagai cara penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran menurut Yamin (2009:145) berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat banyak metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu metode yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kognitif adalah metode inkuiri.

Metode inkuiri menurut Sanjaya (2006:194) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertayakan. Menurut Gulo (2004:84-85) inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan


(21)

6

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Adapun Piaget (dalam Mulyasa, 2006:108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. Selanjutnya Hanafiah dan Suhana (dalam Fitriana, dkk., 2013) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu rangkaian yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006:194-195) antara lain:

1) Metode inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

2) Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self confidence). Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

3) Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya.


(22)

7

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa metode inkuiri merupakan suatu metode pembelajaran yang bersifat penemuan yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk berpikir lebih kompleks, yaitu siswa didorong untuk terlibat secara langsung untuk melakukan inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan untuk menemukan jawaban dari permasalahan.

2. Prinsip Metode Inkuiri

Beberapa prinsip dan penjelasannya yang harus diperhatikan guru dalam melakukan metode inkuiri menurut Sanjaya (2006:197-199) sebagai berikut.

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Kriteria keberhasilan dari pembelajaran inkuri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat mengusai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu sendiri. 2) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3) Prinsip bertanya

Peran yang harus dilakukan guru adalah sebagai penanya. Hal ini karena kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan adalah pada dasarnya merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

4) Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses


(23)

8

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5) Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam metode inkuiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

3. Jenis-jenis Metode Inkuiri

Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006:109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut:

1) Inkuiri Terpimpin (guided inquiry)

Pada inkuri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru, petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

2) Inkuiri Bebas (free inquiry)

Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Masalah dirumuskan sendiri, eksprimen dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.

3) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modified free inquiry)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas maka macam-macam metode inkuiri dapat disimpulkan bahwa (1) metode inkuiri terbimbing atau terpimpin yaitu pendekatan yang dilakukan pada peserta didik yang belum berpengalaman menggunakan metode inkuiri, (2) metode inkuiri bebas yaitu siswa melakukan penelitian seperti ilmuwan, dan (3) metode inkuiri bebas yang dimodifikasi yaitu siswa diberi permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan masalah tersebut.


(24)

9

Berdasarkan ketiga macam metode inkuiri di atas, metode inkuiri yang cocok digunakan dalam penelitian di SD adalah inkuiri terbimbing. Penerapan metode inkuiri harus dengan bimbingan pendidik karena peserta didik belum mempunyai pengalaman dengan kegiatan inkuiri. Dalam proses pembelajarannya peserta didik terlibat aktif dalam menemukan konsep melalui petunjuk dari guru. Petunjuk tersebut berupa pertanyaan yang bersifat membimbing dan ketika siswa melakukan percobaan, siswa diberi penjelasan seperlunya.

4. Metode Inkuiri Terbimbing

Ambarsari, dkk. (2013:83) berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran kelompok di mana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mandiri dan saling membantu teman yang lain. Sedangkan Amien (1979:15) menjelaskan bahwa istilah inkuiri terbimbing digunakan apabila di dalam kegiatan inkuiri guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Siswa tidak merumuskan problema, petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Dengan demikian, metode inkuiri terbimbing merupakan metode inkuiri yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan masih banyak mendapat bimbingan dari guru yang dalam prosesnya dilakukan bersama kelompok dan dapat saling membantu.

Ada beberapa pendapat mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009:168) langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri adalah sebagai berikut.

1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. 2) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data.

3) Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matriks, atau grafik.


(25)

10

4) Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang diperoleh.

5) Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Menurut Sanjaya (2006:199) proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah mengajak siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang mendorong siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Dalam merumuskan masalah, hal yang harus diperhatikan yaitu masalah harus dirumuskan sendiri oleh siswa. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki.

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Potensi berpikir dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak jawaban (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak jawaban (berhipotesis) pada anak adalah dengan mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara dari masalah yang dikaji.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan


(26)

11

data memerlukan motivasi dalam belajar dan juga membutuhkan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir. Dalam tahap ini guru berperan dalam mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Untuk penelitian ini, langkah pembelajaran inkuiri terbimbing dirancang menjadi tujuh langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

Orientasi adalah langkah awal dari pembelajaran inkuiri yaitu membagi siswa dalam kelompok, menyampaikan masalah aktual yang berhubungan dengan suatu materi belajar, pendidik membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa mempelajarinya, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri yang akan digunakan serta menjelaskan media atau alat yang digunakan untuk pembelajaran.

2) Merumuskan masalah

Peran pendidik pada langkah merumuskan masalah adalah membimbing peserta didik untuk merumuskan sendiri masalah atau pertanyaan. Peserta didik merumuskan permasalahan tentang materi dengan pertanyaan yang dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan diawali dengan kata tanya “apakah”. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, peserta didik harus melakukan percobaan. Pendidik juga harus mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban sendiri dan membantu dalam mengkaji teori, konsep, atau prinsip.


(27)

12

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang akan diujikan dengan data. Pada langkah ini peran guru adalah membimbing dengan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari permasalahan yang akan diuji. Hipotesis harus relevan dengan masalah yang diujikan.

4) Melakukan eksperimen

Dalam langkah ini peserta didik dengan bimbingan guru mendiskusikan jenis percobaan yang akan diambil kemudian menentukan dan mengurutkan langkah percobaan. Setelah merumuskan langkah-langkah percobaan, peserta didik melakukan percobaan dan kemudian mengumpulkan data-data hasil dari pengamatan atau percobaan. Kemudian langkah terakhir adalah peserta didik melakukan analisis data. Dalam menganalisis data peserta didik bertanggung jawab untuk menguji hipotesis yang telah dibuat benar atau salah.

5) Menarik kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis. Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru agar mencapai kesimpulan yang akurat dan guru juga harus mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan. Dalam tahap ini siswa diharapkan dapat mendiskusikan alasan memilih solusi percobaan tersebut atau kesimpulan yang mereka buat.

6) Mempresentasikan hasil

Peserta didik dengan bimbingan guru setelah melakukan percobaan harus menyusun laporan hasil percobaan. Laporan hasil percobaan mencakup langkah-langkah yang urut. Peserta didik dapat memberi penjelasan tambahan untuk memperjelas masalah. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil percobaan.


(28)

13

7) Mengevaluasi

Dalam mengevaluasi, peran guru membimbing siswa untuk mengevaluasi apakah seluruh proses inkuiri sejak awal sampai akhir sudah benar. Jika ada kesalahan dapat berdiskusi apa saja yang perlu diperbaiki.

2.1.1.2 Proses Kognitif

A. Proses Kognitif S. Bloom

Anderson dan Krathwohl (2010:43) menjelaskan bahwa kategori pada dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian dari proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat pada tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Model taksonomi Bloom yang sudah direvisi memetakan proses kognitif yang terjadi dalam pembelajaran ke dalam 6 level dari tingkat terendah yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan tingkatan yang paling tinggi yaitu mencipta.

Penjelasan keenam kategori proses berpikir menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99-133) adalah sebagai berikut:

1. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling sederhana, meliputi mengenali dan mengingat kembali.

2. Memahami

Memahami adalah proses mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, baik yang sifatnya lisan, tulisan yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Mengaplikasikan

Mengaplikasi merupakan menerapkan atau menggunakan sesuatu berdasarkan prosedur dan keadaan tertentu untuk menyelesaikan masalah. Proses kognitif mengaplikasi meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.


(29)

14

4. Menganalisis

Menganalisis berarti kemampuan dalam memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu serta memberi alasan yang logis, meliputi membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.

5. Mengevaluasi

Megevaluasi yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar, meliputi memeriksa dan mengkritik.

6. Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren untuk membuat suatu produk yang orisinal. Proses kognitif ini meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Penelitian ini hanya berfokus pada proses kognitif mengaplikasi dan

menganalisis. Kedua kemampuan proses kognitif tersebut dijabarkan sebagai

berikut.

1. Proses Kognitif Mengaplikasi

Mengaplikasi merupakan proses kognitif pada level ketiga menurut taksonomi S. Bloom (Anderson & Krathwohl, 2010:43) yang berarti menerapkan atau melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam keadaan tertentu. Proses kognitif mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah (Anderson & Krathwohl, 2010:116). Menurut Uno (2011:57) penerapan atau aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Kategori proses kognitif mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu:

a. Mengeksekusi

Mengeksekusi yaitu menerapkan prosedur tertentu sebagai latihan untuk mengerjakan suatu tugas yang sudah dikenali siswa sebelumnya. Nama lain dari mengeksekusi adalah melaksanakan.

b. Mengimplementasikan

Mengimplementasikan berlangsung saat siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur tertentu untuk menyelesaikan masalah yang belum diketahui


(30)

15

sebelumnya atau tidak familier. Nama lain dari mengimplementasikan yaitu menggunakan.

2. Proses Kognitif Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian-bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya (Anderson & Krathwohl, 2010:120). Kemampuan analisis bisa dikembangkan melalui:

a. Membedakan

Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Proses membedakan terjadi ketika siswa mendiskriminasikan informasi yang relevan dan yang tidak relevan, yang dianggap penting dan tidak penting, setelah itu siswa mampu memperhatikan informasi yang relevan dan penting. Nama-nama lain dari membedakan yaitu menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan memilih. b. Mengorganisasi

Melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi peserta didik akan membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antarpotongan informasi. Nama-nama lain dari mengorganisasi adalah menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripisikan peran, dan mengkonstruksi.

c. Mengatribusikan

Mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik komunikasi. Mengatribusikan melibatkan proses dekonstruksi di mana pembelajar mencoba menemukan maksud pengarang dibalik materi yang dipelajari. Mengatribusikan melampaui pemahaman dasar untuk menarik kesimpulan tentang tujuan atau sudut pandang di balik tulisan.


(31)

16 2.1.1.3 Ilmu Pengetahuan Alam

IPA menurut Fisher (dalam Amien 1987:4) dikatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. Ada pun Wahyana (dalam Trianto, 2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian IPA yaitu kumpulan ilmu tentang gejala-gejala alam diperoleh dengan menggunakan metode observasi yang perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya fakta tetapi juga ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Trianto (2010:141) menjelaskan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen penting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.

Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap.

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya.

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

2.1.1.4 Materi Pesawat Sederhana

A. Pengertian Pesawat Sederhana

Menurut Sulistyanto dan Wiyono (2008:109) semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam


(32)

17

penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pada prinsipnya pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Pengungkit atau Tuas

Pengungkit merupakan salah satu alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut, atau mengangkat benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban, titik tumpu, dan kuasa. Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa (Sulistyanto, 2008:110).

Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga.

a. Pengungkit Golongan Pertama (I)

Pada pengungkit golongan I, letak titik tumpu berada di antara beban dan kuasa.

(Azmiyawati, dkk. 2008:99) Gambar 1. Prinsip kerja pengungkit golongan I

(Azmiyawati, dkk. 2008:99)


(33)

18

b. Pengungkit Golongan Kedua (II)

Pada pengungkit golongan II, letak beban di antara titik tumpu dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan kedua yaitu gerobak sorong, pemotong kertas dan pemecah biji, dan lain-lain.

(Azmiyawati, dkk. 2009:99)

Gambar 3. Prinsip kerja pengungkit golongan II

(Azmiyawati, dkk. 2009:99)

Gambar 4. Alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan II (gerobak dorong, pemotong kertas, dan pemecah biji)

c. Pengungkit Golongan Ketiga (III)

Pada pengungkit golongan III, posisi kuasa berada di antara titik tumpu dan titik beban. Pada penggunaan pengungkit jenis III, besar kecil gaya yang dikeluarkan dipengaruhi oleh besarnya jarak antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh alat yang menerapkan pengungkit golongan ketiga adalah stapler, pinset, sapu, sekop dan lain-lain.

(Azmiyawati, dkk. 2009:100)


(34)

19

(Azmiyawati, dkk. 2009:100)

Gambar 6. Alat yang menggunakan prinsip pengungkit golongan III (stapler, pinset, sapu, sekop)

2. Bidang miring

Bidang miring adalah alat yang permukaannya dibuat miring atau permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung yang lain. Tujuan digunakan bidang miring adalah untuk mempermudah seseorang memindahkan suatu benda. Alat yang menggunakan prinsip bidang miring adalah papan yang dimiringkan, baji, sekrup, pisau, pahat, paku, baut, kampak, obeng dan jalan di pegunungan yang berkelok-kelok. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil (Sulistyanto & Wiyono, 2008:115).

(Sulistyanto & Wiyono, 2008:115)

Gambar 7. Alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring 3. Katrol

Katrol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan untuk mengangkat atau menarik benda. Katrol digolongkan menjadi tiga macam yaitu katrol tetap, katrol bebas, katrol majemuk (Sulistyanto & Wiyono, 2008:118)

a. Katrol tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol tetap biasanya digunakan pada tiang bendera dan sumur timba.


(35)

20

(Sulistyanto & Wiyono, 2008:117) Gambar 8. Katrol tetap b. Katrol bebas

Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah seperti tampak pada gambar 9. Katrol jenis ini bisa ditemukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.

(Sulistyanto & Wiyono, 2008:118) Gambar 9. Katrol bebas

c. Katrol majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.


(36)

21

(Sulistyanto & Wiyono, 2008:118) Gambar 10. Katrol Majemuk 4. Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.

(Sulistyanto & Wiyono, 2008:119) Gambar 11. Roda berporos pada sepeda

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

2.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Inkuiri

Penelitian yang berkaitan dengan inkuiri sudah banyak dilakukan, dengan mengaitkan beberapa variabel. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li, dkk. (2010:729) yang menggunakan model Inquiry-Based Learning With E-Mentoring (IBLE) dalam memberikan pengajaran kepada siswa di daerah pelosok Kanada (akses pendidikan yang minim), menunjukkan bahwa model inkuiri tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa. Peningkatan keterlibatan dan motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest.


(37)

22

Sari (2010:93) meneliti inkuri dengan judul penelitian peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dan objek penelitiannya siswa kelas IV SDN I Maribaya Karanganyar Purbalingga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa. Peningkatan keaktifan dapat dilihat dari hasil aktivitas siswa diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 42,3% dengan kategori sedang, rata-rata persentase aktivitas siswa siklus II adalah 58,1% dengan kategori sedang. Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus III adalah 66,1% dengan kategori tinggi.

Penelitian inkuri dilakukan oleh Bilgin (2009) dengan memberikan treatment menggunakan inkuiri pada lingkungan pembelajaran untuk mahasiswa tahun pertama jurusan Ilmu Kimia. Hasil dari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang diberi treatment inkuiri terbimbing lebih paham mengenai konsep-konsep dasar yang diajarkan, serta memiliki sikap yang lebih positif terhadap inkuiri terbimbing.

Tema inkuiri juga menjadi bagian utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Praptiwi, dkk. (2012:93). Penelitian mereka tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan My Own Dictionary untuk meningkatkan penguasaan konsep dan unjuk kerja siswa pada populasi Siswa SMP RSBI. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa unjuk kerja siswa kelas eksperimen sebesar 82,50% dan kelas kontrol 81,40%. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki hasil rata-rata persentase yang lebih besar dan berarti dapat lebih meningkatkan unjuk kerja siswa. Selanjutnya pada keefektifan pengusaan konsep dapat dilihat berdasarkan hasil uji t-test one sample diperoleh teksperimen >ttabel yaitu 22,37 > 2,00 dan tkontrol > ttabel yaitu 16,11 > 2,00 sehingga

dapat disimpulkan bahwa kenaikan skor rata-rata pretest dan posttest untuk kelas eksperimen terjadi secara signifikan.

Selanjutnya penelitian Wahyudin, dkk. (2010:62) tentang kefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar


(38)

23

meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus II, hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%.

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif

Penelitian tentang kemampuan proses kognitif dilakukan oleh Septiani (2012). Judul penelitiliannya yaitu pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi. Hal tersebut ditunjukkan dari analisis data kemampuan menganalisis dengan statistik parametrik independent samples t-test diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan diperoleh harga sig. (2-tailed) sebesar 0,043 pada kemampuan mengevaluasi. Hal ini membuktikan bahwa metode mind map efektif meningkatkan kemampuan menganalisis dan mengevaluasi siswa.

Susilawati (2012) meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta pada pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengaplikasikan. Hal ini dilihat dari analisis data kemampuan mengaplikasi dengan statistik non parametik yaitu Mann-Whitney U test, diperoleh harga signifikansi sebesar 0,36 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Penelitian tentang kemampuan kognitif dilakukan oleh Anggraini (2012), penelitiannya berjudul pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa data hasil analisis selisih skor pretest dan

posttest diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima atau penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan


(39)

24

mencipta ditunjukkan dengan data hasil analisis selisih skor pretest dan posttest yaitu nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang metode inkuiri dan proses kognitif yang dilakukan sebelumnya, terlihat bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh positif terhadap variabel yang dipengaruhi. Peneliti menyoroti bahwa penelitian tersebut masih bersifat universal dan belum ada yang meneliti pengaruh penerapan metode inkuri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Karena itu, perlu adanya penelitian untuk melihat pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.


(40)

25

2.2.3 Literature Map

Berikut ini literature map dari penelitian-penelitian terdahulu:

Gambar 12. Literature Map dari Penelitian terdahulu

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu materi IPA untuk kelas V SD yang dapat dikatakan tingkat kesulitannya tinggi adalah pesawat sederhana. Pada materi pesawat sederhana terdapat empat macam pesawat sederhana yaitu tuas, katrol, bidang miring, dan roda berporos, serta terdapat tiga jenis tuas yang masing-masing

Li, Moorman, Moorman & Dyjur (2010)

Inkuiri dengan E-Mentoring (IBLE)-keterlibatan dan motivasi belajar

Sari (2010)

Inkuiri-kualitas pembelajaran Penggunaan metode

inkuiri

Susilawati (2012)

Mind map-kemampuan kognitif

mengaplikasi dan mencipta Proses kognitif

Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010) Inkuiri-minat dan pemahaman

Septiani (2012)

Mind map-kemampuan kognitif

menganalisis dan mengevaluasi

Yang perlu diteliti yaitu pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis

Praptiwi, Sarwi & Handayani (2012) Inkuiri dengan My Own

Dictionary-penguasaan konsep dan unjuk kerja

Anggraini (2012)

Mind map-kemampuan kognitif

mengaplikasi dan mencipta Bilgin (2009)


(41)

26

mempunyai ciri berbeda-beda. Siswa SD akan kesulitan dalam memahami materi pesawat sederhana jika hanya manghafal materi saja tanpa melihat benda konkretnya secara langsung.

Pelajaran IPA seharusnya menjadi pelajaran yang menarik dan mengasyikkan bagi para peserta didik, karena alam dan hukum alam mereka alami dan rasakan secara langsung setiap hari dan setiap waktu. Pembelajaran IPA hendaknya juga dapat mendorong siswa menjadi aktif dan mengembangkan kemampuan kognitifnya pada tahap mengaplikasi dan menganalisis. Karena itu, pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu kunci utama suksesnya penyerapan materi-materi pelajaran IPA. Hal tersebut didukung oleh pendapat Rohmawati (2012:79) yang menjelaskan bahwa pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru. Karena itu pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran dengan penemuan (inkuiri).

Metode inkuiri menurut Sanjaya (2006:194) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode inkuiri yang tepat diterapkan pada siswa SD yaitu metode inkuri terbimbing. Hal ini dikarenakan tingkat pemikiran siswa SD belum dapat berpikir seperti para ilmuwan pada umumnya dan masih membutuhkan banyak bimbingan dari guru dalam melakukan inkuri.

Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis merupakan tahap berpikir kognitif pada level ketiga dan keempat dalam proses berpikir kognitif menurut taksonomi Benjamin S. Bloom. Kemampuan mengaplikasi berarti menerapkan atau melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan keadaan tertentu. Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah. Sedangkan menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian itu dan antara setiap bagian dan


(42)

27

struktur keseluruhannya. Kemampuan menganalisis dikembangkan agar siswa dapat menarik kesimpulan dari apa yang dilakukan dan dipelajarinya.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu dan manfaat dari metode pembelajaran inkuri terhadap pembelajaran IPA, jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran pesawat sederhana, maka akan membantu siswa dalam mengaplikasi dan menganalisis pesawat sederhana.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran pesawat sederhana kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

2.4.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran pesawat sederhana siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.


(43)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu

Pre-Experimental Designs (Nondesigns), True Pre-Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2010:110-116). Jenis

penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu quasi experimental design tipe non-equivalent control group design (Sugiyono, 2010:114-116).

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random. Pada kedua kelompok tersebut diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal sebelum adanya perlakuan dan melihat adakah perbedaan di antara kedua kelompok tersebut. Kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau menggunakan pembelajaran biasa. Setelah dilakukan pembelajaran, dilakukan posttest pada masing-masing kelas. Posttest dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3).


(44)

29

Desain penelitian dengan tipe non-equivalent control group design dapat dilihat pada tabel berikut:

O1 X O2 ---

O3 O4

(Sugiyono 2010: 116) Gambar 13. Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest kelompok ekspeimen

X = Perlakuan (treatment)

O3= Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4= Rerata skor posttest kelompok kontrol

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang beralamatkan Jl. Sorowajan No. 111, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55198, Nomor Telepon (0274) 4534850. SD Kanisius Sorowajan memiliki kondisi bangunan fisik yang cukup baik dan nyaman sehingga sangat mendukung untuk melakukan kegiatan proses belajar mengajar. SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta bernaung di bawah Yayasan Kanisius. Kelas di SD Kanisius Sorowajan merupakan kelas paralel, pada setiap tingkatan kelas terdapat sebanyak 2 kelas yaitu A dan B. Jumlah siswa SD Kanisius Sorowajan pada tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 341 siswa dengan rincian jumlah siswa tiap kelas sebagai berikut.


(45)

30

Tabel 1. Rincian jumlah siswa tiap kelas

Kelas Jumlah siswa

I A 27

I B 23

II A 26

II B 25

II A 26

II B 25

IV A 28

IV B 31

V A 36

V B 36

VI A 30

VI B 28

3.2.2 Waktu pengambilan data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2013. Berikut adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Hari, Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu Eksperimen

Kelas VA

Rabu, 6 Februari 2013

I Pretest 2 x 40

menit Kamis, 7 Februari

2013

II Pembelajaran tentang jenis-jenis pesawat sederhana

2 x 40 menit Jumat, 8 Februari

2013

III Pembelajaran tentang jenis-jenis pengungkit

2 x 40 menit Rabu, 13 Februari

2013

IV Pembelajaran tentang katrol 2 x 40 menit Kamis, 14 Februari

2013

V Pembelajaran tentang penerapan prinsip bidang miring dan roda berporos

2 x 40 menit Jumat, 15 Februari

2013

VI Posttest 2 x 40

menit Kontrol

Kelas VB

Rabu, 6 Februari 2013

I Pretest 2 x 40

menit Jumat, 8 Februari

2013

II Pembelajaran tentang jenis-jenis pesawat sederhana

2 x 40 menit Selasa, 12 Februari

2013

III Pembelajaran tentang jenis-jenis pengungkit

2 x 40 menit Rabu, 13 Februari

2013

IV Pembelajaran tentang penerapan prinsip bidang miring dan roda berporos

2 x 40 menit Jumat, 15 Februari

2013

V Pembelajaran tentang katrol 2 x 40 menit Selasa, 19 Februari

2013

VI Posttest 2 x 40


(46)

31 3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang berjumlah 72 siswa.

Sugiyono (2010:118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 36 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 siswa, siswa perempuan sebanyak 22 siswa. Sementara sampel untuk kelompok kontrol adalah siswa kelas VB yang berjumlah 36 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 siswa, siswa perempuan sebanyak 22 siswa.

Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini ditentukan dengan cara diundi (random assignment). Undian kelompok eksperimen jatuh pada kelas VA dan kelompok kontrol jatuh pada kelas VB. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan oleh guru yang sama (guru mitra) untuk mengurangi faktor bias dan kegiatan pengamatan dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102).

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini ada dua yaitu: 1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Sugiyono (2010:61) mengatakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri terbimbing yang terdiri dari tujuh langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.


(47)

32

2. Variabel Terikat (Variabel dependen)

Sugiyono (2010:61) mengatakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

mengaplikasi yang terdiri dari empat aspek yaitu melaksanakan,

mengeksekusi, mengimplimentasikan, dan menggunakan dan kemampuan

menganalisis terdiri dari empat aspek membedakan, memilih, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 14. Pemetaan Variabel

3.5 Definisi Operasional

1. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang bersifat penemuan dan siswa didorong untuk terlibat langsung dalam menemukan sendiri jawaban dari permasalahan dengan melakukan kegiatan orientasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

2. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan masih banyak mendapat bimbingan dari guru yang dalam prosesnya dilakukan bersama kelompok dan dapat saling membantu.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, tidak hanya ditandai oleh adanya fakta tetapi juga ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Metode Inkuiri

Kemampuan Mengaplikasi

Kemampuan Menganalisis


(48)

33

4. Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk mempermudah atau membantu manusia dalam melakukan pekerjaan antara lain pengungkit, katrol, bidang miring, dan roda berporos.

5. Mengaplikasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan atau menerapkan sesuatu berdasarkan prosedur tertentu.

6. Menganalisis adalah kemampuan dalam memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu serta memberi alasan yang logis.

7. Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 72 siswa.

8. Proses kognitif adalah proses berpikir sesuai dengan taksonomi Benjamin S. Bloom yang terbagi dalam 6 tingkatan mulai dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan tingkatan yang paling tinggi yaitu mencipta.

3.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen dengan teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes uraian. Peneliti bersama dua rekan lainnya membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 6 tingkat kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keenam soal tersebut sudah diujikan sehingga memenuhi syarat valid dan reliabel. Dari enam soal tersebut hanya dua soal saja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur proses kognitif mengaplikasi yaitu tes tertulis berupa 1 soal uraian (soal nomor 3).


(49)

34

2. Instrumen untuk mengukur proses kognitif menganalisis yaitu tes tertulis berupa 1 soal uraian (soal nomor 4).

Berikut ini adalah matriks pengembagan instrumen:

Tabel 3. Matriks pengembangan instrumen

No Variabel Aspek Indikator No.

soal 1 Mengaplikasi Melaksanakan Memilih alat pesawat sederhana yang

akan digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan

3 Mengeksekusi Menentukan cara atau tahap yang

akan digunakan untuk memecahkan masalah

Mengimplementasikan Menerapkan penggunaan pesawat sederhana dalam pemecahan masalah agar lebih mudah pengerjaannya Menggunakan Menggunakan alat-alat yang

termasuk jenis pesawat sederhana untuk memindahkan sesuatu agar lebih mudah dalam pengerjaannya 2 Menganalisis Membedakan Membedakan pengaruh yang didapat

jika menggunakan pesawat sederhana dalam kondisi tertentu

4 Memilih Menentukan perbedaan pengaruh

yang terjadi jika menggunakan pesawat sederhana dalam kondisi tertentu

Mengorganisasi Mengelompokkan kelebihan dan atau kekurangan yang di dapat jika menggunakan pesawat sederhana dalam kondisi tertentu

Mengatribusikan Menunjukkan alasaan dari pengaruh yang ditimbulkan jika menggunakan pesawat sederhana dalam kondisi tertentu

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Soal-soal tes tertulis diujicobakan di SD Kanisius Kalasan yang beralamatkan Jl. Yogya-Solo KM 13 Kringinan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman 55571 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa pada siswa kelas V.

1. Penentuan Validitas

Arifin (2011:245) menyatakan bahwa validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Menurut Purwanto (2009:115) validitas dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu validitas isi


(50)

35 (content validity), validitas kriteria (criterion related validity), validitas

konstruk (construct validity). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi. Validitas isi berdasarkan konsultasi kepada dosen pembimbing secara lisan dan validitas konstruk berdasarkan analisis faktor. Untuk mempermudah perhitungan validitas konstruk peneliti menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan hasil perhitungan di SD Kanisius Kalasan sebagai berikut. Kriteria validitas yang digunakan yaitu jika harga probabilitas yang ada dalam sig. (2-tailled) dibawah 0,05 (p < 0,05) maka konstruk tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4. Hasil uji validitas dari semua variabel (lampiran no.8) No. Variabel Pearson correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Mengingat ,487** ,000 Valid

2 Memahami ,563** ,002 Valid

3 Mengaplikasi ,693** ,000 Valid

4 Menganalisis ,471** ,003 Valid

5 Mengevaluasi ,665** ,000 Valid

6 Mencipta ,592** ,000 Valid

Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen dari semua aspek (lampiran no. 8)

No Variabel Aspek Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Mengingat Mengenali 1,000** ,000 Valid

Mengingat kembali 1,000** ,000 Mengidentifikasi 1,000** ,000

Mengambil 1,000** ,000

2 Memahami Menafsirkan ,841** ,000 Valid

Mencontohkan ,648** ,000

Mengklasifikasi ,755** ,000

Menyimpulkan ,802** ,000

3 Mengaplikasi Melaksanakan ,693** ,000 Valid

Mengeksekusi ,926** ,000

Mengimplementasikan ,951** ,000

Menggunakan ,948** ,000

4 Menganalisis Membedakan ,841** ,000 Valid

Memilih ,841** ,000

Mengorganisasi ,882** ,000 Mengatribusikan ,430** ,007

5 Mengevaluasi Memeriksa ,905** ,000 Valid

Mengkitik ,903** ,000

Menguji ,846** ,000

Menilai ,904** ,000

6 Mencipta Membuat hipotesis ,907** ,000 Valid

Mendesain ,892** ,000

Mengkonstruksi ,840** ,000


(51)

36

Dari hasil uji validitas di atas, peneliti hanya menggunakan dua instrumen yaitu instrumen pada nomor 3 dan 4. Hasil perhitungan Pearson correlation kemampuan mengaplikasi aspek melaksanakan sebanyak 0,693, aspek mengeksekusi sebanyak 0,926, aspek mengimplementasikan sebanyak 0,951, dan aspek menggunakan sebanyak 0,948. Pada kemampuan menganalisis, hasil perhitungan Pearson corelation aspek membedakan sebanyak 0,841, aspek memilih sebanyak 0,841, aspek mengorganisasi sebanyak 0,882 dan aspek mengatribusikan sebanyak 0,430. Untuk variabel mengaplikasi dan

menganalisis, nilai sig. (2-tailed) rata-rata di bawah 0,05 sehingga dinyatakan

valid.

2. Penentuan Reliabilitas

Penentuan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Alpha

Cronbach. Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2009:46) suatu konstruk

dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil perhitungan reliabilitas dengan IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk pengujian di SD Kanisius Kalasan adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Perhitungan Reliabilitas (lampiran no.9)

No. Aspek Cronbach’s Alpha Kategori

1 Mengingat 1,000 Reliabel

2 Memahami ,737 Reliabel

3 Mengaplikasi ,893 Reliabel

4 Menganalisis ,708 Reliabel

5 Mengevaluasi ,912 Reliabel

6 Mencipta ,898 Reliabel

Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik konsistensi internal. Peneliti hanya menggunakan 2 instrumen yaitu instrumen mangaplikasi dan menganalisis. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh hasil Cronbach’s Alpha pada kemampuan mengaplikasi sebesar

0,893 dengan kategori reliabel dan kemampuan manganalisis sebesar 0,708 sehingga dinyatakan reliabel.


(1)

150 Kelas Eksperimen


(2)

151 Lampiran 30. Surat Izin Penelitian


(3)

152 Lampiran 31. Surat Keterangan Penelitian


(4)

153 Lampiran 32. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Marita Rahayu merupakan anak kedua dari pasangan Stepanus Tukimin dan Yosepine Sukiyem. Lahir di Simpang Sender OKU Selatan, Sumatera Selatan pada tanggal 10 Maret 1992. Pendidikan awal dimulai di SD Negeri Setingkul, OKU Selatan, Sumatera Selatan tahun 1997-2003. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Xaverius Baturaja, OKU, Sumatera Selatan dan lulus pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Sukaraja, OKU Timur, Sumatera Selatan dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009.


(5)

vii ABSTRAK

Rahayu, Marita. 2013. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan mengingat, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan 1) mengaplikasi dan 2) menganalisis pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Sample terdiri dari kelas VA sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 36 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan mengaplikasi dan satu soal essai untuk kemampuan menganalisis. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest, kemudian diolah menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Ada beberapa tahapan dalam pengujian, antara lain: 1) uji perbedaan pretest, 2) uji kenaikan skor pretest ke posttest, 3) uji selisih skor posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji beda posttest I dan posttest II baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,008 atau (p < 0,05) dengan nilai M = 0,58, SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,07, SE = 0,15 untuk kelompok kontrol. 2) metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,294 atau (p > 0,05) dengan nilai M = 0,26, SE = 0,13 untuk kelompok eksperimen dan nilai M = 0,07, SE = 0,12 untuk kelompok kontrol.


(6)

viii ABSTRACT

Rahayu, Marita. 2013. The effect of using inquiry method on the application and

analyze ability on science in 5th grade Kanisius Sorowajan Yogyakarta

Elementary School. Skripsi. Yogyakarta: Sanata Dharma University. Key word: inquiry, ability to apply, ability to remember, science subject.

This research aim to determine the effect of using inquiry method in science subject at part simple machine toward the ability to apply and to analyze at 5th grade student at Kanisius Sorowajan Elementary School Yogyakarta at 2012/2013 academic year.

The type of research that use in this study is quasi-experimental and the type is non-equivalent control group design. The population of this research are students in 5th grade in Kanisius Sorowajan Yogyakarta elementary School. The sample divided into 36 students at class V A as experimental class and 36 students at class V B as control class. The research instrument consist of two essay, the first for ability to apply and the second for ability to analyze. The data collect by give the student tasks to fill the essay (pretest and posttest). The data processing in this research using IBM SPSS statistics 20 for Windows. There are some test to get the main purpose of this research: 1) test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) different test posttest I and posttest II both the control group and the experimental group.

The result showed that 1) the method of inquiry significantly affects the ability to apply. This indicated by the sig. (2-tailed) that show value 0,008 or (p < 0,05) with M = 0,58, and SE = 0,11 for experimental group, and M = 0,07, SE = 0,15 for control group. 2) the method of inquiry does not significantly affects the ability to analize. This indicated by the sig. (2-tailed) that show value 0,294 or (p > 0,05) with M = 0,26 and SE = 0,13 for experimental group, and M = 0,07, SE = 0,12 for control group.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168