Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Dalam hal ini, persentase kenaikan cadangan risiko KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 123,56 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 27,00 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 13,25 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman bermasalah KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 16,15 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 5,85 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 103,68 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan pinjaman bermasalah sangat besar, hal tersebut dikarenakan banyak calon anggota yang mayoritas pedagang sekitar pasar Kranggan menunggak dalam pembayaran pinjaman dan bunganya. Persentase kenaikan cadangan risiko dan kenaikan pinjaman bermasalah tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 221. Pada tabel 5.7 halaman 107, dapat diketahui bahwa jumlah cadangan risiko KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Kenaikan tersebut terjadi karena seiring bertambahnya pula pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Namun, dalam menentukan besarnya cadangan risiko pada tahun 2010 dan 2013 KSP Jogja Sejahtera kurang sesuai. Hal tersebut terlihat pada hasil rasio tahun 2010 dan 2013 sebelumnya yaitu cadangan risiko tahun 2010 dan 2013 kurang bisa menutup kerugian akibat pinjaman bermasalah.

d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman yang tidak didukung dengan agunan memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan. Berdasarkan tabel 5.8 halaman 109, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 3,92. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 3,92 yang merupakan pinjaman berisiko. Pada tahun 2011 rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 3,94. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 3,94 yang merupakan pinjaman berisiko. Pada tahun 2012 rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 4,55. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 4,55 yang merupakan pinjaman berisiko. Pada tahun 2013 rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 3,79. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 3,79 yang merupakan pinjaman berisiko. Berdasarkan grafik 5.7 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman yang tidak didukung dengan agunan memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan yaitu 3,92 pada tahun 2010, 3,94 pada tahun 2011, 4,45 pada tahun 2012, dan turun menjadi 3,79 pada tahun 2013. Kenaikan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dari tahun 2010 hingga tahun 2012, dikarenakan persentase kenaikan pinjaman berisiko lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan rasio tersebut karena persentase kenaikan pinjaman berisiko lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Dalam hal ini persentase kenaikan pinjaman yang berisiko KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 14,56 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 56,16 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 17,71 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 13,76 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 35,52 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,32 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman berisiko dan kenaikan pinjaman yang diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 222 dan halaman 220. Pada tabel 5.8 halaman 109, dapat diketahui jumlah pinjaman yang berisiko KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Kenaikan tersebut terjadi karena peningkatan anggota yang melakukan pinjaman tidak disertai dengan agunan memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan. Hal tersebut karena KSP Jogja Sejahtera memiliki kebijakan tersendiri yaitu dapat memberikan pinjaman kepada anggota tanpa disertai agunan, tetapi dengan catatan KSP Jogja Sejahtera sudah mengetahui track record dari anggota tersebut. Dalam hal ini KSP Jogja Sejahtera membatasi pinjaman kepada anggota tanpa disertai agunan maksimal Rp 5.000.000 per bulan setiap anggota. Meskipun KSP Jogja Sejahtera sudah memiliki track record anggotanya yang meminjam tanpa agunan, hal tersebut cukup berisiko karena dalam hal ini tidak ada yang dapat dijadikan penutup kerugian apabila anggota tersebut tidak bisa melunasi pinjamannya.

3. Aspek Efisiensi

Penilaian aspek efisiensi bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya dengan aset yang dimilikinya. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio aspek efisiensi berdasarkan hasil penilaian kinerja

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ”SAPTA USAHA MULYA” DI BEKONANG.

1 4 6

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia nomor 14/Per/M.KUKM/Xii/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur.

24 172 291

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu.

0 0 175

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210