persentase kenaikan sebesar 7,14 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar
98,95 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 54,35 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 30,47 dari
tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan beban usaha dan SHU kotor tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.3 halaman 223-224.
Berdasarkan tabel 5.10 halaman 114, dapat diketahui bahwa jumlah beban usaha dan SHU kotor semakin meningkat dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013. Kenaikan beban usaha KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan jumlah beban
pada akun-akun nominal di laporan perhitungan hasil usaha. Penambahan yang cukup signifikan terjadi akun beban tenaga kerja dan munculnya
beban-beban operasional lain, seperti yang tampak pada lampiran 2 halaman 196-198. Sedangkan kenaikan SHU kotor bertambah karena
terjadi peningkatan dari segi jumlah pendapatan karena jasa simpan pinjam dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, seperti yang tampak
pada lampiran 2 halaman 196-198. Meskipun terjadi kenaikan pada beban usaha dan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera, namun persentase rasionya
tetap mengalami penurunan. Hal tersebut karena persentase kenaikan beban usaha lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan SHU
kotor KSP Jogja Sejahtera.
c. Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup
kemungkinan kerugian akibat besarnya beban karyawan koperasi. Berdasarkan tabel 5.11 halaman 116, pada tahun 2010 rasio ini
menunjukkan hasil sebesar 8,63. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang
diberikan hanya membiayai beban karyawan sebesar Rp 8,63. Pada tahun 2011 rasio efisiensi pelayanan menunjukkan hasil sebesar 9,48. Hasil
tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan hanya membiayai beban karyawan
sebesar Rp 9,48. Pada tahun 2012 rasio efisiensi pelayanan menunjukkan hasil
sebesar 7,64. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan hanya
membiayai beban karyawan sebesar Rp 7,64. Pada tahun 2013 rasio efisiensi pelayanan menunjukkan hasil sebesar 6,33. Hasil tersebut
menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan hanya membiayai beban karyawan sebesar Rp
5,68. Berdasarkan grafik 5.10 dapat pula diketahui bahwa kemampuan
total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kemungkinan kerugian akibat besarnya beban karyawan
koperasi dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun
2012 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio efisiensi pelayanan yaitu 8,63 pada tahun 2010, naik
menjadi 9,48 pada tahun 2011, turun menjadi 7,64 pada tahun 2012, dan turun menjadi 6,33 pada tahun 2013. Pada tahun 2011 terjadi
peningkatan rasio tersebut karena persentase kenaikan total volume pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan beban
karyawan KSP Jogja Sejahtera. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 penurunan rasio efisiensi pelayanan dikarenakan persentase
kenaikan volume pinjaman lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan beban karyawan KSP Jogja Sejahtera.
Dalam hal ini persentase kenaikan beban karyawan KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 24,85 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan
persentase kenaikan sebesar 9,24 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta persentase kenaikan sebesar 17,21 dari tahun 2012 sampai tahun
2013. Persentase kenaikan total volume pinjaman KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 13,76 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan
sebesar 35,52 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,32 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan
atau penurunan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 220 dan lampiran 8.3 halaman 224.
Berdasarkan tabel 5.11 halaman 116, dapat diketahui bahwa jumlah beban karyawan semakin meningkat dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013. Kenaikan beban karyawan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan jumlah beban bagi
karyawan pada akun-akun nominal di laporan perhitungan hasil usaha. Penambahan yang cukup signifikan terjadi akun beban tenaga kerja yang
terdiri dari beban gaji, bonus, THR, dan transportasi, seperti yang tampak pada lampiran 2 halaman 196-198.
4. Aspek Likuiditas
Penilaian aspek likuiditas bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio aspek likuiditas berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera
tahun 2010 sampai dengan 2013, adalah sebagai berikut:
a. Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan kas dan bank yang dimiliki koperasi. Berdasarkan tabel 5.12 halaman 118, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar
71,14. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100 kewajiban lancar dijamin dengan Rp 71,14 kas dan bank
yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio kas dan bank terhadap kewajiban