anggota dan partisipasi bruto tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.3 halaman 222-223.
Berdasarkan tabel 5.9 halaman 112, dapat diketahui bahwa jumlah beban operasi anggota dan partisipasi bruto semakin meningkat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan beban operasi anggota KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi
penambahan jumlah dana yang dipinjam oleh KSP Jogja Sejahtera dari pihak ketiga, sehingga beban bunga juga semakin bertambah. Selain itu,
kenaikan beban non operasional juga mempengaruhi bertambahnya beban operasi bagi anggota. Sedangkan kenaikan partisipasi bruto karena terjadi
peningkatan pendapatan jasa simpan pinjam, pendapatan provisi dan komisi kredit, pendapatan administrasi kredit, serta pendapatan denda
angsuran dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, seperti yang tampak pada lampiran 4.2 halaman 204.
b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kemungkinan kerugian akibat
besarnya beban usaha koperasi. Dalam hal ini, beban usaha KSP Jogja Sejahtera merupakan jumlah beban yang dikeluarkan dalam mendukung
kegiatan operasinya. Berdasarkan tabel 5.10 halaman 114, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 268,09. Hasil tersebut
menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100 SHU kotor harus membiayai beban usaha sebesar Rp 268,09. Pada tahun 2011 rasio
beban usaha terhadap SHU kotor menunjukkan hasil sebesar 163,91. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100
SHU kotor harus membiayai beban usaha sebesar Rp 163,91. Pada tahun 2012 rasio beban usaha terhadap SHU kotor
menunjukkan hasil sebesar 111,24. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100 SHU kotor harus membiayai beban
usaha sebesar Rp 111,24. Pada tahun 2013 rasio beban usaha terhadap SHU kotor menunjukkan hasil sebesar 91,35. Hasil tersebut
menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 SHU kotor harus membiayai beban usaha sebesar Rp 91,35.
Berdasarkan grafik 5.9 dapat pula diketahui bahwa kemampuan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kemungkinan kerugian
akibat besarnya beban usaha koperasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari persentase
rasio beban usaha terhadap SHU kotor yaitu 268,08 pada tahun 2010, 163,91 pada tahun 2011, 111,24 pada tahun 2012, dan 91,35 pada
tahun 2013. Penurunan rasio beban usaha terhadap SHU kotor dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan persentase kenaikan SHU kotor
lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kenaikan beban usaha KSP Jogja Sejahtera.
Dalam hal ini persentase kenaikan beban usaha KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 21,64 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan persentase
kenaikan sebesar 4,75 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta
persentase kenaikan sebesar 7,14 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar
98,95 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 54,35 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 30,47 dari
tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan beban usaha dan SHU kotor tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.3 halaman 223-224.
Berdasarkan tabel 5.10 halaman 114, dapat diketahui bahwa jumlah beban usaha dan SHU kotor semakin meningkat dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013. Kenaikan beban usaha KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan jumlah beban
pada akun-akun nominal di laporan perhitungan hasil usaha. Penambahan yang cukup signifikan terjadi akun beban tenaga kerja dan munculnya
beban-beban operasional lain, seperti yang tampak pada lampiran 2 halaman 196-198. Sedangkan kenaikan SHU kotor bertambah karena
terjadi peningkatan dari segi jumlah pendapatan karena jasa simpan pinjam dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, seperti yang tampak
pada lampiran 2 halaman 196-198. Meskipun terjadi kenaikan pada beban usaha dan SHU kotor KSP Jogja Sejahtera, namun persentase rasionya
tetap mengalami penurunan. Hal tersebut karena persentase kenaikan beban usaha lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan SHU
kotor KSP Jogja Sejahtera.