d Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan promosi ekonomi anggota merupakan laporan yang menyajikan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi
selama satu tahun tertentu. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam laporan promosi ekonomi anggota yaitu:
1 Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama. 2
Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. 3
Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. 4
Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. e
Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan
disclosures yang memuat: 1
Perlakuan akuntansi antara lain mengenai: a
Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.
b Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian
persediaan, piutang dan sebagainya. c
Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
2 Pengungkapan informasi lain antara lain:
a Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota
baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktik, atau yang telah
dicapai oleh koperasi. b
Aktivitas operasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian,
usaha, manajemen
yang diselenggarakan untuk anggota, dan penciptaan lapangan
usaha baru untuk anggota. c
Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.
d Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari
transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. e
Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.
f Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik
koperasi. g
Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta.
h Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.
i Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.
j Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan
penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
i. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi
Analisis kinerja keuangan pada koperasi sangat penting dilakukan, apalagi mengingat koperasi perlu mengetahui kinerja keuangannya
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi. Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan pada
koperasi yaitu dengan melakukan analisis rasio keuangan. Dalam hal ini penilaian kinerja keuangan difokuskan pada koperasi
simpan pinjam, sehingga pedoman yang digunakan adalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor 20PerM.KUKMXI2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP dan Unit Simpan Pinjam USP
Koperasi. Adapun aspek yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi simpan pinjam KSP dan unit simpan pinjam USP Koperasi
adalah sebagai berikut:
1 Aspek Permodalan
Dalam hal ini aspek permodalan dinilai untuk mengetahui informasi mengenai kecukupan modal koperasi dalam mendukung
kegiatan operasionalnya. Selain itu, penilaian aspek ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyerap kerugian akibat investasi dan penurunan nilai aktiva Putri, 2013:20.
Adapun penilaian aspek permodalan didasarkan pada: a
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio ini membandingkan antara modal sendiri dengan total aset koperasi. Modal sendiri merupakan modal yang menanggung
risiko modal ekutif yang berasal dari jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik
sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha SHU. Sedangkan Berdasarkan Keputusan
Menteri BUMN No. Kep-100MBU2002 dinyatakan bahwa total aset adalah total aset dikurangi dengan dana-dana yang belum
ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang
bersangkutan. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Perhitungan rasio ini, ditetapkan sebagai berikut: 1
Untuk rasio antara modal sendiri dengan total aset lebih kecil atau sama dengan 0 diberikan nilai 0.
2 Untuk setiap kenaikan rasio 4 mulai dari 0 nilai tambah 5
dengan maksimum nilai 100. 3
Untuk rasio lebih besar dari 60 sampai rasio 100 setiap kenaikan rasio 4 nilai dikurangi 5.
4 Nilai dikalikan bobot sebesar 6, maka diperoleh skor
permodalan. Adapun standar perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 80
≤ x ≤ 100 25
6 1,50
Tidak Baik 60
≤ x 80 50
6 3,00
Kurang Baik 40 ≤ x 60
100 6
6,00 Baik
2 0 ≤ x 40
50 6
3,00 Kurang Baik
0 ≤ x 20 25
6 1,50
Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 14PerM.KUKMXII2009
b Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang
Berisiko
Penilaian rasio ini menggunakan perbandingan modal sendiri dengan pinjaman diberikan yang berisiko. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa modal sendiri merupakan modal yang menanggung risiko modal ekutif yang berasal dari jumlah
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah,
cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha SHU. Sedangkan pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan
oleh koperasi simpan pinjam KSP dan unit simpan pinjam USP Koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan
yang memadai atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat