Teori Determinan ASI Eksklusif .1 Pengertian ASI Eksklusif

menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. 2.2. Tinjauan tentang Determinan Pemberian ASI Eksklusif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012, Determinan adalah faktor- faktor yang menentukan. Prilaku Kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam diri manusia itu sendiri faktor internal maupun dari luar faktor eksternal. Ada beberapa model yang menganalisis determinan perilaku kesehatan, antara lain model Karr dan model Green. Perilaku dalam Notoadmojo 2007, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh organisme yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku dibagi dalam 2 jenis yaitu, perilaku yang dapat diamati oleh orang lain seperti: berjalan, berpakaian, berbicara dan bereaksi, dan lain lain. Yang kedua adalah perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain seperti: emosi, berfikir, persepsi dan lain sebagainya.

2.2.1 Teori Determinan

Tahun 1983, Snchandu B. Karr mengemukan teori yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan ditemukan oleh lima determinan perilaku Notoatmodjo, 2010. Determinan tersebut adalah : Universita Sumatera Utara 1. Niat seseorang untuk mengambil tindakan sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya 2. Dukungan sosial atau legitimasi dari masyarakat di sekitarnya yang diperlukan pada saat hendak mengambil tindakan. 3. Ketersediaan informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan 4. Otonomi atau kebebasan seseorang dalam mengambil keputusan. Situasi dan kondisi yang tepat, yang memungkinkan untuk mengambil tindakan. Hal ini bisa berarti luas seperti misalnya fasilitas yang tersedia atau kemampuan ekonomi yang dimiliki. Menurut Soetjiiningsih dalam Ida 2012, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah: 1 faktor sosial budaya seperti: kesibukan ibu, pekerjaan ibu, meniru tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol, 2 faktor psikologis seperti: takut kehilangan kecantikan sebagai wanita, segan dengan keadaan di lingkungan sekitar, 3 Faktor fisik Ibu: keadaan sakit dan sehat Ibu, 4 faktor petugas kesehatan seperti: pemberian informasi dan penerangan tentang manfaat ASI, 5 Promosi tentang susu kaleng, dan 6 Penjelasan yang salah dari petugas kesehatan. Ada banyak hal yang mempengaruhi perilaku Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Menurut Suraat madja dalam Septia Utami 2012, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI diantaranya yaitu: perubahan sosial budaya, faktor psikologi, faktor fisik Ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu formula dan penerangan yang salah. Universita Sumatera Utara Pemberian ASI Eksklusif adalah suatu bentuk pilihan dari prilaku seorang Ibu. Lawrence Green dalam Notoadmojo 2007, menjelaskan ada 3 faktor yang mempengaruhi prilaku, yaitu fakor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Dalam hal ini ketiga faktor tersebut mempengaruhi prilaku Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya Inayah Abdullah, 2013. Beberapa teori lain tentang perilaku, diantara dikemukan oleh: 1. Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya Notoatmodjo, 2010. 2. Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari karakteristik individu Azwar, 2010. Skiner dalam Notoatmodjo 2010, merumuskan perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang faktor eksternal dan respon merupakan faktor dalam Universita Sumatera Utara diri orang yang bersangkutan faktor internal. Skiner membagi perilaku menjadi dua kelompok: a. Perilaku tertutup, dimana respon terhadap stimulus belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas. Respon seseorang masih terbatas pada bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. b. Perilaku terbuka, dimana respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati orang lain dari luar Notoatmodjo, 2010. Perilaku kesehatan merupakan suatu aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati observable maupaun yang tidak dapat diamati unobservable yang bekaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seseorang. Pemeliharan kesehatan ini mencakup melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkat kesehatan, dan mencari penyembuhan bila tekena masalah kesehatan Notoatmodjo, 2010. Gochman dalam Glanz dalam Rochman 2011, menifinisikan perilaku kesehatan adalah atribut-atribut seperti keyakinan, harapan, motivasi, nilai-nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya, Karakteristik individu termasuk pengaruh sifat dan tingkat emosional, pola perilaku terbuka, kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, perbaikan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Universita Sumatera Utara Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah umur, tingkat pendidikan, pengetahuan,dan sikap Ibu menyusui. Faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Elizabeth, BH dalam Wahit 2006. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20-35 tahun.Menurut Notoadmojo 2003, pada umur 25- 35 tahun adalah waktu reproduksi yang paling baik. Berdasarkan hasil penelitian Kusmayanti 2005, bahwa semakin meningkat umur maka presentase berpengetahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan mobilitas yang meningkat. 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan penentu manusia untuk berbuat dan menigisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sebagaimana umumnya, semakin tinggi pendidikan semakin mudah mendapat informasi. Pendidikan yang dimiliki oleh ibu berhubungan dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka ibu akan berusaha untuk lebih mengetahui tentang pemberian ASI Eksklusif. Pendidikan akan membuat seseorang ingin mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih tanggap tentang informasi serta peka melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Pendidikan adalah Universita Sumatera Utara aktivitas proses belajar mengajar yang memberikan tambahan pengetahuan, ketrampilan serta dapat mempengaruhi proses berfikir secara sistematis. 3. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, Notoatmodjo, 2007. Tingkatan pengetahuan menurut notoatmodjo terdiri dari tahu know, memahami comprehension, Aplikasi application, Analisis analysis, sintesis synthesis, evaluasi evaluation. Pengetahuan ibu tentang Asi merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui. Tahaeb et al dalam Abdullah et al 2004, Menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI. 4. Sikap Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan suatu predisposisi tindakan atau perilaku Wahit, 2006. Alport 1954 dalam Notoatmodjo 2003, menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen utama yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek c. Kecenderungan untuk bertindak trend to behave Universita Sumatera Utara Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Penelitian Nurpelita 2007, menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. 5. Ketersediaan TempatFasilitas Menyusui Mengenai ketersediaan fasilitas, Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 pada pasal 30 mengatur tentang penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan memerah ASI. Pengurus tempat kerja atau penyelenggara tempat sarana umum wajib menyediakan fasilitas khusus ini. Faktor penguat merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku yang memberi ganjaran, insentif, atau hukuman atas perilaku dan berperan bagi menetap dan meleyapnya perilaku itu. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor penguat dapat berupa: 1. Dukungan Suami dan Keluarga Keluarga adalah sebagai unit yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja menurut jenis kelamin Potter Perry, 2005. Suami dan keluarga memiliki peran dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadani 2009, yang menyatakan bahwa Ibu yang didukung Suami mempunyai kecenderungan untuk menyusui eksklusif 3 kali dibandingkan dengan yang tidak didukung suami. Menurut penelitian Diana 2007, ibu yang tinggal serumah dengan ibunya atau nenek mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan MP-ASI dini pada Universita Sumatera Utara bayi, bahkan ada ibu yang memberikan MP-ASI mulai bayi usia 11 hari atau setelah tali pusat lepas. Walaupun ibu mengetahui bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini dapat mengganggu kesehatan bayi namun mereka beranggapan bahwa jika bayi tidak mengalami gangguan maka pemberian MP-ASI dapat dilanjutkan. Selain itu kebiasaan pemberian MP-ASI dini telah dilakukan turun-temurun dan tidak pernah menimbulkan masalah. 2. Dukungan Petugas Kesehatan Setiap kontak yang yang dimiliki oleh seorang petugas kesehatan dengan seorang Ibu adalah merupakan kesempatan untuk mendorong dan mempertahankan perilaku menyusui. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan adalah cara untuk mengetahui apakah bayi cukup mendapatkan ASI Depkes, 2007.

2.2.2 Tanggap Darurat Bencana Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan