buku inventaris kekayaan secara umum, namun tidak pernah menggunakan informasi tersebut.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada perhitungan tingkat penggunaan buku persediaan barang adalah 2,37. Nilai rata-rata tersebut tergolong
dalam kategori rendah. Kategori rendah dalam penggunaan buku persediaan barang dagang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak
menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang buku persediaan barang secara umum, tetapi mereka tidak pernah
menggunakan informasi tersebut.
b. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
Berikut adalah sebaran jawaban responden penelitian pada pernyataan penggunaan informasi akuntansi manajemen:
Tabel 5.6. Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
Penggunaan Informasi
Akuntansi Manajemen
Tingkat Penggunaan Skor
1 2
3 4
5 Sangat
Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Total Rata-
Rata f
f f
f f
1 Laporan gaji
karyawan 5
16,67 24 80,00 0
0,00 0 0,00 1
3,33 58
1,93 2
Laporan biaya produksi
4 13,33
23 76,67 2 6,67 0 0,00
1 3,33
61 2,03
3 Anggaran
biaya produksi 4
13,33 24 80,00 1
3,33 0 0,00 1
3,33 60
2,00 4
Laporan persediaan
2 6,67
18 60,00 9 30,00 0 0,00 1
3,33 70
2,33 Rerata
2,08 Sumber: data primer, 2017
Tabel yang menggambarkan sebaran jawaban responden penelitian pada penggunaan informasi akuntansi manajemen di atas dapat disajikan
dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 5.2 Rata-rata Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
Sumber: data primer, 2017
Penggunaan informasi akuntansi manajemen dapat dilihat pada tabel 5.6 maupun gambar 5.2. Secara keseluruhan penggunaan informasi
akuntansi manajemen pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata 2,08, artinya secara rata-rata responden telah
mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen, namun tidak menggunakan informasi tersebut sebagai alat bantu pengambilan
keputusan dalam usahanya.
5 10
15 20
25 30
Laporan gaji karyawan
Laporan biaya produksi
Anggaran biaya produksi
Laporan persediaan
Ju m
lah U
M K
M
1 Sangat Rendah 2 Rendah
3 Sedang 4 Tinggi
5 Sangat Tinggi =1,93
=2,03 =2,00
=2,33
Tabel dan gambar di atas juga menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh masing-masing item informasi akuntansi manajemen. Nilai rata-
rata tertinggi yaitu sebesar 2,33 terdapat pada penggunaan laporan persediaan, sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 1,93 terdapat
pada penggunaan laporan gaji karyawan. Akan tetapi, nilai rata-rata tertinggi dan terendah tersebut masih tergolong dalam satu kategori
penggunaan informasi akuntansi manajemen yang sama yaitu kategori rendah karena keduanya mendekati angka 2. Kategori rendah tersebut
memiliki makna bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui baik tentang laporan persediaan maupun laporan gaji karyawan secara umum,
tetapi tidak menggunakannya dalam untuk membantu kegiatan manajerial UMKM.
Berikutnya, penggunaan informasi akuntansi manajemen berupa anggaran biaya produksi juga tergolong dalam kategori rendah dengan
nilai rata-rata sebesar 2,00. Artinya secara rata-rata, responden telah mengetahui tentang anggaran biaya produksi secara umum, tetapi tidak
menggunakannya dalam kegiatan usaha. Demikian pula dengan penggunaan laporan biaya produksi pada UMKM batik di wilayah ini.
Penggunaan laporan biaya produksi juga tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata untuk laporan biaya produksi
sebesar 2,03. Kategori rendah tersebut memiliki makna bahwa secara rata- rata responden telah mengetahui tentang laporan biaya produksi secara
umum, tetapi tidak menggunakannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
Tabel 5.7 di bawah ini menggambarkan sebaran jawaban responden penelitian pada pernyataan penggunaan informasi akuntansi
keuangan:
Tabel 5.7. Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
Penggunaan Informasi
Akuntansi Keuangan
Tingkat Penggunaan Skor
1 2
3 4
5 Sangat
Rendah Rendah Sedang
Tinggi Sangat
Tinggi Total
Rata- Rata
f f
f f
f
1 Neraca 1
3,33 28 93,33 1 3,33 0 0,00
0 0,00 60
2,00 2
Laporan Laba Rugi
0,00 29 96,67 1 3,33 0 0,00
0 0,00 61
2,03 3
Laporan Perubahan
Ekuitas 10 30,00 20 70,00 0 0,00 0
0,00 0 0,00
50 1,67
4 Laporan Arus
Kas 10 33,33 20 63,33 0 3,33 0
0,00 0 0,00
50 1,67
5 Catatan Atas
Laporan Keuangan
17 53,33 13 46,67 0 0,00 0 0,00
0 0,00 43
1,43 Rerata
1,76
Sumber: data primer, 2017
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis data, sebaran jawaban responden penelitian pada penggunaan informasi akuntansi
keuangan juga dapat digambarkan melalui diagram batang. Diagram batang di bawah ini yang merupakan hasil ringkasan dari tabel yang
disajikan di atas: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumber: data primer, 2017
Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penggunaan
informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak memperoleh nilai rata-rata sebesar 1,76. Nilai rata-rata yang mendekati
angka 2 tersebut tergolong dalam kategori tingkat penggunaan rendah. Kategori rendah tersebut dapat diartikan bahwa secara rata-rata, responden
telah mengetahui adanya informasi akuntansi keuangan secara umum, namun belum menggunakannya untuk membantu penilaian kinerja
UMKM. Berdasarkan tabel 5.7 juga dapat diketahui bahwa tidak ada UMKM batik yang tergolong dalam kategori tinggi maupun sangat tinggi
pada penggunaan
informasi akuntansi
keuangan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang sering bahkan teratur
dalam menggunakan informasi akuntansi keuangan pada kegiatan usahanya.
5 10
15 20
25 30
Neraca Laporan
Laba Rugi Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan
Keuangan
F re
k u
en si
UM KM
1 Sangat Rendah 2 Rendah
3 Sedang 4 Tinggi
5 Sangat Tinggi =2,03
=1,43 =1,67
=1,67 =2,00
Gambar 5.3 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
Dari hasil analisis masing-masing item penggunaan informasi akuntansi keuangan, nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi
keuangan yang tertinggi terdapat pada laporan laba rugi yaitu sebesar 2,03, sedangkan nilai rata-rata yang terendah terdapat pada catatan atas laporan
keuangan yaitu sebesar 1,43. Nilai rata-rata penggunaan laporan laba rugi sebesar 2,03 dapat diklasifikasikan dalam kategori rendah. Artinya secara
rata-rata, responden telah mengetahui tentang laporan laba rugi secara umum, tetapi tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Berbeda
dengan hal tersebut, nilai rata-rata penggunaan catatan atas laporan keuangan sebesar 1,43 dapat diklasifikasikan dalam kategori sangat
rendah. Artinya secara rata-rata, responden tidak pernah menggunakan informasi tersebut karena sama sekali tidak tahu tentang catatan atas
laporan keuangan. Penggunaan neraca pada UMKM batik di Kecamatan Pandak
memperoleh nilai rata-rata sebesar 2,00. Nilai rata-rata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini berarti secara rata-rata, responden telah
mengetahui tentang neraca secara umum, tetapi tidak menggunakannya untuk pengelolaan usaha.
Hal serupa terjadi pula pada penggunaan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak. Gambar
5.3 menunjukkan bahwa penggunaan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu sebesar 1,63.
Nilai rata-rata yang termasuk dalam kategori rendah tersebut memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makna bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas secara umum, tetapi tidak
menggunakannya dalam pengelolaan keuangan usaha. d.
Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan Hasil analisis yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya dapat
menggambarkan penggunaan informasi akuntansi secara keseluruhan. Berikut adalah hasil analisis penggunaan informasi akuntansi secara
keseluruhan:
Tabel 5.8 Hasil Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan
Penggunaan Informasi Akuntansi Rata-rata
Penggunaan Informasi Operasi 2,31
Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen 2,08
Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan 1,76
Rerata 2,05
Sumber: data primer, 2017
Hasil analisis data mengenai penggunaan informasi akuntansi secara komprehensif dapat disajikan dalam sebuah diagram batang berikut ini:
Gambar 5.4. Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan
Sumber: data primer, 2017
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5 5
Operasi Manajemen
Keuangan
Nila i
Ra ta
-ra ta
m a
x =
5
Penggunaan Informasi Akuntansi
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan, penggunaan informasi akuntansi memiliki nilai rata-rata mendekati 2
kategori rendah yaitu 2,05. Hal tersebut berarti secara rata-rata responden mengetahui adanya informasi akuntansi, namun tidak menggunakannya
sebagai informasi yang membantu UMKM batik yang dikelola. Nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi yang tertinggi
terdapat pada penggunaan informasi operasi dengan nilai rata-rata 2,31, sedangkan nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi yang terendah
terdapat pada penggunaan informasi akuntansi keuangan dengan nilai rata- rata sebesar 1,76. Di antara keduanya, penggunaan informasi akuntansi
manajemen memiliki nilai rata-rata sebesar 2,08. Ketiga nilai rata-rata tersebut tergolong dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa
secara rata-rata, responden telah mengetahui baik tentang informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, maupun informasi akuntansi
keuangan secara umum, namun mereka tidak menggunakan informasi- informasi tersebut pada kegiatan usaha.
e. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden
Analisis penggunaan informasi akuntansi per responden bertujuan untuk menelusuri responden yang memiliki rata-rata tertinggi dan rata-rata
terendah. Penggunaan informasi akuntansi untuk 30 responden penelitian secara detail ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 5.9. Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden
No Responden
Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi Rata-rata
Keseluruhan Operasi
Manajemen Keuangan
Rata-rata Rata-rata
Rata-rata
1 1.75
1.75 1.60
1.70 2
1.88 2.25
2.00 2.04
3 2.25
2.00 1.60
1.95 4
1.75 1.00
1.80 1.52
5 1.75
2.00 1.80
1.85 6
2.25 2.00
2.00 2.08
7 1.63
2.00 1.60
1.74 8
1.88 2.00
2.00 1.96
9 3.25
2.25 2.00
2.50 10
2.13 2.25
2.00 2.13
11 2.38
2.00 1.40
1.93 12
3.13 2.25
2.00 2.46
13 1.88
1.75 1.40
1.68 14
2.88 2.00
2.00 2.29
15 1.63
2.00 1.40
1.68 16
3.38 2.75
2.00 2.71
17 2.88
2.50 2.00
2.46 18
1.75 2.25
1.60 1.87
19 2.25
1.00 1.40
1.55
20 1.75
1.25 1.40
1.47 21
4.00 5.00
2.40 3.80
22 2.00
2.00 2.00
2.00 23
2.63 2.25
1.40 2.09
24 1.75
2.00 1.40
1.72 25
2.38 2.00
2.00 2.13
26 1.75
1.50 1.20
1.48 27
2.88 2.25
2.00 2.38
28 1.75
2.00 1.80
1.85 29
3.13 2.00
1.80 2.31
30 2.63
2.00 1.80
2.14
Rata-rata 2.31
2.08 1.76
2.05
Sumber: data primer, 2017
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi per responden dapat disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram
batang berikut ini:
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.9 dan gambar 5.5 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,8
dari skala maksimum 5 terdapat pada responden nomor 21 yaitu Bapak Budi Batik Budi Harjono yang mendirikan usahanya sejak tahun 2005.
Batik Budi Harjono merupakan UMKM batik terbesar di wilayah penelitian dengan omzet Rp 1.200.000.000,00 per tahun dan jumlah
karyawan sebanyak 32 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh Batik Budi Harjono tersebut tergolong dalam kategori tinggi. Artinya UMKM tersebut
sering menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya.
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai rata
-rata
Nomor Responden
Gambar 5.5 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden
Penggunaan informasi akuntansi dengan nilai rata-rata terendah sebesar 1,47 dari skala maksimum 5 terdapat pada responden nomor 20
yaitu Bapak Panji Batik Pasindra yang telah mendirikan usahanya sejak tahun 1989. Batik Pasindra sebenarnya bukan merupakan UMKM batik
terkecil di wilayah penelitian karena memiliki omzet Rp 180.000.000,00 per tahun dan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Nilai rata-rata yang
diperoleh Batik Pasindra tersebut tergolong pada kategori sangat rendah. Kategori rendah dapat diartikan bahwa UMKM tersebut tidak
menggunakan informasi akuntansi karena tidak mengetahuinya.
f. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM pada bab IV pasal 6, klasifikasi ukuran usaha
dapat dilakukan berdasarkan hasil penjualan per tahun yang diperoleh suatu usaha. Hasil analisis data mengenai karakteristik responden pada
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 UMKM yang menjadi responden, 18 UMKM tergolong dalam Usaha Mikro, 12 UMKM
tergolong dalam Usaha Kecil, dan tidak ada UMKM atau responden yang tergolong dalam Usaha Menengah. Artinya, tidak ada responden yang
memperoleh hasil penjualan lebih dari Rp2.500.000.000,00 per tahun. Berdasarkan klasifikasi ukuran usaha di atas, selanjutnya dilakukan
analisis penggunaan informasi akuntansi per ukuran usaha yang bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi pada
masing-masing ukuran usaha. Pada penelitian ini tidak ada responden yang tergolong dalam Usaha Menengah, sehingga analisis data penggunaan
informasi akuntansi per ukuran usaha hanya dilakukan untuk responden yang tergolong dalam Usaha Mikro dan Usaha Kecil. Berikut adalah
sebaran jawaban responden yang tergolong dalam Usaha Mikro tentang penggunaan informasi akuntansi yang disajikan dalam tabel 5.10:
Tabel 5.10 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro
No No
Responden Penggunaan Informasi Akuntansi
Rata-rata Keseluruhan
Operasi Manajemen
Keuangan Rata-rata
Rata-rata Rata-rata
1 1
1.75 1.75
1.60 1.70
2 3
2.25 2.00
1.60 1.95
3 4
1.75 1.00
1.80 1.52
4 6
2.25 2.00
2.00 2.08
5 7
1.63 2.00
1.60 1.74
6 8
1.88 2.00
2.00 1.96
7 10
2.13 2.25
2.00 2.13
8 11
2.38 2.00
1.40 1.93
9 12
3.13 2.25
2.00 2.46
10 13
1.88 1.75
1.40 1.68
11 15
1.63 2.00
1.40 1.68
12 18
1.75 2.25
1.60 1.87
13 20
1.75 1.25
1.40 1.47
14 22
2.00 2.00
2.00 2.00
15 24
1.75 2.00
1.40 1.72
16 26
1.75 1.50
1.20 1.48
17 28
1.75 2.00
1.80 1.85
18 30
2.63 2.00
1.80 2.14
Rata-rata 2.00
1.89 1.67
1.85
Sumber: data primer, 2017
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Mikro dapat disajikan dalam
bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 5.6 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.10 dan gambar 5.6 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi pada reponden yang tergolong dalam
Usaha Mikro memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 1,85. Nilai rata- rata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan
bahwa secara rata-rata responden yang tergolong dalam Usaha Mikro telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak
menggunakannya dalam kegiatan usaha. Responden yang memperoleh nilai rata-rata terendah dari
keseluruhan 30 responden yang telah dianalisis pada sub bab sebelumnya ternyata termasuk dalam responden dengan skala Usaha Mikro. Responden
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
1 3
4 6
7 8
10 11 12 13 15 18 20 22 24 26 28 30
N il
a i
ra ta
-r a
ta
Nomor Responden
tersebut adalah responden nomor 20 yang memiliki nilai rata-rata sebesar 1,47. Nilai rata-rata yang tergolong sangat rendah tersebut menunjukkan
bahwa responden tersebut tidak menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya karena sama sekali tidak mengetahui tentang informasi
akuntansi. Setelah dilakukan analisis data pada responden yang tergolong
dalam Usaha Mikro, selanjutnya dilakukan analisis data untuk penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Kecil.
Berikut adalah sebaran jawaban responden yang tergolong dalam Usaha Kecil tentang penggunaan informasi akuntansi yang disajikan dalam tabel
5.11:
Tabel 5.11 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil
No No
Responden Penggunaan Informasi Akuntansi
Rata-rata Keseluruhan
Operasi Manajemen
Keuangan Rata-rata
Rata-rata Rata-rata
1 2
1.88 2.25
2.00 2.04
2 5
1.75 2.00
1.80 1.85
3 9
3.25 2.25
2.00 2.50
4 14
2.88 2.00
2.00 2.29
5 16
3.38 2.75
2.00 2.71
6 17
2.88 2.50
2.00 2.46
7 19
2.25 1.00
1.40 1.55
8 21
4.00 5.00
2.40 3.80
9 23
2.63 2.25
1.40 2.09
10 25
2.38 2.00
2.00 2.13
11 27
2.88 2.25
2.00 2.38
12 29
3.13 2.00
1.80 2.31
Rata-rata 2.77
2.35 1.90
2.34
Sumber: data primer, 2017
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Kecil dapat disajikan dalam
bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram batang berikut ini:
Gambar 5.7 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.11 dan gambar 5.7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi pada reponden yang tergolong dalam
Usaha Kecil memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 2,34. Nilai rata- rata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan
bahwa secara rata-rata responden yang tergolong dalam Usaha Kecil telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak
menggunakannya dalam kegiatan usaha. Responden yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi dari
keseluruhan 30 responden yang telah dianalisis pada sub bab sebelumnya ternyata termasuk dalam responden dengan skala Usaha Kecil. Responden
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
2 5
9 14
16 17
19 21
23 25
27 29
N il
ai R
at a
-rat a
Nomor Responden
tersebut adalah responden nomor 21 yang memiliki nilai rata-rata sebesar 3,8. Nilai rata-rata yang tergolong tinggi tersebut menunjukkan bahwa
responden tersebut telah sering menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data pada sub bab sebelumnya, pembahasan mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM Batik di Kecamatan
Pandak, Kabupaten Bantul dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Penggunaan Informasi Operasi
Informasi operasi berisikan informasi mengenai operasi perusahaan secara terinci. Informasi operasi dapat dijadikan sebagai informasi dasar
yang nantinya dapat digunakan pihak manajemen untuk menghasilkan dua jenis informasi akuntansi lainnya yaitu informasi akuntansi manajemen dan
informasi akuntansi
keuangan. Informasi
akuntansi manajemen
diperuntukkan bagi pihak-pihak internal perusahaan, sedangkan informasi akuntansi keuangan diperuntukkan bagi pihak-pihak eksternal perusahaan.
lnformasi akuntansi yang terdiri dari tiga bentuk informasi tersebut akan menggambarkan semua kegiatan dalam perusahaan yang berhubungan
dengan akuntansi. Informasi yang diterima suatu perusahaan seperti pesanan pelanggan, jumlah produksi, jumlah persediaan barang, jumlah upah
karyawan, jumlah utang dan piutang, harga beli dan harga jual, jumlah mesin dan peralatan, jumlah modal, besarnya laba yang diperoleh atau rugi
yang ditanggung perusahaan, dan lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penggunaan informasi operasi pada responden penelitian tergolong rendah yaitu dengan
nilai rata-rata 2,31. Hal ini berarti secara rata-rata responden tidak menggunakan buku kas masuk, buku kas keluar, buku hutang, buku piutang,
buku inventaris kekayaan, buku persediaan barang, buku pembelian, dan buku penjualan pada kegiatan usahanya, namun mereka telah mengetahui
adanya informasi operasi tersebut secara umum. Pembahasan mengenai penggunaan masing-masing item informasi
operasi dapat dipaparkan sebagai berikut: a.
Buku Kas Masuk dan Buku Kas Keluar Tingkat penggunaan informasi operasi pada UMKM batik di
Kecamatan Pandak yang tertinggi adalah buku kas masuk dan buku kas keluar dengan nilai rata-rata yang sama yakni sebesar 2,93. Nilai rata-
rata yang mendekati angka 3 tersebut menunjukkan bahwa tingkat penggunaan buku kas masuk dan buku kas keluar pada UMKM batik di
wilayah ini tergolong sedang. Hal tersebut memiliki makna bahwa secara rata-rata, responden kadang-kadang menggunakan kedua
informasi operasi tersebut. Informasi yang diperoleh dari buku kas masuk dan buku kas keluar digunakan pemilik UMKM untuk
mengetahui besarnya uang kas yang diperoleh dan yang dikeluarkan. Responden sebagai pemilik UMKM batik setidaknya telah memiliki
perhatian dan orientasi terhadap besarnya pengeluaran dan pemasukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kegiatan usahanya, walaupun penggunaan informasi kas masuk dan kas keluar tersebut belum dilakukan secara rutin.
b. Buku Hutang dan Buku Piutang
Buku hutang dapat membantu pemilik UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai rincian utang dagang UMKM
kepada masing-masing kreditur. Buku piutang juga dapat membantu pemilik UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai rincian
piutang dagang menurut masing-masing pelanggannya. Pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak juga melakukan transaksi hutang
dan piutang, namun mereka tidak menggunakan buku hutang dan piutang untuk mendapatkan informasi rincian kedua jenis transaksi
tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan buku hutang dan
piutang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak memiliki nilai rata- rata yang sama yakni 2,47. Nilai rata-rata yang tergolong rendah
tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata responden mengetahui tentang buku hutang dan piutang secara umum, namun tidak
menggunakan kedua informasi tersebut. Responden mengaku bahwa pada dasarnya transaksi hutang dan piutang tersebut diselesaikan
secara kekeluargaan dan tidak ada ketentuan-ketentuan khusus terkait hutang dan piutang seperti termin pelunasan, mereka mengandalkan
asas kepercayaan bahwa hutang dan piutangnya pasti akan dilunasi. Responden yang merupakan pemilik UMKM batik di wilayah ini pun
cenderung menggunakan ingatan untuk merekam informasi terkait hutang dan piutang, sehingga mereka merasa tidak memerlukan buku
hutang dan piutang sebagai penyedia informasi mengenai hutang yang masih ditanggung ataupun piutang yang masih menjadi hak UMKM
batik.
Saya emang gak pakai buku utang atau piutang, soalnya biasanya yang ngutang sudah pada kenal,
jadi gak perlu ditulis, pakai asas kepercayaan saja, pasti nanti dibayar. Saya inget-inget aja utang-
utangnya.
Pernyataan di atas merupakan pernyataan salah satu responden yakni Ibu Jumiati sebagai pemilik UMKM Batik Jumiati yang memperkuat
temuan penelitian bahwa terdapat responden yang menggunakan ingatan untuk merekam informasi hutang dan piutangnya.
c. Buku Inventaris Kekayaan
Nilai rata-rata penggunaan buku inventaris kekayaan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah yakni sebesar
2,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata responden mengetahui tentang buku inventaris secara umum, namun tidak
menggunakannya pada kegiatan operasional usaha. Responden sebagai pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak tidak
menggunakan buku inventaris kekayaan sebagai alat bantu yang menyediakan informasi mengenai inventaris kekayaan yang dimiliki
UMKM. Mereka mengaku belum memerlukan informasi mengenai inventaris kekayaan karena inventaris kekayaan yang dimiliki UMKM
tidak begitu banyak sehingga tidak membutuhkan pengelolaan khusus. Inventaris kekayaan yang umum dimiliki oleh UMKM batik di
wilayah ini berupa sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses membatik.
d. Buku Persediaan Barang
Buku persediaan barang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai rincian berbagai persediaan barang yang dimiliki oleh
UMKM. Buku persediaan barang berisikan mutasi persediaan dan saldo tipe jenis persediaan. Informasi yang tertera dalam buku
persediaan barang ini akan seharusnya dapat membantu pemilik UMKM untuk mengontrol persediaan barang yang dimilik oleh
UMKM. Tetapi penggunaan buku persediaan barang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata
sebesar 2,37. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa walaupun secara rata-rata responden mengetahui tentang buku persediaan barang
dagang secara umum, namun mereka tidak menggunakannya sebagai penyedia informasi mengenai persediaan barang dalam usahanya.
Responden cenderung mengandalkan ingatan mereka untuk merekam sekaligus memberikan informasi tentang persediaan barang
daripada membuang waktu untuk membuat buku persediaan barang. Bagi mereka bukanlah hal yang sulit untuk mengingat-ingat
persediaan yang tidak begitu banyak. Mereka pun sudah terbiasa untuk mengingat persediaan barang yang dimiliki. Persediaan barang