Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen

bersama dengan pemilik UMKM. Biasanya pemilik UMKM akan memberikan besaran gaji tertentu dengan target kuantitas dan waktu penyelesaian tertentu. Dengan menggunakan sistem ini, proses produksi akan lebih cepat selesai. Namun, diperlukan pengawasan lebih terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh karyawan sistem borongan, karena mereka akan cenderung mempercepat proses produksi tanpa memperhatikan kualitas hasil produksi. Responden sebagai pemilik UMKM batik tidak menggunakan laporan gaji karyawan untuk mengetahui informasi mengenai besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji karyawan. Beberapa pemilik UMKM batik mengaku tidak melakukan perhitungan khusus untuk pemberian gaji karyawan sistem borongan karena besaran gaji yang disesuaikan berdasarkan kesepakatan awal. Namun, pemilik UMKM batik juga tidak melakukan perhitungan khusus untuk karyawan sistem harian, karena perhitungannya hanya berdasarkan jumlah hari kerja dan gaji per harinya. Dengan demikian, rata-rata responden tidak melakukan evaluasi terhadap jumlah biaya gaji yang dikeluarkannya setiap periode melalui penggunaan laporan gaji karyawan. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian responden terhadap pengeluaran biaya gaji pada usahanya. c. Anggaran Biaya Produksi Mulyadi 2000:14 menyatakan anggaran biaya produksi adalah rencana-rencana biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Informasi yang diperoleh dari anggaran biaya produksi dapat mengendalikan dan mengarahkan kegiatan produksi menjadi lebih efisien untuk mencapai tujuan bersama. Menurut hasil analisis data, tingkat penggunaan anggaran biaya produksi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata 2,00. Secara rata-rata responden telah mengetahui tentang dokumen tersebut secara umum, namun tidak menggunakannya sebagai alat bantu pengendalian kegiatan produksi. Responden mengaku tidak ada perencanaan dan pengawasan khusus dalam melakukan kegiatan produksi. Beberapa UMKM batik yang memiliki showroom memang memproduksi batik untuk stok toko, namun mereka tidak melakukan perencanaan khusus dalam proses produksi. Responden hanya memperkirakan jumlah stok yang harus diproduksi setiap harinya. Pada umumnya kegiatan produksi dilakukan berdasarkan pesanan pelanggan dan dilakukan setiap hari kerja. Responden juga belum memerlukan rancangan anggaran untuk produksi karena skala produksinya masih terbilang kecil dan tidak kompleks. d. Laporan Biaya Produksi Menurut Muhadi dan Siswanto 2001 istilah laporan biaya produksi sering disebut pula dengan laporan harga pokok produksi. Laporan biaya produksi memuat tiga bagian pokok, yaitu data produksi, biaya yang dibebankan, dan perhitungan harga pokok. Informasi yang dihasilkan dari laporan biaya produksi memiliki beragam manfaat, salah satunya adalah sebagai penentu harga jual suatu barang. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penggunaan laporan biaya produksi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata- rata sebesar 2,03. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan biaya produksi beserta manfaatnya secara umum, tetapi tidak menggunakan laporan biaya produksi tersebut. Responden merasa kerepotan dan kesulitan apabila harus membuat laporan biaya produksi, mengingat keseluruhan responden berlatar belakang pendidikan non akuntansi dan hampir seluruh UMKM tidak mempekerjakan karyawan untuk bagian akuntansi, melainkan mereka mengelola keseluruhan aspek usahanya secara mandiri termasuk bagian produksi. Dalam penentuan harga jual, sebagian besar responden cenderung untuk menetapkan harga sesuai dengan harga pasar market based-pricing . Ada beberapa barang yang ditetapkan dengan harga sama dengan tingkat harga di pasar atau ditetapkan lebih tinggi bahkan lebih rendah dari harga di pasar. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara bersama Ibu Jaikem selaku pemilik UMKM Batik Candra yang mengeluhkan bahwa laba yang diperoleh usahanya saat ini tidak sebesar dahulu, hal ini disebabkan karena bahan baku yang dibeli dari pemasok mengalami kenaikan harga. Ibu Jaikem tidak berani untuk menjual batik di atas harga pasar karena takut hasil produksinya tidak laku di pasaran. Oleh sebab itu, beliau lebih memilih untuk merelakan adanya penurunan laba. Beliau berharap kepada pemerintah agar bisa menstabilkan harga bahan baku di pasar. Pemaparan mengenai penggunaan masing-masing item informasi akuntansi manajemen di atas menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen secara umum, namun mereka tidak menggunakan informasi-informasi tersebut dalam usaha mereka. Keadaan tersebut pada umumnya disebabkan karena mereka merasa UMKM yang dikelola belum perlu menggunakan dokumen- dokumen tersebut untuk mendapatkan informasi akuntansi manajemen. Hal ini pun terjadi karena kegiatan manajerial pada UMKM di wilayah ini belum begitu kompleks terlihat dari skala UMKM batik yang masih tergolong dalam skala mikro. Karena kegiatan manajerialnya pun masih sederhana, pemilik UMKM batik sebagai pengelola hanya mengandalkan ingatan dan perkiraan untuk mendapatkan informasi terkait usahanya. Selain tidak ada urgensi, latar belakang pendidikan responden yang seluruhnya berasal dari bidang non akuntansi juga juga menjadi salah satu penyebab responden tidak menggunakan informasi akuntansi manajemen. Mereka kerepotan dan kesulitan untuk mengadministrasikan informasi- informasi tersebut secara mandiri. Mereka pun berpendapat bahwa untuk melakukannya dibutuhkan bantuan tenaga ahli yang berasal dari bidang akuntansi, sedangkan UMKM batik di Kecamatan Pandak pada umumnya belum mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian akuntansi.

3. Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi. Bagi perusahaan berskala besar, informasi akuntansi keuangan menjadi hal yang sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak eksternal perusahaan. Bagi UMKM, informasi akuntansi keuangan seharusnya juga berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan pertanggungjawaban kepada pihak eksternal seperti kreditur dan pemerintah. Dari hasil analisis data pada sub bab sebelumnya, penggunaan informasi akuntansi keuangan pada responden penelitian secara keseluruhan item tergolong rendah dengan nilai rata-rata 1,76. Hal ini berarti secara rata- rata responden mengetahui secara umum tentang neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, namun mereka tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan dalam kegiatan usahanya. Dari keseluruhan penggunaan informasi akuntansi keuangan, laporan laba rugi memiliki nilai rata-rata penggunaan tertinggi yakni sebesar 2,03, artinya secara rata-rata responden mengetahui tentang laporan laba rugi secara umum, namun tidak menggunakannya. Penggunaan informasi akuntansi keuangan terendah adalah catatan atas laporan keuangan dengan nilai rata-rata sebesar 1,43. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara rata-rata responden tidak mengetahui dan tidak menggunakan catatan atas laporan keuangan pada usahanya. Berikut ini pemaparan mengenai penggunaan masing-masing item informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak: a. Laporan Laba Rugi Walaupun responden sebagai pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak telah mengetahui perihal laporan laba rugi secara umum, namun mereka tidak menggunakan laporan laba rugi untuk mengetahui laba yang diperoleh maupun rugi yang ditanggung oleh usahanya. Hal tersebut ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata penggunaan laporan laba rugi yang tergolong rendah yakni sebesar 2,03. Keadaan tersebut secara umum disebabkan karena responden merasa kesulitan dan kerepotan untuk membuat laporan laba rugi sesuai dengan format yang berlaku. Selain itu, responden belum melakukan pemisahan hak pemilik dan perusahaan atau yang biasa dikenal dengan teori entitas, sehingga mereka cenderung tidak menghitung besarnya laba dan rugi usaha karena uang hasil penjualan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal tersebut sangat disayangkan karena pemilik UMKM batik sebagai manajer akan kesulitan untuk mengevaluasi histori perolehan laba dari waktu ke waktu serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan nilai biaya usaha. Seharusnya pemilik UMKM batik juga mampu mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penggunaan laporan laba rugi. b. Neraca Selain laporan laba rugi, salah satu komponen dari laporan keuangan lainnya adalah neraca. Neraca dapat menunjukkan informasi posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu tutup buku dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu Hanafi, 2003:50. Semestinya manfaat tersebut dapat dirasakan oleh UMKM batik di Kecamatan Pandak. Tetapi responden sebagai pemilik UMKM batik di wilayah ini tidak menggunakan neraca sebagai alat penyedia informasi posisi keuangan, padahal mereka telah mengetahui perihal neraca secara umum. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata penggunaan neraca pada UMKM batik di wilayah ini yang masih tergolong rendah yakni sebesar 2,00. Responden belum memperhitungkan dampak keuangan dari transaksi- transaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi selama periode yang bersangkutan terhadap stabilitas usaha secara keseluruhan sekaligus membuat strategi yang akan dipakai demi menjaga kelangsungan usaha tersebut melalui penggunaan neraca. Di sisi lain, responden merasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesulitan untuk menyusun laporan neraca tanpa bantuan ahli akuntansi, sehingga mereka belum menggunakan laporan neraca. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas modal memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama kurun waktu tertentu. Tingkat penggunaan laporan perubahan ekuitas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata- rata sebesar 1,67. Secara rata-rata responden tidak menggunakan laporan perubahan ekuitas untuk menilai pergerakan modal yang dimilikinya walaupun responden telah mengetahui tentang laporan tersebut secara umum. Menurut penuturan beberapa responden melalui wawancara menyebutkan bahwa mereka sebagai pemilik sekaligus pengelola UMKM batik merasa kesulitan untuk menyusun laporan tersebut sesuai dengan format yang berlaku. Lagipula, tidak pemisahan antara hak pemilik modal dan hak perusahaan, sehingga mereka merasa tidak perlu membuat laporan tersebut. d. Laporan Arus Kas Sama halnya dengan laporan perubahan ekuitas, penggunaan laporan arus kas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak juga tergolong rendah dengan nilai rata-rata sebesar 1,67. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan arus kas secara umum, namun mereka tidak menggunakannya. Informasi yang tertera dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kreditur, dan pihak lainnya untuk menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan serta kemampuan entitas membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. Mayoritas UMKM batik di Kecamatan Pandak berskala mikro, oleh sebab itu responden sebagai pemilik UMKM beranggapan bahwa laporan arus kas belum begitu diperlukan mengingat kegiatan pendanaan dilakukan oleh pemilik UMKM sendiri, tidak ada pemisahan antara hak pemilik dan hak perusahaan, serta aliran arus kas belum begitu kompleks. Selain itu, responden juga beranggapan bahwa membuat laporan arus kas akan menyita banyak waktu, demikian penuturan Bapak Mugiyo selaku pemilik Batik ADB: Nggak sempat saya ngurus laporan-laporan kayak gitu mbak, pasti ribet. Saya juga pendapatannya nggak banyak jadi malah rugi kalau buang-buang waktu untuk bikin laporan, mendingan waktunya dipakai untuk mbatik aja. Penuturan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pemilik UMKM batik yang masih kesulitan dan merasa bahwa laporan arus kas tidak memiliki banyak manfaat bagi usahanya. Padahal informasi mengenai arus kas dapat membantu pemilik UMKM untuk menilai atau memprediksi kemampuan usahanya dalam menghasilkan kas pada masa mendatang. e. Catatan Atas Laporan Keuangan CALK Catatan Atas Laporan Keuangan CALK digunakan untuk memberi keterangan detail atas apa yang tertuang dalam laporan keuangan. Baik itu mengenai metode yang dipakai, adanya perubahan